Antibiotik pertama kali ditemukan oleh sarjana Inggris Dr.Alexander Flemming, yaitu antibiotik Penisilin pada tahun 1982 di London. Tetapi penemuan ini baru dikembangkan dan digunakan dalam terapi pada tahun 1941 oleh Dr. Florey. Kemudian banyak zat dengan khasiat antibiotik diisolir oleh penyelidik-penyelidik lain diseluruh dunia, namun toksisitasnya hanya beberapa saja yang dapat digunakan sebagai obat. Antibiotik juga dapat dibuat secara sintetis, atau semi sintetis.
Aktivitas antibiotik umumnya dinyatakan dalam satuan berat (mg) kecuali yang belum sempurna pemurniannya dan terdiri dari campuran beberapa macam zat, atau karena belum diketahui struktur kimianya, aktivitasnya dinyatakan dalam satuan internasional = Internasional Unit (IU). Dibidang peternakan antibiotic sering dimanfaatkan sebagai zat gizi tambahan untuk mempercepat pertumbuhan ayam negeri potong.
Pengertian Antibiotik Menurut Ahli
(Harmit dan radji, 2008 )menyatakan bahwa antibiotik adalah zat biokimia yan diproduksi oleh suatu mikroorganisme yang dalam juma kecil dapat menghambat pertumbuhan atau membunuh pertumbuhan mikroorganisme lain.
Menurut Tjay dan Rahardja, 2007 menyatakan bahwa antibiotik adalah zat kimia yang dihasilkan oleh fungi dan bakteri, yang memiliki manfaat mematikan atau menghambat pertumbhan kuman, sedangkan toksistasnya bagi manusia relatif kecil.
Penggolongan Antibiotik
Penggolongan antibiotik secara umum dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Berdasarkan struktur kimia antibiotik (Tjay dan Rahardja, 2007)
a. Golongan Beta-laktam, yaitu golongan sefalosporon ( sefaleksin, sefazolin, sefaruksim, sefadroksil, seftazidim), golongan monoksiklik dan golongan pensilin (penisilin dan amoksisilin).
b. Antibiotik golongan aminoglikosida, yang dihasilkan oleh jenis fungi seperti streptomyces dan micromonospora.
c. Antibiotik golongan tetrasiklin, khasiatnya bersifat bakteriostatis, hanya melalui injeksi itravena dapat dicapai dengan kadar plasma yang bakterisid lemah. Mekanisme kerjanya berdasarkan diganggunya sintesa protein kuman.
d. Antibiotik golongan marolida, bekerja bakteriostatis terutamanya pada bakteri gram posistif dan spectrum. Mekanisme kerja melalui pengikatan reversibel pada ribosom kuman, sehingga sintesa proteinya dirintangi.
e. Antibiotik golongan linkomisin, dihasilkan oleh streptomiyces lincolnensis.
f. Antibiotik golongan kuinolon, berkhasiat bakterisid pada fese pertumbuhan kuman, berdasarkan inhibisi terhadap enzim Dna gyrase kuman, sehingga sintesis DNAnya dihindar.
g. Antibiotik golongan kloramfenikol, mempunyai spektrum luas, berkhasita terhadap hampir semua kuman gram positif dan sejumlah kuman gram negatif.
2. Berdasarkan sifat toksisitas selektif, ada antibiotik yang bersifat bakteriokstatik dan ada juga yang bersifat bakterisid (Anonim, 2008).
3. Berdasarkan mekanisme kerjanya terhadap bakteri, antibiotik dikelompokan sebagai berikut (stringer, 2006)
a. Inhibitor sintesis dinding sel bakteri memiliki efek bakterisiadal dengan cara memecara enzim dinding sel dan menghambat enzim dalam sintesis dinding sel.
b. Inhibator sintesis protein bakteri memiliki efek bakterisidal atau bakteriostatik dengan cara menggangu sintesis protein tanpa mengganggu sel-sel normal dan menghambat tahap-tahap sintesis protein.
c. Mengubah permeabilitas membran sel memiliki efek bakteriostatik dan bakteriostatik dengan menghilangkan permeabilitas membran dan hilangnya subtansu seluler yang menyebabkan sel menjadi lisis.
d. Menghambat sintesa folat mekanisme ketrja yang terdapat pada obat-obat seperti sulfonamida dan trimetoprim.
e. Menganggu sinteisi DNA mekanisme kerja yang terdapat pada obat-obat sperti kinolon, nobiosin dan metronidasol.
4. Berdasarkan aktovitasnya, antibiotik dikelompokan sebagai berikut (Kee, 1996)
Antibiotik |
a. Antibiotika spektrum luas (broad spectrum) contoh tetrasiklin dan sefalosporin sangat efektif terhadap organisme baik gram positif maupun gram negatif.
b. Antibiotik spektrum sempit (narrow spectrum), jenis ini hanya efektif untuk melawan satu jenis mikroorganisme. Contohnya penisilin dan eritrosin.
5. Berdasarkan daya hambat antibiotik, dikelompokan menjadi dua (anonim, 2008)
a. Time dependent killin, antibiotik akan menghasilkan daya bunuh maksimal, kadar pertahan hidupnya cukup lama diatas kadar hambat minimal kuman. Contoh penisilin, linezoid dan eritromisin.
b. Concentraion dependent killing, antibiotik akan menghasilkan daya bunuh maksimal kadar relatif tinggi atau dalam dosis besar, tetapi tidak dapat mempertahankan kadar tinggi dalam jangka waktu lama. Contoh aminoglikosida, fluorokuinolon dan ketolid.
Baca: Contoh Simbiosis Komensalisme
Demikianlah ulasan riingkas mengenai pengertian antibiotik serta pengobatan antibiotik, semoga berguna bagi sahabat pembaca.
0 comments
Post a Comment