Pengertian Peribahasa dan Contoh Peribahasa

Pengertian peribahasa sepertinya sudah umum diketahui, namun untuk menyebutkan contoh peribahasa dalam jumlah yang banyak mungkin Anda masih minim inspiarasi. Jika kondisinya demikian, maka artikel ini akan berguna bagi Anda.

Pengertian Peribahasa


Peribahasa adalah kelompok kata atau kalimat yang menyatakan suatu maksud, keadaan seseorang, atau hal yang mengungkapkan kelakuan, perbuatan atau hal mengenai diri seseorang. Peribahasa mencakup ungkapan, pepatah, perumpamaan, ibarat, tamsil. (Kamus Umum Bahasa Indonesia susunan Badudu-Zain (1994)). Pada umumnya, kelompok kata atau kalimat dalam peribahasa memiliki struktur susunan yang tetap, dan merupakan kiasan terhadap suatu maksud. Kalimat yang dipakai biasanya mengesankan dan memiliki arti yang luas. Didalam suatu peribahasa terdapat unsur sistem budaya masyarakat yang berhubungan dengan nilai-nilai, pandangan hidup, norma dan suatu aturan dalam masyarakat. Di kebudayaan melayu peribahasa sering dipakai atau diucapkan dalam kehidupan sehari-hari, dengan kata lain sastra lisan ini merupakan salah satu sarana enkulturasi dalam proses penanaman nilai-nilai adat dari waktu ke waktu.

Peribahasa merupakan ungkapan yang walaupun tidak langsung namun secara tersirat menyampaikan suatu hal yang dapat dipahami oleh pendengarnya atau pembacanya karena sama-sama hidup dalam ruang lingkup budaya yang sama. Persamaan ruang lingkup buadaya yang sama menjadi faktor penting, karena jika tidak maka pembicaraan dengan penggunaan peribahasa tidak akan nyambung. Misalnya, "baru-baru ini ada pejabat tinggi kepolisian yang dengan bangga menyebut diri dan institusinya sebagai buaya karena menganggap buaya itu lambang kekuatan dan keperkasaan". Padahal di masyarakat sekarang kita sudah sejak lama menganggap kata buaya itu selalu dalam arti negatif, contohnya saja pada ungkapan buaya darat, air mata buaya, dll.

Jadi, pemakaian peribahasa di dalam masyarakat adalah milik bersama yang kalau diucapkan, walaupun hanya sebagian akan dipahami oleh yang mendengar atau membacanya. Contoh lain jangan kura-kura dalam perahu, yang mendengarnya tahu bahwa arti dari peribahasa itu adalah jangan pura-pura tidak tahu. Peribahasa jenis ini merupakan pantun yang terdiri atas sampiran dan isi, meski yang diucapkan hanya sampirannya saja tapi orang lain akan tahu apa isinya.

Jenis-jenis Peribahasa


Peribahasa dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu peribahasa yang memiliki arti lugas dan peribahasa yang memiliki arti simbolis. Peribahasa yang memiliki arti lugas terdiri dari dua jenis, yaitu bidal dan pepatah, sedangkan peribahasa yang memiliki arti simbolis, yaitu perumpamaan.
Peribahasa yang memiliki arti bijak

Bidal

Peribahasa jenis bidal memiliki rima dan irama, seringkali digolongkan kedalam bentuk puisi.

Contoh:

  • bagai kerakap di atas batu
  • hidup segan mati tak mau

Pepatah

Peribahasa jenis pepatah memiliki isi yang ringkas, bijak dan seolah-olah diucapkan untuk mematahkan/mematikan ucapan orang lain.
   
Contoh:

  • biar lambat asal selamat.
  • sedikit-demi sedikit, lama-lama menjadi bukit.

Peribahasa yang memiliki arti simbolis

Perumpamaan

Peribahasa dalam bentuk perumpamaan, ungkapannya mengandung arti simbolik, biasanya dimulai dengan kata seperti, bagai atau bak.
   
Contoh:

  • bagai pinang dibelah dua.
  • datar bak lantai papan, licin bak dinding cermin.

