Artikel opini adalah sebuah artikel yang mengandung unsur pokok tentang sebuah sudut pandang dengan butir-butir argumentasi didalamnya.
Artikel opini sendiri merupakan salah satu jenis artikel pendidikan sebagaimana yang sering dibahas di Artikeloka, termasuk contoh artikel opini pendidikan pada postingan beberapa waktu lalu.
Dalam menulis artikel opini hal terpenting yang harus dipersiapkan terlebih dahulu adalah dasar dari munculnya opini itu sendiri.
Seperti yang kita ketahui bersama bahwa opini adalah dampak dari sebuah kejadian atau isu yang sedang terjadi.
Penulisan artikel opini memang sedikit lebih rumit jika dibandingkan dengan beberapa jenis artikel pendidikan lainnya.
Namun, pada dasarnya penulisannya mudah dibuat asalkan Anda sudah memahami dengan baik isu atau topik yang akan Anda tuliskan yang menjadi asal-muasal munculnya opini tersebut.
1. Contoh Artikel Opini Tentang Kehidupan
Bagi sahabat pembaca yang sedang membutuhkan contoh artikel opini sebagai bahan referensi untuk tugas atau keperluan lainnya, berikut ini contoh artikel opini singkat yang diharapkan berguna bagi Anda.
Berdasarkan nilai kepercayaan terhadap Tuhan yang maha Esa manusia dilahirkan tergarisi oleh takdir.
Ketika menyinggung tentang takdir, maka nasib adalah komponen kehidupan lainnya yang tidak bisa lepas dari pendefinisian dan hakikat sebuah takdir.
Meskipun takdir adalah sebuah penggarisan oleh Tuhan terhadap ummat manusia, namun nasib adalah sebuah kondisi yang dapat dirubah berdasarkan tindakan dan usaha yang dilakukan oleh manusia itu sendiri.
Tuhan tidak merubah nasib seseorang manakala orang itu enggan berusaha untuk merubahnya.
Tuhan tidak merubah nasib seseorang manakala orang itu enggan berusaha untuk merubahnya.
Sesulit apapun kondisi yang dihadapi oleh seseorang, yang bersangkutan tetap berkesempatan untuk memperbaikinya jika dia mau berusaha secara maksimal.
Setiap orang hendaknya tidak menjadi pribadi yang mudah merasa putus asa, sempit dalam berpikir, dan tidak dikalahkan oleh hal-hal negatif yang dapat mengubur akal sehatnya.
Setiap orang hendaknya tidak menjadi pribadi yang mudah merasa putus asa, sempit dalam berpikir, dan tidak dikalahkan oleh hal-hal negatif yang dapat mengubur akal sehatnya.
Nasib kurang baik dapat dirubah menjadi lebih baik ketika orang itu mau untuk terus memaksimalkan usahanya demi menjadi lebih baik.
Dalam hidup segala sesuatu membutuhkan proses, begitu juga untuk mendapatkan nasib baik, manusia dituntut untuk melakukan banyak hal sebelum Tuhan bersedia memberikan nasib yang lebih baik bagi mereka.
Pernyataan Pendapat
Menjaga kebersihan, kesehatan dan kelestarian lingkungan merupakan hal yang penting namun sering terlewatkan.
Belum banyak masyarakat Indonesia yang sadar akan pentingnya menjaga lingkungan terutama dalam hal kebersihan karena hal ini belum menjadi kebiasaan dan kebutuhan utama.
Padahal, di negara-negara maju, kebersihan, kerapian dan kesehatan lingkungan menjadi perhatian penting karena manfaatnya bukan hanya untuk kehidupan di masa mendatang, namun juga untuk menjaga kesehatan fisik dan psikologis masyarakatnya saat ini.
Argumentasi
Lingkungan yang bersih dan sehat mampu meningkatkan produktivitas dan semangat hidup manusia. Sayangnya di Indonesia hal ini belum menjadi kebutuhan pokok yang penting.
Hal tersebut bisa kita lihat dari banyaknya sampah yang menumpuk di sungai, laut, pinggir jalan, pasar, dan tempat-tempat umum lainnya.
Tak jarang hal ini menimbulkan masalah seperti misalnya banjir, wabah demam berdarah serta penyakit lainnya.
Kebersihan lingkungan merupakan tanggung jawab bersama yang bisa dimulai dari tiap-tiap lingkungan kecil, yakni lingkungan rumah tangga.
