Jenis-jenis Manusia Purba di Indonesia

Beberapa keberagaman dari Homo dikelompokkan menjadi kategori yang lebih luas, yaitu Manusia Purba, berlawanan dengan manusia modern (Homo sapiens), pada periode dimulai dari 500.000 tahun lalu. Kategori-kategori itu biasanya mengikutkan Homo heidelbergensis, Homo rhodesiensis, Homo neanderthalensis, dan mungkin juga termasuk Homo antecessor.

Manusia modern diteorikan berkembang dari manusia purba, yang berkembang dari Homo erectus. Jenis dari manusia purba dikelompokan di bawah nama binomial "Homo sapiens" lantaran ukuran otaknya sangat mirip dengan manusia modern. Manusia purba memiliki ukuran otak 1200 sampai 1400 kubik sentimeter, yang melebihi rentang pada manusia modern. Manusia purba dibedakan dari manusia modern anatomis dari tengkoraknya yang tebal, tonjolan bubung alis dan dagu tidak menonjol.

Manusia modern anatomis muncul sekitar 200.000 tahun lalu dan setelah 70.000 tahun lalu. Teori bencana Toba secara gradual meminggirkan jenis "purba". Jenis "non-modern" dari Homo dipastikan bertahan sampai 30.000 tahun lalu, dan mungkin sampai 10.000 tahun lalu. Yang mana, jika ada, dikelompokan di bawah istilah "manusia purba" hanyalah masalah definisi dan beragam di antara penulis. Namun, dan menurut penelitian genetik terbaru, manusia modern tampaknya kawin dengan "paling tidak dua kelompok" dari manusia purba: Orang Neanderthal dan Denisovan.

Manusia yang ada pada zaman sekarang telah mengalami proses perkembangan yang sangat panjang. Dari proses itu muncullah manusia seperti saat ini yang telah memiliki kecerdasaan tinggi sehingga mampu menciptakan teknologi maju. Manusia yang hidup pada zaman prasejarah dapat dilihat pada zaman sekarang dalam berbentuk fosil. Fosil manusia yang ditemukan di Indoneisa dalam perkembangan terdiri dari beberapa jenis. Masing-masing jenis mewakili zaman dimana mereka hidup.

Jenis-Jenis Manusia Purba di Indonesia


1. Meganthropus Palaeojavanicus

Meganthropus adalah sekumpulan koleksi fosil mirip manusia purba yang ditemukan di Indonesia. Fosil ini pertama kali ditemukan oleh G.H.R von Koenigswald pada tahun 1936 dan berakhir 1941 di Situs Sangiran, yaitu rahang bawah dan rahang atas. Ketika pertama ditemukan, von Koenigswald menyebutnya Meganthropus palaeojavanicus karena memiliki ciri-ciri yang berbeda dari Pithecanthropus erectus (Homo erectus) yang lebih dulu ditemukan di Sangiran.

Selanjutnya fosil serupa juga ditemukan oleh Marks tahun 1952 berupa rahang bawah.

Ciri ciri tubuhnya kekar, rahang dan gerahamnya besar, serta tidak berdagu sehingga menyerupai kera. Meganthropus diperkirakan hidup 2 juta sampai 1 juta tahun yang lalu, pada masa Paleolithikum atau Zaman Batu Tua. Meganthropus memiliki kelebihan pada bentuk tubuhnya yang lebih besar dibandingkan manusia purba lainnya.

2. Pithecanthropus

Pithecanthropus berarti manusia kera. seorang peneliti bernam Eugene Dubois yang pertama kali yang menemukan fosil manusia purba jenis ini. Pada tahun 1891, ia menemukan bagian rahang, gigi, dan sebagian tulang tengkorak. manusia kera ini berjalan tegak dengan dua kaki dan diperkiraan hidup pada 700.000 tahun yang lalu. Dubois menemukan fosil Pithecanthropus di trinil daerah ngawi pada saat sungai bengawan solo sedang kering , kemudian fosil tersebut dinamai pithecanthropus erectus dikenal dengan nama homo erectus. Pithecanthropus memilik ciri-ciri tinggi badan antara 750-1300 cc dan berat badan 80-100 kg.