Kumpulan Contoh Peribahasa dan Artinya



Nah, berikut ini diluas beberapa contoh peribahasa yang dilengkapi dengan artinya sekaligus:

1. Besar pasak daripada tiang. Maksudnya adalah: lebih besar pengeluaran daripada pendapatan. bisa dibilang orang yang tidak bisa mengatur keuangan.

2. Ada uang abang di sayang, tak ada uang abang ditendang. Maksudnya adalah: hanya mau bersama disaat senang saja tetapi tidak mau tahu disaat sedang susah.

3. Air beriak tanda tak dalam. Maksudnya adalah: orang yang banyak bicara biasanya tidak banyak ilmunya.

4. Harimau mati meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan gading, manusia mati meninggalkan nama.Maksudnya adalah: setiap orang yang sudah meninggal pasti akan dikenang sesuai dengan perbuatannya di dunia.

5. Bagai pungguk merindukan bulan. Maksudnya adalah: seseorang yang membayangkan atau menghayalkan sesuatu yang tidak mungkin.

6. Bagai Makan Buah Simalakama. Maksudnya adalah: bagai seseorang yang dihadapkan pada dua pilihan yang sangat sulit untuk dipilih.

7. Ada uang abang disayang, tak ada uang abang melayang. Maksudnya adalah: hanya mau bersama saat sedang senang saja, tak mau tahu di saat sedang susah.

8. Menang jadi arang, kalah jadi abu. Maksudnya adalah: kalah ataupun menang sama-sama menderita.

9. Bagaikan abu di atas tanggul.Maksudnya adalah: orang yang sedang berada pada kedudukan yang sulit dan mudah jatuh.

10. Ada Padang ada belalang, ada air ada pula ikan.Maksudnya adalah: Di mana pun berada pasti akan tersedia rezeki buat kita.

11. Adat pasang turun naik. Maksudnya adalah: kehidupan di dunia ini tak ada yang abadi, semua senantiasa silih berganti.

12. Membagi sama adil, memotong sama panjang. Maksudnya adalah: jika membagi maupun memutuskan sesuatu hendaknya harus adil dan tidak berat sebelah.

13. Air beriak tanda tak dalam. Maksudnya adalah: orang yang banyak bicara biasanya tak banyak ilmunya.

14. Air tenang menghanyutkan. Maksudnya adalah: orang yang kelihatannya pendiam, namun ternyata banyak menyimpan ilmu pengetahuan dalam pikirannya.

15. Air cucuran atap jatuhnya ke pelimbahan juga. Maksudnya adalah: Sifat-sifat anak biasanya menurun dari sifat orangtuanya.

16. Berguru kepalang ajar, bagai bunga kembang tak jadi. Maksudnya adalah: Menuntut ilmu hendaknya sepenuh hati dan tidak tanggung-tanggung agar mencapai hasil yang baik.

17. Sepandai-pandai tupai melompat, sekali waktu jatuh juga. Maksudnya adalah: Sepandai-pandainya manusia, suatu saat pasti pernah melakukan kesalahan juga.

18. Tong kosong nyaring bunyinya. Maksudnya adalah: Orang sombong dan banyak bicara biasanya tidak berilmu.

19. Tong penuh tidak berguncang, tong setengah yang berguncang. Maksudnya adalah: Orang yang berilmu tidak akan banyak bicara, tetapi orang bodoh biasanya banyak bicara seolah-olah tahu banyak hal.

20. Tua-tua keladi, makin tua makin menjadi. Maksudnya adalah: Orang tua yang bersikap seperti anak muda, terutama dalam masalah percintaan.

21. Karena nila setitik, rusak susu sebelanga. Maksudnya adalah: Karena kesalahan kecil, menghilangkan semua kebaikan yang telah diperbuat.

22. Bagaikan burung di dalam sangkar. Maksudnya adalah: Seseorang yang merasa hidupnya dikekang.

24. Terbuat dari emas sekalipun, sangkar tetap sangkar juga. Maksudnya adalah: Meskipun hidup dalam kemewahan tetapi terkekang, hati tetap merasa tersiksa juga.

