Contoh Pidato Hari Raya Idul Fitri

Sebenarnya jika Anda terpilih untuk menyampaikan pidato di hari lebaran (Idul Fitri), maka mestinya Anda sudah tidak butuh lagi referensi untuk menulis naskah pidato Idul Fitri. Mengapa demikian? Jawabannya, karena itu berarti Anda sudah sangat paham. Lalu, kenapa saya menulis artikel ini, tujuannya adalah untuk berbagi saja. Barangkali bisa dijadikan sebagai referensi atau masukan tambahan.

Hari Raya Idul Fitri adalah hari kemenangan bagi segenap ummat Islam yang patut kita rayakan dengan kegembiraan, dimana pada hari raya tersebut terdapat makna tersendiri. Terlahir kembali, seperti baru pertama kali manusia dilahirkan dan rasa kebersamaan yang begitu erat diantara sesama dengan saling memaafkan segala kesalahan yang pernah ada, karena hakikatnya manusia adalah makhluk yang senantiasa memiliki kesalahan.

Melalui artikel ini, saya akan menuliskan sebuah contoh teks pidato Idul Fitri. Dengan adanya contoh teks pidato Idul Fitri ini saya berharap Anda yang sedang mencari contoh naskah pidato Islam tidak lagi kesulitan untuk mengarang pidato maupun bersusah-payah mencari contoh pidato karena Anda sudah menemukan referensinya di laman ini.

Pidato Idul Fitri
Note:

Karena artikel ini hanya berupa contoh, maka penulisannya bisa saja kurang/tidak lengkap. Anda bisa menyesuaikannya sendiri sebagaimana yang Anda inginkan sehingga pidato hari Idul Fitri yang akan Anda sampaikan menjadi lebih sempurna.

Contoh Pidato Lebaran Hari Raya Idul Fitri


Contoh Pidato Idul Fitri #1

السلام عليكم ورحمة الله و بركاته

اَللهُ أَكْبَرُ… اَللهُ أَكْبَرُ… اَللهُ أَكْبَرُ... اَللهُ أَكْبَرُ… اَللهُ أَكْبَرُ… اَللهُ أَكْبَرُ...
اَللهُ أَكْبَرُ… اَللهُ أَكْبَرُ… اَللهُ أَكْبَرُ لاَ إِلهَ إلّا الله هُوَ اللهُ أكبرُ، اللهُ أكبرُوَ ِللهِ الْحَمْدُ
الحمدُ للهِ الذِي سَهّلَ لِعِباَدِهِ طَرِيق العبادة و يسَّرَ، وَجَعَلَ لَهُمْ عِيْداً إِكْمالِ صِياَمِهِمْ وَيَتَكَرَّر، ووصلَ لهُمْ مَوَاسِمَ الخَيْرَاتِ لِيَزِيدَهم مِن فَضْلِهِ الّذي لاَ يُحْصَرُ، فَما انْقَضَى شهر الصيام إلاَّ وَ أَ عْقَبَهُ أشْهُر الحجِ إلى بيْتِهِ المُطَهَّرِ، أحْمَدُهُ سُبْحاَنَهُ و هو أحقُّ أنْ يُحْمدَ و يُشْكَرَ، و أشهدُ أنْ لا إلهَ إلاَّ اللهُ وحْدهُ لاَ شَرِيْكَ لهُ شَهاَدَةً تؤَمِّنُ صاَحِبها يومَ الفزَعِ الأكبرِ، و أشْهَدُ أنَّ محمّداً عبْدُهُ وَ رَسولُهُ صاحبُ المَقامِ المحمُودِ وَالكَوثُرِ، صلَّى اللهُ وسلّمَ عليه ة على آلهِ و أصحابِهِ السَادَةِ الغُررِ، و على التّابِعينَ لَهُمْ بإحْسانٍ إلى يومِ البَعثِ وَ المَحْشَرِ.
          أمّا بعد : فأُوصكُمْ - أ يُّها الناسُ – و نفْسي بِتَقْوَى اللهِ فَمَنِ اتَّقَى اللهَ وقاهُ، و مَنْ لجأَ إليهِ حَماهُ، وأسعدهُ وماَ أشْقاهُ، يقولُ الله جلّ في علآهُ : يأيها الذينَ آمنُوا اتّقوا اللهَ حقَّ تُقاتهِ ولا تموتنَّ إلاّ وأنتم مُسلمونَ.

