Contoh Dampak Buruk Bullying Bagi Anak

Banyaknya kasus bullying yang terjadi di sekolah membuat berbagai pihak semakin prihatin termasuk Komnas Perlindungan Anak. Sehingga Komnas Anak mendesak pihak sekolah untuk lebih peduli dan memperhatikan murid-muridnya.

Pada dasarnya bullying adalah bentuk tindakan atau tingkah laku agresif seperti mengganggu, menyakiti atau melecehkan bahkan mengancam yang dilakukan secara sadar, sengaja dengan cara berulang-ulang oleh seseorang atau sekelompok orang sehingga menyebabkan gangguan secara psikis pada si korban bully seperti stress, ketakutan, merasa depresi, cemas secara berlebihan bahkan ada korban yang jatuh sakit, susah makan dan susah tidur karena efek yang ditimbulkan oleh pelaku bully yang tanpa memperdulikan macam macam norma yang berlaku.

Kasus Bullying atau kekerasan di sekolah maupun di lingkungan, sering terjadi dan seringkali muncul kepermukaan namun kurang mendapat perhatian dari pihak sekolah baik kepala sekolah maupun guru guru bahkan orang tua sekalipun. Kejadian bullying dianggap hal biasa dan bisa di selesaikan secara kekeluargaan. Padahal dampak atau trauma yang dialami anak anak korban bullying tidak akan terhenti hanya dengan terselesaikannya masalah tersebut.

Menurut psikolog Andrew Mellor Bullying adalah pengalaman yang terjadi ketika seseorang merasa teraniaya oleh tindakan orang lain dan ia takut apabila perilaku buruk tersebut akan terjadi lagi sedangkan korban merasa tidak berdaya untuk mencegahnya.

Bullying tidak lepas dari adanya kesenjangan kekuatan antara korban dan pelaku serta diikuti pola repetisi (pengulangan perilaku). dan sebenarnya Bullying dapat dialami oleh siapa saja dan kapan saja namun seringkali kita tidak menyadari bahwa kita sendiri mungkin sudah pernah menjadi korban bully. Hal ini disebabkan oleh ketidaktahuan kita tentang pengertian bullying dan perilaku apa saja yang termasuk bullying.

Contoh Perilaku Bullying


Berikut ini merupakan contoh dari perilaku bullying, yaitu :

  • Kontak fisik langsung

Contoh bullying dengan cara kontak fisik langsung yaitu meminta dengan paksa apa yang bukan miliknya, memukul, menampar, mendorong, menggigit, menarik rambut, menendang, mengunci seseorang dalam ruangan, mencubit, mencakar, juga termasuk memeras dan merusak barang-barang yang dimiliki orang lain, pelecehan seksual.

  • Kontak verbal langsung

Contoh bullying dengan cara kontak verbal langsung yaitu mengancam, mempermalukan, merendahkan, mengganggu, memberi panggilan nama, sarkasme, merendahkan, mencela/mengejek, mengintimidasi, memaki, menyebarkan gosip.

  • Perilaku non-verbal langsung

Selanjutnya adalah perilaku bullying non-verbal langsung yaitu melihat dengan sinis, menjulurkan lidah, menampilkan ekspresi muka yang merendahkan, mengejek, atau mengancam; biasanya diertai oleh bullying fisik atau verbal.

  • Perilaku non-verbal tidak langsung

Yang terakhir adalah perilaku non-verbal tidak langsung yaitu mendiamkan seseorang, memanipulasi persahabatan sehingga menjadi retak, sengaja mengucilkan atau mengabaikan, mengirimkan surat kaleng.

Bullying tidak selalu berlangsung dengan cara berhadapan muka tapi dapat juga berlangsung di belakang teman. Pada siswa, mereka menikmati saat memanggil temannya dengan sebutan yang jelek, meminta uang atau makanan dengan paksa atau menakut-nakuti siswa yang lebih muda usianya. Sementara siswi melakukan tindakan memisahkan rekannya dari kelompok serta tindakan lainnya yang bertujuan menyisihkan individu lainnya dari grup, dan peristiwanya, sangat mungkin terjadi berulang.

Contoh Dampak Buruk Bullying


  • Self Concept yang buruk

Sebagai seorang manusia, kita memiliki self concept. Ibaratnya self concept ini adalah “cetakan” dari diri kita. Seluruh sifat, perilaku, persepsi dan semua yang kita pikirkan tentang diri kita sendiri ada di dalam self concept. Self concept yang baik, tentu akan membuat kita menjadi individu yang lebih percaya diri, lebih baik, lebih bersemangat.

Namun berbeda halnya dengan self concept yang buruk akan membuat kita menjadi memiliki banyak pikiran negative tentang diri kita sendiri. Hal inilah yang seringkali muncul dan terjadi pada mereka yang sering mengalami bullying.