25. Sakit sama mengaduh, luka sama mengeluh. Maksudnya adalah: Seiya sekata dalam semua keadaan.

26. Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih. Maksudnya adalah: Segala sesuatu dalam kehidupan bukan manusia yang menentukan.

27. Barangsiapa menggali lubang, ia juga terperosok ke dalamnya. Maksudnya adalah: Bermaksud mencelakakan orang lain, tetapi dirinya juga ikut terkena celaka.

28. Jauh di mata dekat di hati. Maksudnya adalah: Dua orang yang tetap merasa dekat meski tinggal berjauhan.

29. Seberat-berat mata memandang, berat juga bahu memikul. Maksudnya adalah: Seberat apapun penderitaan orang yang melihat, masih lebih menderita orang yang mengalaminya.

30. Badan boleh dimiliki, hati jangan. Maksudnya adalah: Ungkapan bahwa orang tersebut sudah memiliki kekasih, hatinya sudah ada yang memiliki. Secara fisik mau menuruti segala macam perintah yang menindas, namun di dalam hati tetap menentang.

31. Lain di bibir lain di hati. Maksudnya adalah: Perkataan yang tidak sesuai dengan kata hatinya, tidak jujur.

32. Seperti lebah, mulut bawa madu, pantat bawa sengat. Maksudnya adalah: Berwajah rupawan namun perilakunya jahat.

33. Ada harga ada rupa. Maksudnya adalah: Harga suatu barang tentu disesuaikan dengan keadaan barang tersebut.

34. Membelah dada melihat hati. Maksudnya adalah: Ungkapan untuk menyatakan kesungguhan.

35. Sedap jangan ditelan, pahit jangan segera dimuntahkan. Maksudnya adalah: Berpikir baik-baik sebelum bertindak agar tidak kecewa.

36. Karena mata buta, karena hati mati. Maksudnya adalah: Menjadi celaka karena terlalu menuruti hawa nafsunya.

37. Pandai berminyak air. Maksudnya adalah: Pandai menyusun kata-kata untuk mencapai maksudnya.

38. Putih kapas dapat dibuat, putih hati berkeadaan. Maksudnya adalah: Kebaikan hati yang bisa dilihat dari tingkah lakunya.

39. Dibujuk ia menangis, ditendang ia tertawa. Maksudnya adalah: Mau bekerja dengan baik jika sudah mendapat teguran.

40. Jika ditampar sekali kena denda emas, dua kali setampar emas pula, lebih baik ditampar betul-betul. Maksudnya adalah: Setiap perbuatan jahat itu sama saja akibatnya, meski besar ataupun kecil.

41. Lubuk akal tepian ilmu. Maksudnya adalah: Seseorang yang dikenal memiliki banyak ilmu pengetahuan.

42. Nasi tak dingin, pinggan tak retak. Maksudnya adalah: Orang selalu mengerjakan sesuatu dengan hati-hati.

43. Tolak tangan berayun kaki, peluk tubuh mengajar diri. Maksudnya adalah: Belajar untuk mengendalikan diri dan meninggalkan kebiasaan bersenang-senang.

44. Seludang menolak mayang. Maksudnya adalah: Sebutan untuk orang sombong dan melupakan orang lain yang telah berjasa dalam hidupnya.

45. Kalau dipanggil dia menyahut, kalau dilihat dia bersua. Maksudnya adalah: Bisa menyampaikan maksud dengan cara yang tepat.

46. Pangsa menunjukkan bangsa, umpama durian. Maksudnya adalah: Kita bisa melihat perangai seseorang melalui tutur katanya.

47. Ditindih yang berat, dililit yang panjang. Maksudnya adalah: Kemalangan yang datang tanpa bisa dihindari.

48. Tertangguk pada ikan sama menguntungkan, tertanggung pada rangsang sama mengiraikan. Maksudnya adalah: Suka dan duka dijalani bersama. Keuntungan yang didapatkan dinikmati bersama-sama, kesusahan yang dialami diatasi bersama-sama juga.

