Badai Hagibis Adalah: Pengertian, Kekuatan, dan Perbedaannya dengan Hurricane dan Cyclone

Saat ini di Twitter dan beberapa sosial media lainnya tengah ramai hastag #SaveJapan dan #PrayforJapan yang merupakan buntut dari dikeluarkannya pengumuman mengenai akan datangnya badai topan hagibis di negeri Sakura.

Beberapa wilayah di Jepang akan merasakan dampak dari badai hagibis yang dikenal sangat luar biasa besar kekuatannya sehingga kemungkinan akan memberikan kerusakan yang cukup parah.

Pengertian Badai Topan Hagibis


Badai topan hagibis adalah salah satu jenis badai terkuat di dunia. Menurut Japan Meteorological Agency, Hagibis membawa angin dengan kecepatan mencapai 180 km/jam yang bisa menyebabkan banjir dan tanah longsor dengan sangat parah.

Tak hanya itu, Hagibis juga diperkirakan dapat menyebabkan gelombang tinggi di seluruh perairan Jepang (wilayah yang dilanda). 

Baca juga: 4 Macam - Macam Jenis Bencana dan Penjelasannya

Typhoon Hagibis (Topan Hagibis) menjadi salah satu topan terkuat yang akan menghantam Jepang sejak Topan Ida atau oleh warga Jepang disebut "Topan Kanogawa" menerjang Tokyo pada 1958 silan. Saat itu, lebih dari seribu penduduk Jepang meninggal dunia dan hilang.

Kendati jalur perjalanannya mengarah ke Jepang, topan ini dinamakan Hagibis atau "kecepatan" menurut bahasa Tagalog, Filipina. Penamaan badai ini mengacu pada sistem-sistem penamaan yang ditetapkan World Meteorological Organization (WMO), sebuah badan PBB yang membawahi lembaga meteorologi di seluruh dunia menetapkan aturan penamaan badai.

Perbedaan Hurricane, Topan/Typhoon dan Cyclone


Penamaan sebuah badai menurut wilayah asal pembentukannya. Proses pembentukan badai sendiri berasal dari udara yang naik dengan cepat ketika dipanaskan oleh air laut yang hangat.

Saat udara mendingin lagi, udara itu didorong oleh udara lain yang lebih hangat hingga naik dan berputar membentuk siklus yang menyebabkan angin kencang. Karena itulah istilah resmi untuk fenomena alam ini adalah siklon tropis.

Namun, penyebutan dan sistem penamaannya disesuaikan dengan wilayah asal pembentukannya. Jika siklon tropis itu terbentuk di Samudera Atlantik Utara dan Pasifik Timur Laut, mereka disebut "Hurricane". Tetapi apabila jenis gangguan yang sama terjadi di Laut Pasifik Barat Laut, mereka dikenal sebagai "Typhoon/Topan". Sedangkan di Pasifik Selatan dan Samudra Hindia, "Cyclone"  adalah istilah yang tepat.

Adapun nama belakang yang mengiringinya ditentukan oleh otoritas meteorologi negara di wilayah tempat terbentuknya badai (basin, yakni lempeng samudra yang membentuk badai tropis). Di seluruh dunia, terdapat sembilan basin dengan berbagai lembaga meteorologi wilayah dan negara yang memantaunya.

Oleh sebab itu, ketika badai itu terbentuk di wilayah perairan Filipia, maka otoritas meteorologi negara tersebut yang berwenang memberi nama. Begitu pula dengan nama " Super Typhoon Mangkhut" yang menghantam Guam dan Filipina pada September 2018.

Nama badai itu diajukan oleh otoritas meteorologi Thailand karena terbentuk di wilayah perairan mereka. Mangkhut adalah bahasa Thailand yang berarti buah manggis.

Tak ada pola tertentu untuk penamaan badai. Tapi satu prinsip dasar yang harus dipatuhi semua negara adalah nama badai tidak boleh mengandung sentimen agama. Selain itu, satu nama hanya bisa digunakan untuk satu kali saja. Karena itulah setiap otoritas meteorologi sudah mempersiapkan daftar nama-nama badai.

Sejumlah negara memilih jenis nama perempuan, seperti yang dilakukan United States National Hurricane Center. Dari mereka lah kita mengenal nama Hurricane Katrina atau Hurricane Florence.

Adapun otoritas meteorologi Cina memilih nama jenis burung untuk sistem penamaan badai yang terbentuk di wilayah perairan mereka. Seperti "Typhoon Haiyan" yang artinya burung layang-layang (swallow). Sedangkan otoritas meteorologi Thailand memilih nama jenis buah-buahan.

Nama - Nama Badai di Indonesia


Lalu seperti apa jika badai tropis itu terbentuk di wilayah Indonesia? Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) Indonesia memilih nama bunga dan buah untuk menamai badai tropis asal Indonesia.

Berbagai nama jenis bunga yang indah seperti Cempaka, Dahlia, Flamboyan, Kenanga, Lili, Mangga, Seroja, Teratai, Anggrek, Bakung disiapkan BMKG sekiranya ada badai yang terbentuk di wilayah Indonesia.

Karena Cempaka, Dahlia, Flamboyan dan Lili sudah terpakai, maka apabila ada badai tropis yang terbentuk dari lempeng samudra Indonesia, badai itu akan dinamakan Mangga.

Fenomena bencana alam seperti Topan Hagibis terjadi pada periode waktu tertentu. Di Atlantik, musim topan terjadi antara 1 Juni dan 30 November. Lebih dari 95 persen aktivitas siklon tropis terjadi selama periode tersebut di wilayah Atlantik.

topan hagibis
Topan hagibis

Topan di Samudra Pasifik Barat Laut paling umum terjadi dari Mei hingga Oktober, meskipun dapat terbentuk sepanjang tahun. Sedangkan di Pasifik Selatan, musim topan terjadi antara bulan November dan April.


0 comments

Post a Comment