  • Stress dan depresi

Kemudian hal yang paling sering muncul ketika seorang individu mengalami bullying adalah munculnya masalah seperti stress dan juga depresi. Masalah stress dan juga depresi ini apabila tidak ditangani dengan cepat dan tepat, maka bisa menimbulkan berbagai macam masalah yang lebih pelik dan berbahaya, misalnya mengalami gangguan kepribadian, mengalami somatisasi yang berlebihan, bahkan bisa mengalami skizofrenia. Karena itu, berhati – hatilah dengan perilaku bullying ini, karena dampaknya sangatlah buruk.

  • Menurunnya prestasi, baik akademis maupun pekerjaan

Sudah banyak sekali penelitian yang mengungkapkan bahwa bullying memiliki hubungan yang negative dengan prestasi, baik itu prestasi belajar di sekolah, maupun prestasi dan performa kerja di dalam lingkungan kantor loh. Jadi, bagi kamu yang sering menghadapi kasus menurunnya prestasi, maka ada kemungkinan hal tersebut adalah dampak dari bullying

  • Trauma dan luka batin

Trauma adalah salah satu penyebab munculnya masalah – masalah psikologis yang berat. Misalnya depresi, gangguan kepribadian, kondisi patologis, dan sebagainya. Trauma, bisa muncul karena berbagai macam hal, salah satunya adalah bullying ini. Mengalami bullying akan sangat “mempermudah” seorang individu mengalami luka batin dan trauma, yang akan menuntun mereka ke dalam gangguan – gangguan psikologis yang berat.

Sudah banyak sekali kasus – kasus berat akibat bullying, seperti depresi berat, percobaan bunuh diri, anorexia, bulimia, dan sebagainya yang ternyata disebabkan oleh trauma karena bullying. Misalnya seorang yang sering di bully karena gendut, dia bisa saja terluka dengan perlakuan itu, hingga mengalami gangguan makan anorexia atau bulimia.

Dampak Bagi Anak-Anak yang Membully


Tak hanya anak-anak yang di-bully, anak-anak yang mem-bully juga dapat terkena dampaknya. Menurut riset, saat menginjak usia dewasa, anak-anak yang suka mem-bully memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk :

  1. Berperilaku kasar/abusif
  2. Melakukan kriminalitas
  3. Terlibat dalam vandalisme
  4. Menyalahgunakan obat-obatan dan alkohol
  5. Terlibat dalam pergaulan bebas

Menurut penelitian, 60% anak laki-laki yang mem-bully temannya di masa SD atau SMP pernah dinyatakan bersalah paling tidak sekali atas suatu tindak kriminal di usia 24 tahun.

Anak-anak yang Menyaksikan Bullying


Hanya dengan menyaksikan, anak-anak juga dapat turut terkena dampak negatif bullying. Anak-anak yang menyaksikan bullying mungkin akan memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk :

  1. Merasa tidak aman berada di lingkungan sekolah
  2. Mengalami berbagai masalah mental, seperti depresi dan kegelisahan
  3. Menyalahgunakan obat-obatan dan alkohol.
  4. Sekolah dengan Isu Bullying
  5. Sekolah di mana bullying sering terjadi juga dapat terkena dampak dari bullying.

Pencegahan dan penanggulangan perilaku bullying


Semua orang bisa menjadi korban atau bahkan menjadi pelaku bullying. Diperlukan Kebijakan menyeluruh yang melibatkan seluruh komponen sekolah mulai dari guru, siswa, kepala sekolah sampai orang tua murid, yang tujuannya adalah untuk dapat menyadarkan seluruh komponen sekolah tadi tentang bahaya terselubung dari perilaku bullying ini.

Kebijakan tersebut dapat berupa program anti bullying di sekolah antara lain dengan cara menggiatkan pengawasan, pemahaman konsekuensi serta komunikasi yang bisa dilakukan efektif antara lain dengan Kampaye Stop Bullying di Lingkungan sekolah dengan sepanduk, slogan, stiker dan workshop bertemakan stop bulying. Kesemuanya ini dilakukan dengan tujuan paling tidak dapat meminimalisir atau bahkan meniadakan sama sekali perilaku bullying di sekolah.

Contoh Dampak Buruk Bullying Bagi Anak

Diharapkan dengan adanya kebijakan itu sekolah bukan lagi tempat yang menakutkan dan membuat trauma tapi justru menjadi tempat yang aman dan menyenangkan bagi siswa, merangsang keinginan untuk belajar, bersosialisasi dan mengembangkan semua potensi siswa baik akademik, sosial ataupun emosinal. Sekolah dapat menjadi tempat yang paling aman bagi anak serta guru untuk belajar dan mengajar serta serta menjadikan anak didik yang mandiri, berilmu, berprestasi dan berakhlak mulia. Bukan malah sebaliknya mencetak siswa-siswa yang siap pakai menjadi tukang jagal dan preman.


0 comments

Post a Comment