Dari sumber penelitian diperkirakan pithecanthropus adalah manusia purba yang pertama kalinya mengenal  api sehingga terjadi beberapa perubahaan pola yang tadi nya makan makanan dari alam seperti tumbuh"an, menjadi berburu binatang untuk makanan.
Jenis-Jenis Pithecanthropus yang ditemukan di Indonesia :

  • Pithecanthropus Mojokertensis = Memiliki arti manusia dari mojokerto. fosil ini ditemukan Von Koenigswald didaerah perning Mojokerto pada tahun 1936-941
  • Pithecanthropus Soloensis = Berarti manusia kera dari solo, Fosil yang ditemukan berupa 11 buah fosil tengkorak, tulang rahang, dan gigi. Fosil-fosil ini ditemukan oleh Von Koenigswald dan Weidenreich antara tahun 1931-1934 di lebah Bengawan Solo. 

3. Homo Sapiens

Homo Sapiens memiliki arti manusia cerdas. Manusia purba jenis ini memiliki bentuk tubuh yang sama dengan bentuk tubuh manusia sekarang. Homo sapiens lebih banyak meninggalkan benda-benda berbudaya, mereka ini lah yang menjadi nenek moyang yang ada didunia. Fosil homo sapiens di Indonesia ditemukan di wajak, deket Tulung Agung, Jawa Timur oleh Von Rietschoten pada tahun 1889. Fosil ini pertama ditemukan di Indonesia, yang diberi nama Homo Wajakensis atau manusia dari wajak. Fosil ini diteliti ulang oleh Eugene Dubois Mnausia purba ini memiliki tinggi badan 130-210 cm, berat badan 30-150kg, dan volume otak 1350-1450 cc. Homo Wajakensis diperkirakan hidup antara 25.000-40.000 tahun yang lalu.

4. Homo Erectus

Homo erectus (bahasa Latin, berarti "manusia yang berdiri tegak") adalah jenis manusia yang telah punah dari genus Homo. Pakar anatomi asal Belanda, Eugene Dubois, pada tahun 1890-an menggambarkannya sebagai Pithecanthropus erectus atau "Manusia Jawa" berdasarkan fosil tempurung kepala dan tulang paha yang ditemukan timnya di Trinil, Ngawi, Jawa Timur.

Sepanjang abad ke-20, antropolog berdebat tentang peranan H. erectus dalam rantai evolusi manusia. Pada awal abad tersebut, setelah ditemukannya fosil di Jawa dan Zhoukoudian, Tiongkok, para ilmuwan mempercayai bahwa manusia modern berevolusi di Asia. Hal ini bertentangan dengan teori Charles Darwin yang mengatakan bahwa manusia modern berasal dari Afrika. Namun demikian, pada tahun 1950-an dan 1970-an, beberapa fosil yang ditemukan di Kenya, Afrika Timur, ternyata menunjukkan bahwa hominin (Hominidae yang berjalan dengan kaki, atau manusia minus kera besar lainnya) memang berasal dari benua Afrika. Sampai saat ini para ilmuwan mempercayai bahwa H. erectus adalah keturunan dari makhluk mirip manusia era awal seperti Australopithecus dan keturunan spesies Homo awal seperti Homo habilis.

H. erectus dipercaya berasal dari Afrika dan bermigrasi selama masa Pleistocene awal sekitar 2,0 juta tahun yang lalu, dan terus menyebar ke seluruh Dunia Lama hingga mencapai Asia Tenggara.

Tulang-tulang yang diperkirakan berumur 1,8 dan 1,0 juta tahun telah ditemukan di Afrika (Danau Turkana dan Lembah Olduvai), Eropa (Georgia), Indonesia (hanya Jawa dan, mungkin, Flores), dan Tiongkok (Shaanxi). H. erectus menjadi hominin terpenting mengingat bahwa spesies inilah yang pertama kali meninggalkan benua Afrika.

Baca juga: Pengertian Iklim Menurut Para Ahli

Penemuan di Jawa bertapak di Sangiran (perbatasan Karanganyar dan Sragen), Trinil (Ngawi), Sambungmacan (Sragen), dan Ngandong, Kradenan, Blora; semuanya di tepi Bengawan Solo. Sisa tempurung kepala H. erectus ditemukan di Situs Patiayam, Kabupaten Kudus pada tahun 1978 oleh tim Sartono. Penemuan atap tempurung kepala pada tahun 2011 di Semedo, Kabupaten Tegal, juga ditafsirkan sebagai bagian H. erectus.


0 comments

Post a Comment