Allahu Akbar 3X Walillahilhamd

Kaum Muslimin Yang Berbahagia

Pada pagi hari yang syahdu ini marilah kita panjatkan puji dan syukur yang setinggi-tingginya kehadirat Allah SWT, sebuah ungkapan syukur atas kemenangan yang diberikan keaeda kita umat Islam yang telah menyelesaikan tugas berat selama satu bulan penuh di bulan Ramadhan. Kini kita telah sampai pada puncak kemenangan yang didasarkan atas keimanan. Mudah-mudahan kita benar-benar kembali pada kondisi fitrah dan memperoleh derajat sebagai orang yang bertaqwa, bahagia di dunia dan akhirat. AAMIIN.

Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi kita Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan para penerusnya hingga hari akhir nanti.

Allahu Akbar 3X Walillahilhamd

Kaum Muslimin Yang Berbahagia.

Pagi ini kita memiliki perasaan yang sama, yakni gembira. Gembira bukan karena banyak makanan di rumah kita, bukan karena uang kita lebih dari cukup atau bukan pula karena pakaian kita baru. Tapi kita gembira karena berada dalam kesucian jiwa, kebersihan hati setelah melaksanakan ibadah Ramadhan. Rasulullah SAW bersabda:

إِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ فَرَضَ صِيَامَ رَمَضَانَ وَسَنَنْتُ قِيَامَهُ فَمَنْ صَامَهُ وَقَامَهُ إِحْتِسَابًا خَرَجَ مِنَ الذُّنُوْبِ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ.

“Allah yang Maha Mulia lagi Maha Tinggi mewajibkan puasa Ramadhan dan aku mensunnahkan shalat malam harinya. Barangsiapa puasa Ramadhan dan shalat malam dengan mengharap ridha Allah, maka dia keluar dari dosanya seperti bayi yang dilahirkan ibunya.” (HR. Ahmad).

Allahu Akbar 3x walillahilhamd

Ma’asyiral muslimin yang berbahagia

Hari ini pula merupakan hari kebahagiaan yang pertama bagi muslimin yang berpuasa dengan penuh keimanan dan demi mencari ridha Allah. Karena bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan dan kegembiraan, yang pertama kegembiraan saat berbuka (berhari raya) dan yang kedua ketika berjumpa dengan Tuhannya.

Sabda Nabi SAW :

عن أبي هريرة رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : للصائمِ فَرْحَتانِ يفرَحُهُماَ : إذا أفطر فرحَ بِفطرَهِ، و إذا لقى ربَّهُ فَرِحَ بصومه، (رواه مسلم)

Artinya :

“dari Abu Hurairah ra, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Bagi orang yang berpuasa tersedia dua kebahagiaan, ketika berbuka, ia bergembira dengan buka puasanya ; dan ketika bertemu Tuhannya, dia mendapatkan kebahagiaan besar dengan sebab puasanya.” (HR. Muslim).

Hari ini adalah hari raya bagi kaum muslim yang berpuasa yang merupakan hari kemenangan ynag membanggakan dan membahagiakan yang patut untuk dirayakan. Setiap orang secara fitri memiliki kecenderungan menunggu kedatangan saat kemenangan yang membahagiakan yang perlu disyukuri dan dirayakan. Pada masa sebelum Islam ketika Nabi SAW datang ke kota Madinah, di sana ada dua hari yang diagungkan dan dirayakan. Tetapi kemudian dua hari itu diganti oleh Nabi SAW dengan dua hari raya, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha. Sebagaimana disebutkan dalam hadits Anas :

عن أنس رضي الله عنه قال: قدمَ رسوْلُ اللهِ صلّى الله عليه وسلم المدينةَ و لهمْ يوْماَنِ يلعبونَ فيهماَ فقال : قدْ أَبدَلَكمُ اللهُ بهما خَيْراً يومَ الفطرِ و يوم الأضحى، (رواه أبو داود و النسائى)

Artinya:

“Dari Anas ra, ia berkata “Setelah Rasulullah saw datang di kota Madinah, masyarakat Madinah mempunyai dua hari (yang oleh mereka dipandang sebagai hari raya) yang mereka rayakan di kedua hari itu. Lalu Rasulullah saw berssabda, “Allah telah memberikan ganti padamu yang lebih baik dari kedua hari itu, yaitu hari Raya Fitri dan hari Raya Adha.” (HR. Abu Dawud  dan Nasa’i).

Allahu akbar 3x walillahilhamd

Para jama’ah shalat ‘Id yang berbahagia.