Lingkungan yang rawan sampah juga belum mendapatkan perhatian utama dari pemerintah mengingat upaya yang dilakukan oleh pemerintah hanya sebatas upaya yang bisa dibilang telah usang, yakni menimbun sampah di tempat pembuangan sampah akhir dan dimusnahkan dengan cara dibakar.
Sementara itu, sampah bisa menjadi potensi energi dan ekonomi jika dikelola dengan baik seperti misalnya dengan cara daur ulang untuk sampah non organik dan sumber energi dan pupuk untuk sampah organik.
Tentu saja pengolahan semacam ini membutuhkan biaya besar untuk dibuatkan sebuah instansi khusus pengolahan dan daur ulang sampah, namun dampaknya akan lebih banyak ke hal-hal yang positif, yakni penyerapan tenaga kerja dan sumber devisa negara.
Di Jepang, misalnya, sampah justru bisa menjadi peluang baik untuk pertumbuhan ekonomi dan energi.
Sampah diolah sedemikian rupa sebagai pembangkit listrik atau menjadi gas untuk keperluan industri.
Selain itu, sampah juga bisa menjadi barang daur ulang. Proses pengolahan sampah tersebut tak hanya dikelola oleh negara, namun juga oleh masyarakatnya secara perorangan.
Wacana pemanfaatan sampah barangkali menjadi hal yang jarang dilirik sebagai peluang bisnis di Indonesia.
Tukang sampah dianggap sebagai pekerjaan kotor dan kurang terhormat. Masyarakat Indonesia cenderung enggan, malu, risih dan malas untuk berurusan dengan sampah.
Padahal, tak jarang para pengepul sampah, tukang rosok, dan industri daur ulang sampah telah meraup jutaan hingga milyaran rupiah dari sampah ini tanpa diketahui oleh orang banyak. Sementara itu, sampah masih tetap melimpah ruah dan para pengais rejeki dari sampah ini sampai kewalahan.
Persoalan sampah dan lingkungan tentu bisa dimulai dari lingkup kecil sebagaimana telah disinggung di awal, yakni dari lingkungan rumah tangga.
Tak sulit melakukannya, hanya butuh sabar dan telaten untuk memilah dan mengolah sampah agar tak mengganggu lingkungan, misalnya dengan menyediakan dua jenis tempat sampah untuk sampah organik dan anorganik, basah atau kering.
Sampah bisa saja dimusnahkan dengan cara dibakar, namun tentu mengolah sampah tetap menjadi aktivitas yang lebih bijaksana dan menguntungkan dari pada sekedar membuang atau membakar sampah.
Pernyataan Ulang Pendapat
Lingkungan yang bersih, sehat dan bebas sampah merupakan salah satu faktor yang mampu menunjang mutu hidup manusia agar tak hanya lebih sehat secara fisik dan psikologis namun juga produktif untuk bekerja dan berkreativitas.
Lingkungan semacam itu tentu menandai adanya managemen kehidupan manusia yang baik dan tertata rapi.
Mungkin hal ini masih menjadi hal langka da sulit terjadi di kalangan masyarakat Indonesia, namun bukan berarti hal ini tak mungkin diwujudkan.
Jika masyarakat terus menerus diedukasi dengan tema pentingnya menjaga lingkungan secara terus menerus, maka hidup dengan lingkungan yang bersih dan sehat akan menjadi budaya baru.
Dengan karakteristik small open economy, Indonesia tidak bisa lepas dari pengaruh percaturan ekonomi global. Kasus Subprime Mortgage yang mengantarkan ekonomi AS ke jurang resesi, juga ikut menggoyang stabilitas ekonomi nasional khususnya di sektor keuangan.
Lantas, bagaimana agar Indonesia tidak ikut terperosok ke jurang tersebut?
Krisis 1997 memberi banyak pelajaran pada bangsa ini mengenai cara menghadapi gejolak ekonomi. Krisis ini bukan muncul di Indonesia, tapi di Thailand. Rembetan dari Thailand menuju ke sejumlah negara Asia lainnya, termasuk Indonesia telah memberikan efek yang berbeda di masing-masing negara.
Boleh dibilang, perekonomian Indonesia mendapat efek negatif paling besar di antara negara-negara lainnya. Sebab, jantung ekonomi nasional yakni perbankan mengalami kebangkrutan, sehingga berimbas pula pada sektor riil. Akibatnya, negara-negara lain sudah pulih dari krisis, Indonesia masih terkapar dan tertatih-tatih menuju kebangkitan ekonomi.