49. Tambah air tambah sagu. Maksudnya adalah: Tambah banyak permintaannya, bertambah pula biayanya. Bila bertambah anak, akan bertambah pula rezekinya.

50. Sekali air pasang, sekali tepian beranjak; Sekali air di dalam, sekali pasir berubah. Setiap terjadi perubahan pimpinannya, berubah pula aturannya.

51. Bagaikan api makan ilalang kering, tiada dapat dipadamkan lagi. Maksudnya adalah: Orang yang tidak mampu menolak bahaya yang menimpanya.

52. Hancur badan di kandung tanah, budi baik dikenang jua. Maksudnya adalah: Budi pekerti, amal kebaikan, akan selalu dikenang meski seseorang sudah meninggal dunia.

53. Alang berjawab, tepuk berbatas. Maksudnya adalah: Perbuatan baik dibalas dengan perbuatan baik, perbuatan jahat dibalas dengan perbuatan kejahatan pula.

54. Cuaca di langit pertanda akan panas, gabak di hulu tanda akan hujan. Maksudnya adalah: Sesuatu pasti akan ada identitas atau tanda khususnya.

55. Orang mau seribu daya, bukan seribu dali. Maksudnya adalah: Jika menghendaki sesuatu, pasti akan mendapatkan jalan, jika tidak menghendaki, pasti mencari alasan.

56. Enak makan dikunyah, enak kata diperkatakan. Maksudnya adalah: Sesuatu hal haruslah dimusyawarahkan terlebih dahulu.

57. Hawa pantang kerendahan, nafsu pantang kekurangan. Maksudnya adalah: Hawa nafsu tidak boleh diremehkan harus dijaga sebaik-baiknya

58. Sekali jalan terkena, dua kali jalan tahu, tiga kali jalan jera. Maksudnya adalah: Bagaimanapun bodohnya seseorang, jika sekali tertipu, tak akan mau tertipu lagi untuk kedua kalinya.

59. Jangan disesar gunung berlari, hilang kabut tampaklah dia. Maksudnya adalah: Hal yang sudah pasti, kerjakanlah dengan sabar tidak perlu tergesa-gesa.

60. Sehari selembar benar, setahun selembar kain. Maksudnya adalah: Suatu pekerjaan yang dilakukan dengan keyakinan dan kesabaran akan membuahkan hasil yang baik.

61. Di mana kayu bengkok, di sana musang mengintai. Maksudnya adalah: Orang yang sedang lengah mudah dimanfaatkan oleh musuhnya.

62. Terlalu aru berpelanting, kurang aru berpelanting. Maksudnya adalah: Segala sesuatu yang berlebihan atau kurang akan berakibat kurang baik.

63. Menghela lembu dengan tali, menghela manusia dengan kata. Maksudnya adalah: Segala pekerjaan harus dilakukan menurut tata cara aturannya masing-masing.

64. Lemak manis jangan ditelan, pahit jangan dimuntahkan. Maksudnya adalah: perundingan yang baik jangan disia-siakan, tetapi hendaknya dipikirkan secara dalam-dalam.

65. Menanti-nanti bagaikan bersuamikan raja. Maksudnya adalah: Menantikan bantuan dari orang yang tidak dapat memberikan bantuan.

66. Luka sudah hilang parut tinggal juga. Maksudnya adalah: Setiap perselisihan selalu meninggalkan bekas dalam hati orang yang berselisih, walaupun perselisihan itu sudah berakhir.

67. Makan hati berulam rasa. Maksudnya adalah: Menderita karena perbuatan orang yang kita sayang.

68. Untung bagaikan roda pedati, sekali ke bawah sekali ke atas. Maksudnya adalah: Keberuntungan atau nasib manusia tiada tetap, kadang di bawah dan kadang di atas.

69. Kalau tiada senapang, baik berjalan lapang. Maksudnya adalah:. Jika tidak bersenjata atau tidak bertenaga, sebaiknya mengalah.

Baca juga: Contoh Karangan Tentang Ibu

Demikianlah ulasan mengenai peribahasa dan beberapa contoh ungkapan peribahasa. Semoga berguna.


0 comments

Post a Comment