Kebahagiaaan umat Islam di hari raya memiliki arti yang dalam, karena sebuah kebahagiaan yang didasarkan atas keimanan, setelah menjalankan ketaatan sungguh merupakan kemenangan yang membanggakan ddan sangat mengembirakan, terutama ynag dapat merasakan kebahagiaan itu adalah mereka yang secara aktif mengikuti proses tahapan demi tahapan dari perjuangan selama bulan Ramadhan. Dan bagi mereka inilah yang sesungguhnya mendapatkan predikat Idul Fitri 9kembali kepada kesucian), terbebas dari dosa dan noda.

Namun demikian kita tidak boleh lengah dan harus tetap waspada karena pada saat ini, panglima iblis memekik histeris mengumpulkan prajurit-prajuritnya, memberikan komando agar bekerja ekstra keras, membalas kekalahannya dengan menjerumuskan umat Muhammad ke dalam kenistaan. Dengan menggoda mereka agar melakukan pesta lebaran dengan budaya-budaya yang tidak Islami dan memperturutkan hawa nafsu mereka.

Rasulullah saw bersabda, yang artinya : “sesungguhnya iblis terlaknat berteriak histeris pada setiap hari raya, lalu kroni-kroninya berkumpul di sisnya serta bertanya, “Wahai pimpinan kami, siapakah gerangan yang telah membuat paduka iblis murka, biarlah kami akanm hancurkan”, iblis menjawab : “Bukan siapa-siapa (tidak apa-apa), hanya saja Allah SWT pada hari ini telah memberikan ampunan kepada umat Muhammad. Oleh sebab itu, hendaklah kalian bekerja keras, sibukkan mereka dengan kenikmatan-kenikmatan dan kesenangan syahwat, dengan hal-hal yang dilarang, meminum khamar, sehingga Allah menjadi murka (kembali) kepada mereka.”

Allahu akbar 3x walillahilhamd

Jama’ah shalat Idul Fitri yang di rahmati Allah.

Acara ritual Idul Fitri mengandung muatan ibadah baik secara vertical maupun horizontal. Ibadah social pada Idul Fitri hanya terbatas pada solidaritas sosial, juga harus bermurah hati dalam aspek moral dan spiritual dengan bersilaturrahim dan saling maaf memaafkan satu sama lain. Tindakan moral spiritual inilah yang oleh masyarakat dijadikan sebagai ritual pokok dalam berhari raya Idul Fitri.

Setelah dosa secara vertical terhadap Allah terampuni, maka dosa horizontal terhadap sesama manusia pun harus diupayakan dapat terampuni pula, sehingga kita benar-benar dalam kondisi fitrah, bersih, dan suci dari dosa-dosa baik secara vertical maupun horizontal. Dari sinilah maka budaya saling maaf memaafkan menjadi melembaga di dalam merayakan Idul Fitri dikalangan masyarakat kita yang lebih popular dikenal dengan istilah halal bi halal. Budaya lebaran dengan berbagai tradisinya itu merupakan contoh yang elok, bagaimana idon-idon Islam diterjemahkan secara cerdas dan kreatif  ke dalam budaya kita bangsa Indonesia.

Begitu juga dengan silaturrahmi dan halal bi halal pada hari raya Idul Fitri dimaksudkan untuk menyambung kekrabatan dan ukhuwah serta saling maaf memaafkan antara anak dan orang tua, antara suami dan istri, antara teman, kelurga, tetangga, antara atasan dan bawahan, antara rekan bisnis, antara petani, murid, dan guru, juga antara politisi sehingga terjadilah hubungan yang harmonis dan asosiatif abtara mereka.

Alangkah indahnya jika hal tersebut dapat terealisasi di tengah-tengah masyarakat yang menagalami krisis kepercayaan dan saling curiga mencurigai. Anggota-anggota masyarakat mampu menempatkan hubungan yang harmonis, bisa mengesampingkan kepentingan pribadi dan golongan, seningga muncul solidaritas yang seakan-akan tanpa pamrih, kecuali untuk kepentingan agama, nusa dan bangsa. Betapa hinanya orang yang tidak mau bergaul secara baik dengan sesamanya, ia akan mengalami kesulitan dalam hidupnya, karena pada dasarnya sebagai manusia, ia tidak akan mungkin dapat hidup tanpa jasa dan bantuan orang lain. Sebagaimana ditegaskan dalam firman AllahSWT yang artinya :

“Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang teguh kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia.”

Allahu Akbar 3x, walillahilhamd

Jamaa’ah yang di rahmati Allah.