Model yang sama ditemui saat ini. Krisis lembaga finansial ini terjadi di Amerika Serikat ditandai dengan bangkrutnya sejumlah bank investasi. Masalahnya, krisis finansial di AS akan berimbas pula pada sektor finansial di Indonesia, terutama pasar saham dan valuta asing. Hal ini tidak dapat dimungkiri karena integrasi pasar keuangan dunia disertai dengan liberalisasi pasar finansial memuluskan hal tersebut terjadi.
Pun, karena orang asing merupakan penguasa modal dominan di bursa saham. Mereka sangat sensitif dengan gejolak ekonomi di AS sehingga terdorong melakukan aksi jual. Adapun pelarian kapital ke luar akan meningkatkan permintaan dolar terhadap rupiah, sehingga rupiah terdepresiasi terhadap dolar AS.
Nah, agar bangsa ini tidak ikut terperosok ke jurang krisis, hal pertama yang harus dilakukan adalah menyelamatkan sektor finansial kita. Agar krisis 1997 tidak terulang kembali, pemerintah harus menjaga sistem perbankan agar tetap berjalan sebagaimana mestinya.
Kepercayaan nasabah harus dijaga, salah satunya dengan memberikan jaminan simpanan yang lebih tinggi. Langkah ini sudah dilakukan pemerintah, yakni menaikkan level simpanan yang dijamin sampai Rp 2 miliar dari sebelumnya hanya Rp 100 juta. Dengan jaminan ini, nasabah akan tetap percaya pada bank, sebagai tempat mereka menitipkan uang.
Hanya saja, ironis bila pemerintah menaikkan suku bunga BI yang hingga kini mencapai level 9,5 persen. Alasan pemerintah, dalam hal ini BI, adalah untuk menekan inflasi 2009 agar sesuai targetnya. Namun, sektor riil lah yang menjadi korban terhadap naiknya suku bunga acuan tersebut. Selain itu, gejolak ekonomi global juga berimbas pada ekspor dan impor yang bisa menurunkan pertumbuhan.
Di sisi ekspor, semestinya terjadi kenaikan pendapatan karena harga produk domestik relatif lebih rendah di luar negeri. Akan tetapi, di masa krisis, permintaan luar negeri terhadap produk domestik pun ikut berkurang, sehingga volume ekspor turun. Langkah yang harus dilakukan adalah melakukan diversifikasi negara tujuan ekspor. Selama ini, negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, Australia, dan sejumlah negara Eropa Barat menjadi tujuan ekspor utama. Ke depan, pemerintah perlu memperluas diversifikasi tujuan ekspor terutama ke negara-negara Timur Tengah, yang saat ini kelebihan likuiditas.
Dampak lebih parah lagi dilihat di sisi impor, sebab harga yang dibayarkan terhadap produk impor relatif lebih tinggi dibanding sebelumnya. Akibatnya, produk impor khususnya yang digunakan untuk bahan baku industri menjadi lebih mahal, sehingga harga-harga barang ikut naik. Sehingga, ketergantungan pada produk impor juga harus dikurangi sedikit demi karena hal tersebut akan mengurangi cadangan devisa nasional.
Oleh karenanya, langkah antisipasi di sektor finansial terutama perbankan merupakan langkah pertama yang harus dilakukan. Sedangkan di sektor riil, pemerintah perlu menjaga surplus neraca perdagangan, dengan meningkatkan volume ekspor dan mengurangi ketergantungan pada produk impor. Sejumlah strategi inilah yang bisa menghindarkan Indonesia dari jurang krisis.
Dalam hidup segala sesuatu membutuhkan proses, begitu juga untuk mendapatkan nasib baik, manusia dituntut untuk melakukan banyak hal sebelum Tuhan bersedia memberikan nasib yang lebih baik bagi mereka.
2. Contoh Artikel Opini Tentang Lingkungan
Pernyataan Pendapat
Menjaga kebersihan, kesehatan dan kelestarian lingkungan merupakan hal yang penting namun sering terlewatkan.
Belum banyak masyarakat Indonesia yang sadar akan pentingnya menjaga lingkungan terutama dalam hal kebersihan karena hal ini belum menjadi kebiasaan dan kebutuhan utama.
Padahal, di negara-negara maju, kebersihan, kerapian dan kesehatan lingkungan menjadi perhatian penting karena manfaatnya bukan hanya untuk kehidupan di masa mendatang, namun juga untuk menjaga kesehatan fisik dan psikologis masyarakatnya saat ini.
Argumentasi
Lingkungan yang bersih dan sehat mampu meningkatkan produktivitas dan semangat hidup manusia. Sayangnya di Indonesia hal ini belum menjadi kebutuhan pokok yang penting.
