Pengertian Investasi Adalah: Tujuan, Faktor dan Tips Berinvestasi

Masa muda merupakan masa-masa untuk bekerja keras, sedangkan masa tua adalah masa-masa untuk menikmati hasil kerja agar bisa hidup bahagia yang berkecukupan dari sisi materi. Itulah tujuan hidup kebanyakan orang.

Saat usia masih produktif justru saat itulah waktunya kita untuk bekerja keras. Selain memperoleh keuntungan secara finansial berupa gaji, kerja keras juga dapat memberikan pengalaman dan pelajaran hidup sehingga lebih berani dalam menghadapi tantangan.

Namun tahukah kamu bahwa gaji tidak menjamin kehidupan masa tua yang mapan dan sejahtera? Banyak pegawai yang rela mengundurkan diri dari pekerjaannya dan membuka usaha sendiri.

Tujuannya adalah untuk memperoleh penghasilan yang lebih besar, sehingga dapat mewujudkan kehidupan masa tua yang mapan. Kamu bisa memaksimalkan gaji untuk mencari sumber pendapatan lain, yang dinamakan investasi.

Di dunia yang serba modern ini, investasi banyak dicari dan dijalankan untuk ladang bisnis. Dalam berinvestasi, tidak hanya membicarakan soal uang, investasi juga dapat berupa emas, properti, apartemen, dan lain sebagainya untuk dijadikan modal dalam investasi.

Akan tetapi jika kamu ingin memulai investasi, kamu harus mengetahui arti investasi, tujuan serta langkah-langkah yang pas dalam melakukannya. Sebab banyak orang yang tertipu bahkan gagal dalam berinvestasi akibat salah langkah.

Pengertian Investasi


Definisi investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa mendatang (Tandelilin, 2010:2).

Investasi dapat juga diartikan sebagai penundaan konsumsi di masa sekarang dalam jumlah dan selama periode waktu tertentu dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa yang akan datang pada tingkat tertentu sesuai dengan yang diharapkan.

Investasi sering disebut juga dengan istilah penanaman modal atau pembentukan modal. Tabungan dari sektor rumah tangga yang melalui institusi-intitusi keuangan akan mengalir ke suatu sektor perusahaan.

Jika para pengusaha menggunakan uang tersebut untuk membeli barang-barang modal, pengeluaran tersebut dinamakan dengan investasi.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Investasi


1. Kemajuan teknologi


Semakin banyak teknologi-teknologi baru yang ditemukan, akan semakin banyak juga kesempatan bagi pengusaha untuk menggunakan teknologi baru tersebut dalam proses produksi. Untuk melaksanakan proses produksi dengan teknologi baru, pengusaha harus membeli mesin-mesin baru dan sering kali juga harus mendirikan pabrik-pabrik baru. Ini berarti pengusaha harus melakukan investasi. Dengan demikian, semakin tinggi kemajuan teknologi, semakin tinggi pula jumlah investasi.

2. Ramalan mengenai keadaan perekonomian di masa depan


Keuntungan yang diperoleh dari investasi dipengaruhi oleh keadaan perekonomian, baik perekonomian masa sekarang maupun masa depan. Oleh karena itu, bila keadaan perekonomian di masa depan diramalkan sangat baik maka investor akan bersemangat melakukan investasi sehingga jumlah investasi akan meningkat. Sebaliknya, bila keadaan perekonomian di masa depan diramalkan buruk maka investor tidak bersemangat melakukan investasi sehingga jumlah investasi akan menurun.

3. Suku bunga


Ada satu patokan yang digunakan para penanam modal (investor) dalam melakukan investasi, yaitu: persentase keuntungan yang diperoleh dari investasi harus lebih besar dari persentase bunga yang sedang berlaku. Persentase bunga disebut juga suku bunga. Mengapa persentase keuntungan harus lebih besar dari suku bunga?

Ada dua alasan, yang pertama, bila investasi dilakukan dari uang pinjaman, investor tidak akan rugi karena dia bisa membayar bunga pinjaman dari keuntungan yang dia dapatkan dari berinvestasi. Sebaliknya, investor akan rugi bila persentase keuntungan dari investasi lebih kecil dari suku bunga, karena keuntungan yang diperoleh tidak cukup untuk membayar bunga.

Alasan kedua, bila investasi dari uang sendiri, investor akan lebih suka berinvestasi dengan catatan persentase keuntungan harus lebih besar dari suku bunga. Karena bila persentase keuntungan lebih kecil dari suku bunga, investor akan lebih memilih membungakan atau meminjamkan uangnya dibandingkan berinvestasi.

4. Tingkat keuntungan yang diramalkan akan diperoleh


Semakin besar tingkat keuntungan yang diramalkan akan diperoleh maka akan semakin tinggi investasi yang ditanamkan. Sebaliknya, semakin rendah tingkat keuntungan yang diramalkan akan diperoleh, akan semakin rendah investasi yang ditanamkan.

