Contoh Naskah Drama Cerita Rakyat (Legenda)

Naskah drama cerita rakyat atau atau yang juga familiar dengan sebutan drama legenda seringkali dipertontonkan diberbagai ajang pementasan drama.

Dan merujuk pada cerita rakyat, tentunya banyak sekali judul yang bisa diambil dalam penyusunan sebuah naskah drama cerita rakyat. Dibawah ini saya sajikan salah satu contoh teks drama cerita rakyat.

Selamat membaca!

Contoh Naskah Drama Cerita Rakyat Untuk 6 Orang


Pengenalan Naskah Drama Cerita Rakyat

Indonesia memiliki berbagai macam budaya, berbeda-beda di berbagai daerah. Salah satu hasil kebudayaan yang ada adalah cerita rakyat.

Cerita yang juga dikenal sebagai cerita tutur atau folklore ini banyak ditemukan di berbagai daerah.

Jawa memiliki banyak cerita rakyat karena kebudayaan bercerita lebih berkembang di Jawa, sehingga banyak cerita dihasilkan tanpa jelas asal usulnya.

BACA JUGA:


Kali ini, contoh naskah drama cerita rakyat yang diangkat adalah cerita Panji dari Jawa Timur.

Agar sebuah pertunjukan drama dapat berlangsung maksimal, dibuatlah sebuah naskah yang berisi garis besar jalan cerita.

Pemain boleh improvisasi, namun tidak boleh menyimpang dari naskah yang ada. Berikut ini contoh naskah drama cerita rakyatbeserta unsur-unsurnya.

Skenario Drama


Cerita Panji berkisah mengenai sepasang kekasih yang harus berpisah karena kekejaman ibu tiri sang perempuan.

Agar lebih maksimal, pemain yang dibutuhkan berjumlah delapan orang. agar lebih jelas, perhatikan skenario di bawah ini.

Tema : Cerita bertema percintaan dibalut suasana kerajaan-kerajaan zaman dulu. 

Ritme

  • Eksposisi: Dua rombongan berpapasan di hutan. Raden Inu, Panji Sumirang, empat orang pengawal.
  • Permasalahan: Raden Inu diminta menikahi Dewi Ajeng. Dewi Liku, Dewi Ajeng, Raden Inu.
  • Komplikasi: Kerajaan Kediri terbakar. Raden Inu, Dewi Liku, Dewi Ajeng, empat orang Pengawal.
  • Penyelesaian: Raden Inu menyelamatkan diri di hutan. Dewi Candra Kirana, Raden Inu, dua orang pengawal.
  • Kesimpulan: Tuhan Maha Adil, jikalau jodoh pasti bertemu. Raden Inu dan Dewi Candra Kirana menikah di Jenggala. Raden Inu, Dewi Candra Kirana.

Pemain :
  1. Raden Inu Kertapati (protagonis), 
  2. Dewi Candra Kirana (protagonis), 
  3. Dewi Liku (antagonis), 
  4. Dewi Ajeng (antagonis), 
  5. Dua orang pengawal Raden Inu (protagonis), 
  6. Dua orang pengawal Panji Sumirang (protagonis).

Latar :
  • a. Waktu : Siang hari 
  • b. Tempat : Hutan dan Kerajaan Kediri

Dialog Drama Cerita Rakyat


Alkisah, seorang pangeran bernama Inu Kertapati pergi menuju Kerajaan Kediri dengan ditemani pengawal.

Di sebuah hutan dalam perjalanan, mereka bertemu dengan rombongan Panji Sumirang dari Kerajaan Asmarantaka yang terkenal jahat di mata orang-orang.

Kedua rombongan berhenti, dan Raden Inu diminta untuk mendatangi rombongan Panji Sumirang oleh dua orang pengawal.

Raden Inu : “Ada apa gerangan Raja memanggil saya?”
Panji Sumirang : “Hendak kemanakah Raden pergi?”
Raden Inu : “Saya hendak pergi ke Kediri, menemui tunangan saya.”
Panji Sumirang : “Siapakah gerangan nama tunangan Raden?”
Raden Inu : “Dewi Candra Kirana.”

Panji Sumirang : “Baiklah, hati-hati dan semoga selamat sampai tujuan. Selamat jalan.”
Kesan jahat Panji Sumirang di mata Inu Kertapati hilang seketika. Ia justru merasa tak asing dengan wajah raja dari seberang itu. Keduanya melanjutkan perjalanan.

Sesampainya di Kediri, kerajaan nampak sepi. Ketika Inu menunggu di paseban, Dewi Liku dan Dewi Ajeng, ibu tiri dan adik tiri Dewi Candra Kirana keluar menemui. 
Dewi Liku : “Apa Kabarmu Inu?”

Raden Inu : “Baik, Ibu. Ibu juga baik-baik saja bukan? Saya kemari ingin 
 bertemu dengan Dewi Candra Kirana. Dimanakah ia gerangan?”
Dewi Liku : “Ia sudah pergi entah kemana, seperti orang gila yang lupa ingatan. Jangan lagi cari 
dia. Menikahlah dengan Dewi Ajeng.”(Berkata denan wajah pura-pura sedih).

