Pengertian Neraca Pembayaran dan Perdagangan

Dalam ilmu ekonomi kita mengenal yang disebut dengan neraca. Pengertian neraca adalah statement of financial position yang kalau dalam bahasa Indonesia berarti laporan posisi keuangan.

Mari kita bahas lebih lanjut mengenai pengertian neraca pembayaran dan perdagangan. Silakan simak ulasan lengkapnya berikut ini.

Pengertian Neraca Pembayaran


Neraca pembayaran adalah suatu ikhtisar yang meringkas transaksi-transaksi antara penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain selama jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Neraca pembayaran mencakup pembelian dan penjualan barang dan jasa, hibah dari individu dan pemerintah asing, dan transaksi finansial. Umumnya neraca pembayaran terbagi atas neraca transaksi berjalan (yang terdiri dari neraca perdagangan, neraca jasa dan transfer payment) dan neraca lalu lintas modal dan finansial, dan item-item finansial.

Transaksi dalam neraca pembayaran bisa dibedakan menjadi dua macam transaksi, yaitu:


  1. Transaksi debit: Transaksi debit adalah transaksi yang menyebabkan mengalirnya arus uang (devisa) dari dalam negeri ke luar negeri. Transaksi ini disebut transaksi negatif (-), yaitu transaksi yang mengakibatkan berkurangnya posisi cadangan devisa.
  2. Transaksi kredit: Transaksi kredit adalah transaksi yang menyebabkan mengalirnya arus uang (devisa) dari luar negeri ke dalam negeri. Transaksi ini disebut juga transaksi positif (+), yaitu transaksi yang menyebabkan meningkatnya posisi cadangan devisa negara.

Pengertian Neraca Perdagangan



Neraca perdagangan adalah neraca ekspor-impor, yaitu perbedaan antara nilai ekspor dan impor suatu negara pada periode tertentu yang dalam hal ini diukur menggunakan mata uang yang berlaku.

Neraca positif artinya terjadi surplus perdagangan manakala nilai ekspor lebih tinggi dari impor, dan sebaliknya untuk neraca negatif. Neraca pedagangan seringkali dibagi berdasarkan sektor barang dan sektor jasa.

Kebijakan ekonomi di berbagai negara di Eropa pada abad pertengahan dikelompokkan dalam merkantilisme. Pemahaman awal mengenai ketidakseimbangan perdagangan muncul dari praktik dan penyelewengan pada merkantilisme saat sumber daya alam dari koloni di benua Amerika diekspor untuk ditukar dengan barang jadi dari Inggris, yang kemudian memicu Revolusi Amerika.

Berdasarkan definisinya, neraca pembayaran dan neraca perdagangan memiliki perbedaan. Dan untuk mengetahui perbedaan neraca perdagangan dan neraca pembayara secara lengkapnya, silakan baca artikel perbedaan neraca perdagangan dan neraca pembayaran.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Neraca Perdagangan


Secara teori, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi Neraca Perdagangan Internasional suatu negara, antara lain:

  1. Biaya produksi di negara importir versus negara eksportir. Misalnya biaya produksi tekstil di negara A lebih mahal ketimbang biaya produksi tekstil di negara B, maka industri garmen negara AS akan cenderung mengimpor tekstil daripada membeli produk lokal.
  2. Ketersediaan bahan mentah (bahan baku). Misalkan negara A ingin memproduksi pipa besi berkualitas tinggi, tetapi di wilayahnya tidak tersedia tambang bijih besi, sehingga harus mendatangkan dari luar negeri.
  3. Nilai tukar mata uang. Negara dengan nilai tukar mata uang mahal, maka daya saingnya dalam perdagangan internasional akan cenderung rendah. Sedangkan negara dengan nilai tukar lemah, akan memiliki daya saing lebih tinggi karena harga produknya akan menjadi lebih murah bagi pengguna mata uang berbeda.
  4. Standarisasi Barang Impor. Penerapan standar tertentu bagi barang impor atau barang yang diperbolehkan beredar dapat menjadi hambatan bagi suatu negara untuk mengekspor barangnya ke negara lain.
  5. Tarif impor atau ekspor. Penerapan bea impor oleh suatu negara merupakan suatu langkah yang dapat diambil untuk menanggulangi devisit Neraca Perdagangan. Sedangkan apabila dikhawatirkan akan ada ekspor barang vital, maka pemerintah dapat mematok tarif ekspor tinggi agar mencegah pengirimannya ke luar negeri.
Beberapa faktor tersebut merupakan komponen utama yang dapat menentukan apakah aliran ekspor atau impor yang akan lebih unggul dalam Neraca Perdagangan Internasional suatu negara. Namun, setiap tindakan ekspor maupun impor biasanya harus pula disertai ijin dari pihak berwenang, sehingga kebijakan pemerintah merupakan penentu utama.

Jika suatu negara dilanda paceklik berat misalnya, maka dapat diputuskan untuk melakukan impor besar-besaran guna memenuhi kebutuhan masyarakat. Sedangkan jika industri dalam negeri dianggap dalam kondisi kritis dan perlu dilindungi dari banjir barang impor murah, maka pemerintah bisa menerapkan bea impor tinggi atau melarang impor sama sekali. Namun, perlu diperhatikan bahwa setiap keputusan pemerintah terkait Neraca Perdagangan dapat pula berimbas jauh melampaui bidang-bidang yang ditarget.

neraca perdagangan

Suatu contoh, langkah yang diambil oleh Presiden negara adi daya (US) baru-baru ini. Diawal tahun 2018, ia mengumumkan akan mengenakan bea impor atas logam besi baja dan aluminium. Tujuannya untuk melindungi industri logam Amerika Serikat. Namun, kebijakan tersebut diprotes oleh industri manufaktur, seperti perusahaan-perusahaan otomotif, kulkas, dan lain sebagainya, karena akan mengakibatkan kenaikan harga bahan baku mereka. Bagi masyarakat US pun, kebijakan itu akan mengakibatkan harga-harga berbagai barang meningkat. Oleh karenanya, langkah ini dianggap buruk dan membuat investor melepas saham-saham AS, serta mengakibatkan Dolar Amerika melemah.


0 comments

Post a Comment