Naskah drama untuk anak SMP dibawah ini merupakan kisah sebuah persahabatan. Seperti diketahui, naskah drama tentang persahabatan ini biasanya banyak dipertontonkan, baik untuk 4 orang, 5 orang, 6 orang, atau bahkan beramai-ramai. Baiklah, berikut ini contoh dialog drama untuk anak sekolah SMP yang bisa Anda pelajari.
Naskah Drama Siwa SMP
Tema: Persahabatan
Judul: Sahabat Untuk Salita
Durasi: Singkat
Scene 1
Ruang kelas masih sepi, Naira sudah masuk kelas. Dia sedang berbincang-bincang dengan Yusuf dan Rahmi.
Naira : Akhir-akhir ini kulihat Salita sering datang terlambat
Rahmi : Iya, ada apa ya? Biasanya dia terkenal paling disiplin. Kita belum datang saja dia sudah di kelas. Ini sejak dua hari yang lalu dia terlambat terus?
Naira : Entahlah, Salita jadi aneh belakangan ini. Dia lebih suka menyendiri. Kita seharusnya sebagai sahabat yang baik mengetahui apa yang diderita Salita saat ini.
Yusuf : (Mendekati Naira & Rahmi ) Iya, betul itu. Tidak beriman seseorang sebelum mencintai saudaranya seperti dia mencintai dirinya sendiri.
Rahmi : Baiklah, nanti kita tanyakan saja ke Salita tentang masalah apa yang dia hadapi hingga sering terlambat sekolah
Yusuf : Jangan, lebih baik kita cari tahu sendiri.
Naira : Caranya ?
Yusuf : Kebetulan kemaren sore aku lihat Salita baru keluar dari rumah Zaza. Itulah, teman kita yang sok kaya dan kecentilan itu?
Rahmi : Hah, yang bener?
Naira : Wah, kita harus bertindak cepat. Aku merasa ada hal yang aneh dengan mereka. Pantas saja Salita semakin akrab dengan Zaza.
Scene 2
Salita membereskan kamar Zaza yang berserakan. Dia punguti sampah dan kertas bekas bungkus makanan di kamar Zaza kemudian Zaza masuk bersama Ayudya.
Zaza : Eh, ada pembantu baru di rumah ini!
Ayudya : hahahaha, kerja ya Bu? Kasihan amat…
Salita : (Diam , memunguti sampah di kamar Zaza)
Zaza : (mendekat) Hei, kau tuli? Disapa malah diam! Jarang-jarang kita sapa pembokat seperti kamu. (menarik kerudung Salita) Hai, kamu! Kalau ada orang yang ajak bicara ya tatap dong? Daim saja. Bisu apa?
Ayudya : kita buka saja jilbabnya si Salita itu. Kita gunduli rambutnya. Bagaimana, Zaza?
Salita : Ampun, jangan lakukan itu. Jangan..
Zaza : Ampun? Hahaha.. sepertinya ide kamu bagus juga Ayudya. Kamu pegagngi dia.
Ayudya : ( mendekat dan memgangi tangan Salita)
Salita : Tolong, jangan lakukan itu. Tolong.. Rambut itu mahkota wanita, Allah tidak menyukai wanita yang mempunyai rambut pendek. Aku tidak mau itu. Jadi tolong, jangan lakukan..
Zaza : Sudah, diam! Kamu mau dibayar berapa untuk rambut gundul nanti? Uang bagiku tak masalah.
Salita : (meronta) Tidak! Aku tidak butuh uang.
Ayudya : Huuuh, sudah miskin saja sombong
Salita : Tolong, jangan lakukan itu padaku
Zaza : Kamu pegangi yang kuat. Aku ambil gunting dulu
Ayudya : siip..
Salita : ( berusaha melepaskan diri dari pegangan Ayudya namun tak mampu)
Zaza : (mendatangi Salita, emnggunting rambut Salita )
Hahaha, rasakan kamu Salita.
Salita : Tolong, jangan lakukan ini (Menangis)
Scene 3
Yusuf, Naira dan Rahmi berdiri di depan rumah Zaza. Mereka mendengar suara Salita yang menjerit meminta pertolongan.
Salita : ( keluar dari rumah dan lari)
Naira : Salita, tunggu!! (mengejar Salita kemudian diikuti Yusuf dan Rahmi)
Rahmi : Salita!!!
Scene 4
Sebuah mobil menabarak Salita yang sedang lari di tepi jalan. Salita tergeletak tak berdaya. Naira, Yusuf, dan Rahmi mengejar Salita yang sudah tergeletak tak berdaya.
Naira : Salitaaaaaaaaaaaaaaaa!!! ( mendekap Salita)
Rahmi : Salita, bangun! Bangun Salita!
Salita : (tergeletak tak berdaya namun masih bernafas) Maafkan aku sahabat, akuu..
Naira : Sudahlah, jangan bicara lagi. Kita bawa ke rumah sakit terdekat.
Rahmi : Yusuf, bantu kami membawa Salita ke Rumah sakit
Yusuf : Ba. Ba. Ba. Baiiik..
Scene 5
Salita berbaring di ranjang, tak berdaya. Naira dan Rahmi mendampingi Salita.
Naira : Bagaimana keadaanmu, Salita?
Rahmi : Iya, bagaimana kamu? Tidak apa-apa, kan?
Salita : Alhamdulillah, hanya sedikit lecet.
Yusuf : Memangnya kamu kenapa?
Salita : Zaza dan Ayudya memotong rambutku. Mereka menggunduliku.
Naira : Innalillah.. jahat sekali mereka!
Salita : Sudahlah, aku tidak apa-apa. Aku sudah memaafkan mereka. Di bulan Ramadhan ini kita tak boleh marah, itu mengurangi pahal puasa kita. Tidak baik, bisa-bisqa pahala kita berkurang.
Rahmi : Tapi perbuatan mereka melewati batas. Kami tidak terima!
Salita : Sudah.. jangan diperpanjang.
Yusuf : (mendekati Salita) maaf, memangnya kamu di rumah Zaza sedang apa?
Salita : Aku kerja di rumah Zaza
Naira : Hah, kerja? Untuk apa?
Salita : Kebetulan uang jatah bulananku habis. Aku belum mendapat kiriman uang dari Ayah di kampong
Naira : Mengapa kamu tidak jujur dengan kami?
Salita : Maaf, aku tidak mau merepotkan teman-teman
Naira : Setidaknya kami bisa meminjamimu uang.
Rahmi : Iya, kami bisa bantu kamu Salita
Yusuf : Sahabat itu lebih indah. Harusnya kamu jujur kepada kami. Di bulan Ramadhan ini akan dilipatgandakan pahala kebaikannya, dan akan dimaafkan segala kesalahan kita.
Salita : Baiklah, aku minta maaf atas kesalahanku
Naira : Sudahlah, yang penting kamu jangan seperti itu lagi.
Salita : Iya, aku janji.
Rahmi : Alhamdulillah…
TAMAT
Semoga bisa memberikan inspirasi berguna bagi para pembaca. Sukses untuk pertunjukan drama kalian!
0 comments
Post a Comment