Raden Inu : “Tapi Bu, saya mencintainya. Tapi jikalau memang demikian, saya bersedia.”
Raden Inu kembali ke Jenggala. Karena ia mendapat guna-guna dari Dewi Liku, ia bersedia menikahi Dewi Ajeng. Persiapan Pernikahan dilakukan sesegera mungkin.

Satu bulan kemudian, pesta pernikahan Raden Inu dan Dewi Ajeng dilangsungkan.

Rakyat Kediri meramaikan alun-alun Kerajaan Kediri untuk menyaksikan pernikahan agung tersebut.

Jalan-jalan penuh dengan hiasan umbul-umbul dan janur kuning.

Gamelan ditabuh. Nampak Raden Inu, Dewi Ajeng, dan Dewi Liku berbahagia menyambut pesta yang akan dilangsungkan. 

Tak disangka semua kemeriahan terlahap api yang membabi buta, menghanguskan kerajaan hanya dalam beberapa menit.

Raden Inu diselamatkan oleh pengawal-pengawalnya ke hutan. Ia kemudian menemukansebuah rumah kawula biasa.

Seorang pujangga perempuan dengan daun lontar di tangannya sedang melantunkan syair cinta yang begitu mengharukan dengan gerakan badan yang gemulai, mengingatkan Raden Inu akan kisah cintanya.

Ia berada di dalam rumah, tepat di depan pintu membelakangi Inu. Raden Inu menikmati lantunan syair tersebut beberapa saat. Raden Inu lalu tersadar, terlepas dari guna-guna sihir Dewi Liku.

Raden Inu : “Permisi, saya Raden Inu Kertapati dari Jenggala, saya terkesan dengan syair yang Nyai bawakan.”

Penyair : (membalikkan badan, sambil berhenti bersyair)

Raden Inu : “Sepertinya saya tidak asing dengan wajah Nyai. Apakah kita pernah bertemu  sebelumnya?”

Penyair : “Raden Inu....” (berkata sambil mendekat pelan ke tempat Raden Inu berdiri,  melihat tajam ke wajah Raden Inu dengan raut muka berharap)

Raden Inu : “Siapa gerangan Nyai?” 

Keduanya saling bertatap muka untuk beberapa saat, sebelum kemudian menyingsingkan senyuman di raut wajah masing-masing. Raden Inu menyadari, rupanya sang Nyai penyair adalah Dewi Candra Kirana. 

Raden Inu : “Putri, kenapa kamu ada di hutan seperti ini?”

Dewi Candra Kirana: “Ceritanya panjang Raden. Saya disihir oleh Dewi Liku, karena beliau menginginkan raden menikahi anaknya. Sudah bertahun-tahun, sejak kepulangan Raden Inu dari Kediri untuk menemui saya yang terakhir kalinya saya menjadi lupa ingatan.”

Raden Inu : “Lalu, bagaimana kamu bisa sembuh dan selamat sampai di sini?”

Dewi Candra Kirana: “Saya diselamatkan oleh seorang kakek tua yang sakti. Ini rumahnya. Beliau sudah meninggal beberapa bulan yang lalu. Saya tinggal di sini. Apa yang membawamu kemari pangeranku ?”

Raden Inu : “Aku hampir saja menikahi Dewi Ajeng, karena pengaruh sihir Dewi Liku. Aku hampir saja melewatkanmu. Aku diselamatkan para pengawalku ke hutan ini.”

Dewi Candra Kirana: “Ternyata hari itu sudah tiba....”

Raden Inu : “Apa maksud perkataanmu?”

Dewi Candra Kirana: “Aku selalu mengawasi Kerajaan Kediri dari Jauh. Aku juga selalu mengawasimu Kanda.”

Raden Inu : “Ketika di perjalanan menuju Kediri itu, Panji Sumirang....”

Dewi Candra Kirana: “Ya, itu aku.”

Raden Inu : “Marilah ikut aku ke Jenggala dan menikahlah denganku.”

Keduanya kemudian pergi ke Jenggala, dikawal oleh dua orang pengawal Kerajaan Jenggala.

Di sana keduanya melangsungkan pernikahan yang disaksikan oleh seluruh rakyat Jenggala.

Semuanya menyambut bahagia, sebahagia Raden Inu dan Dewi Candra Kirana. Tuhan memang Maha Adil.

Tuhan tahu yang terbaik bagi umatnya. Lalu, di manakah Dewi Liku dan Dewi Ajeng? Keduanya tinggal di hutan dan menjadi orang gila yang lupa ingatan.

TAMAT

Contoh Naskah Drama Cerita Rakyat (Legenda)

Demikianlah contoh naskah drama cerita rakyat Panji. Ketika akan melangsungkan pertunjukan, pastikan dialog dan latar naskah cocok dengan tema yang diusung, dan pesan yang ingin disampaikan telah termuat. Pastikan pula bahwa pemaian drama sudah cocok memerankan perannya tersebut.


0 comments

Post a Comment