Idul Fitri meripakan momen integritas dan solidaritas bmasyarakat yang sedang mengalami proses perubahan, khususnya bagi para migrant yang telah terkondisikan dalam hiruk piruk dan hingar binger kehidupan kota. Dengan mudik misalnya, mereka ingin menemukan kembali masa lalunya di tempat asal. Mereka yang kesehariannya selalu dihitung dengan angka-angka dan diperlakukan seperti skrup-skrup kecil dalam mesin-mesin raksasa kota, ingin kembali diperlakukan sebagai manusia, mereka tinggalkan kota walaupun hanya sementara untuk menikmatikembali wajah kampong halaman rumah, ke sungai tempat mereka dulu mandi, ke lapangan tempat mereka bermain, merebah di pangkuan ibu dan ayah, berkumpul dengan sanak keluarga, menjalin kembali tali persaudaraan yang sekian lama terpisahkan oleh jarak dan kepentingan masing-masing. Sungguh membahagiakan dan kebahagian itu diungkapkan dengan memperbanyak takbir, tauhid dan tahmid mengagungkan kebesaran Asma Allah SWT dan membagi-bagikan sedekah dan santunan pada fuqara’ miskin dan anak-anak yatim.

Di hari lebaran ini, untuk sementara gerak otomistik dan individualistic yang di sebabkan oleh dorongan ekonomi dapat diturunkan dan diidnginkan. Kemudian setelah lebaran mampu bangkit memulai aktifitas kembali dengan tetap disertai semangat religuitas yang tinggi, sebagai manifestasi tumbuh suburnya nilai-nilai religi yang telah ditanam selama Ramadhan, Aamiin,,,yaa Robbal ‘aalamiin.

بالله التوفيق و الهداية
والسلام عليكم ورحمة الله و بركاته

Pidato Idul Fitri #2

Contoh pidato sambutan Idul Fitri yang kedua ini hanya berupa isinya saja. Artinya, tata-cara penyampaiannya adalah sebagaimana contoh pidato #1

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Jama'ah yang dimuliakan Allah S.W.T.

Marilah kita senantiasa meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT dan sekaligus mengucapkan syukur yang sebanyak-banyaknya atas nikmat Allah yang selama ini kita rasakan. Shalawat serta salam tak lupa saya panjatkan kepada Nabi kita Rasulallah SAW yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah ke zaman yang penuh dengan ilmu dan cahaya-cahaya kebersamaan ini.

Jama'ah yang berbahagia.

Pada hari ini yaitu hari Idul Fitri termasuk hari yang dimulyakan oleh Allah SWT dimana semua orang Islam sama bergembira karena mereka telah memperoleh kemenangan untuk berperang melawan hawa nafsu selama satu bulan penuh untuk menunaikan ibadah puasa di bulan suci Ramadhan.

Dan hari ini juga merupakan hari kemenangan bagi seluruh umat Islam di penjuru dunia yang telah berhasil melaksanakan ibadah puasa sebulan penuh sebagai tanda, bahwa mereka telah berhasil menundukan hawa nafsu mereka untuk taat kepada Allah SWT sekalipun berat rasanya karena menginggalkan perkara yang sebelumnya diperbolehkan dengan pengertian yang halal saja tidak diperbolehkan apalagi yang haram.

Jama'ah Idul Fitri yang berbahagia

Hari ini, kita diharamkan untuk berpuasa dan dibebaskan dari api neraka serta diberikan pahala yang berlipat ganda. Disamping itu para malaikat memohonkan ampun kepada Allah dan bersalaman dengan orang-orang yang melakukan shalat Ied seperti kita semua ini. Mudah-mudahan kita semua termasuk orang-orang yang dimohonkan ampun oleh para Malaikat dan juga bersalaman dengan mereka. Amiin.

Berbahagialah para kaum muslimin yang telah menunaikan kewajiban yang telah ditetapkan kepada kita sebagai umat Islam untuk mengeluarkan zakat fitrah untuk membersihkan lahir dan batin kita serta menjadi sebab diterimanya puasa kita di bulan Ramadhan.

Bapak/Ibu Jama'ah yang dirahmati

Demikian yang dapat saya samapaikan, mudah-mudahan bermanfaat untuk kita semua. Mohon maaf jika terdapat kekurangan, dan Minal Aidin Wal Faizin - mohon maaf lahir batin.

Baca juga: Pengertian Artikel dan Jenis-jenisnya

Demikian, semoga berguna. Dan jika terdapat kekurangan harap ditambahkan sendiri sehingga menjadi pidato Idul Fitri yang lengkap. Sementara itu, bagi sahabat pembaca yang sedang mencari contoh pidato Idul Fitri dalam Bahasa Inggris, semoga kedepannya saya berkesempatan menuliskan contohnya.


0 comments

Post a Comment