5. Tingkat pendapatan nasional


Pendapatan nasional yang tinggi akan memperbesar pendapatan masyarakat. Pendapatan masyarakat yang besar akan meningkatkan permintaan terhadap barang dan jasa. Peningkatan permintaan terhadap barang dan jasa akan mendorong investor melakukan investasi untuk memenuhi peningkatan permintaan tersebut. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi pendapatan akan semakin tinggi jumlah investasi.

Tujuan Investasi


  • Untuk mendapatkan sebuah pendapatan yang tetap dalam setiap periode, yaitu antara lain seperti bunga, royalti, deviden, atau uang sewa dan lain sebagainya.
  • Untuk membentuk suatu dana khusus, misalnya dana untuk suatu kepentingan ekspansi, kepentingan sosial.
  • Untuk mengontrol atau mengendalikan suatu perusahaan lain, melalui pemilikan sebagian ekuitas suatu perusahaan tersebut.
  • Untuk menjamin tersedianya sebuah bahan baku dan untuk mendapatkan pasar untuk produk yang dihasilkan.
  • Untuk mengurangi persaingan di antara sebuah perusahaan-perusahaan yang sejenis.
  • Untuk menjaga hubungan antar perusahaan.

Investasi juga bisa diartikan pengorbanan seseorang dalam bentuk penundaan pengeluaran dengan tujuan  memperoleh keuntungan di masa datang. Dalam makna lain, investasi adalah cara mengelola uang ditanam ke dalam suatu usaha dengan tujuan mendapat keuntungan. Hal utama yang mendasari keinginan kita untuk berinvestasi, yaitu :

  1. Adanya perasaan bahwa gaji terlalu kecil sehingga merasa tidak puas dari gaji yang dihasilkan tersebut.
  2. Adanya kebutuhan masa depan atau kebutuhan saat ini yang belum terpenuhi, dengan berinvestasi diharapkan dapat mengantisipasi kebutuhan-kebutuhan masa depan yang semakin berkembang dan semakin meningkat biayanya. Perlu dilakukan perencanaan kebutuhan yang disesuaikan dengan kemampuan keuangan saat ini.
  3. Adanya keinginan untuk mengembangkan atau menambah aset dengan berinvestasi yang baik.
  4. Adanya keinginan mengantisipasi terjadinya inflasi, adanya prediksi bahwa ke depan inflasi akan terus meningkat, sehingga mereka berinvestasi dengan harapan hasil yang diperoleh lebih besar dari investasi pada masa depan.
  5. Ketidakpasatian di masa depan

Tips Melakukan Investasi 


1. Pengetahuan tentang pengembalian dan resiko investasi


Sebelum kamu mulai berinvestasi, pastikan kamu mengetahui tentang pengembalian dan resiko dari investasi yang akan kamu mulai. Jangan sampai kamu tidak tahu dan langsung saja menginvestasikan suatu barang ataupun uang dalam jumlah yang besar. Risiko investasi yang paling penting adalah penipuan, pengelapan, hingga investasi abal-abal. Ketika investasi sudah terkait kriminal, maka risikonya adalah kehilangan semua dana investasi.

Menyadari investasi itu baik tetapi juga berisiko, ada baiknya kita harus memahami produk investasi. Jika kamu ingin berinvestasi, jangan menggunakan uang pinjaman kecuali kalau kamu sudah paham tentang untung dan rugi dari investasi yang kamu pilih.

2. Mulai investasi dengan modal yang kecil dahulu


Untuk menumbuhkan rasa kepercayaan diri kamu dalam berinvestasi, mulailah dari sesuatu yang kecil dan jangan gegabah. Mulai dari memilih investasi yang sudah terjamin dan memiliki performa yang baik selama lima hingga sepuluh tahun terakhir, dan beli dalam jumlah sedikit namun secara konsisten. Jika kamu memerlukan bantuan dalam memilih investasi yang baik, kamu bisa konsultasi lebih lanjut kepada broker, atau baca-baca artikel mengenai keuangan lainnya untuk mengenali tipe-tipe investasi.

3. Memilih investasi yang tepat


Pengertian Investasi Adalah

Ada berbagai jenis investasi yang tersedia di pasar saham,  pilihlah investasi dengan resiko yang sesuai dengan selera dan kesanggupan kamu. Di antara saham, obligasi, dan deposito tersedia pilihan dengan kisaran resiko yang berbeda.

Secara garis besar, menurut tingkat resiko dan imbalannya: deposito, obligasi, reksadana, dan saham, dengan saham memiliki tingkat resiko dan imbalan tertinggi. Jadi jangapan pernah mengambil investasi dengan imbalan yang tidak kamu sanggupi, karena ini akan berbahaya.


0 comments

Post a Comment