Hal tersebut bisa kita lihat dari banyaknya sampah yang menumpuk di sungai, laut, pinggir jalan, pasar, dan tempat-tempat umum lainnya.
Tak jarang hal ini menimbulkan masalah seperti misalnya banjir, wabah demam berdarah serta penyakit lainnya.
Kebersihan lingkungan merupakan tanggung jawab bersama yang bisa dimulai dari tiap-tiap lingkungan kecil, yakni lingkungan rumah tangga.
Lingkungan yang rawan sampah juga belum mendapatkan perhatian utama dari pemerintah mengingat upaya yang dilakukan oleh pemerintah hanya sebatas upaya yang bisa dibilang telah usang, yakni menimbun sampah di tempat pembuangan sampah akhir dan dimusnahkan dengan cara dibakar.
Sementara itu, sampah bisa menjadi potensi energi dan ekonomi jika dikelola dengan baik seperti misalnya dengan cara daur ulang untuk sampah non organik dan sumber energi dan pupuk untuk sampah organik.
Tentu saja pengolahan semacam ini membutuhkan biaya besar untuk dibuatkan sebuah instansi khusus pengolahan dan daur ulang sampah, namun dampaknya akan lebih banyak ke hal-hal yang positif, yakni penyerapan tenaga kerja dan sumber devisa negara.
Di Jepang, misalnya, sampah justru bisa menjadi peluang baik untuk pertumbuhan ekonomi dan energi.
Sampah diolah sedemikian rupa sebagai pembangkit listrik atau menjadi gas untuk keperluan industri.
Selain itu, sampah juga bisa menjadi barang daur ulang. Proses pengolahan sampah tersebut tak hanya dikelola oleh negara, namun juga oleh masyarakatnya secara perorangan.
Wacana pemanfaatan sampah barangkali menjadi hal yang jarang dilirik sebagai peluang bisnis di Indonesia.
Tukang sampah dianggap sebagai pekerjaan kotor dan kurang terhormat. Masyarakat Indonesia cenderung enggan, malu, risih dan malas untuk berurusan dengan sampah.
Padahal, tak jarang para pengepul sampah, tukang rosok, dan industri daur ulang sampah telah meraup jutaan hingga milyaran rupiah dari sampah ini tanpa diketahui oleh orang banyak. Sementara itu, sampah masih tetap melimpah ruah dan para pengais rejeki dari sampah ini sampai kewalahan.
Persoalan sampah dan lingkungan tentu bisa dimulai dari lingkup kecil sebagaimana telah disinggung di awal, yakni dari lingkungan rumah tangga.
Tak sulit melakukannya, hanya butuh sabar dan telaten untuk memilah dan mengolah sampah agar tak mengganggu lingkungan, misalnya dengan menyediakan dua jenis tempat sampah untuk sampah organik dan anorganik, basah atau kering.
Sampah bisa saja dimusnahkan dengan cara dibakar, namun tentu mengolah sampah tetap menjadi aktivitas yang lebih bijaksana dan menguntungkan dari pada sekedar membuang atau membakar sampah.
Pernyataan Ulang Pendapat
Lingkungan yang bersih, sehat dan bebas sampah merupakan salah satu faktor yang mampu menunjang mutu hidup manusia agar tak hanya lebih sehat secara fisik dan psikologis namun juga produktif untuk bekerja dan berkreativitas.
Lingkungan semacam itu tentu menandai adanya managemen kehidupan manusia yang baik dan tertata rapi.
Mungkin hal ini masih menjadi hal langka da sulit terjadi di kalangan masyarakat Indonesia, namun bukan berarti hal ini tak mungkin diwujudkan.
Jika masyarakat terus menerus diedukasi dengan tema pentingnya menjaga lingkungan secara terus menerus, maka hidup dengan lingkungan yang bersih dan sehat akan menjadi budaya baru.
3. Contoh Artikel Opini Tentang Ekonomi
Dengan karakteristik small open economy, Indonesia tidak bisa lepas dari pengaruh percaturan ekonomi global. Kasus Subprime Mortgage yang mengantarkan ekonomi AS ke jurang resesi, juga ikut menggoyang stabilitas ekonomi nasional khususnya di sektor keuangan.
Lantas, bagaimana agar Indonesia tidak ikut terperosok ke jurang tersebut?
Krisis 1997 memberi banyak pelajaran pada bangsa ini mengenai cara menghadapi gejolak ekonomi. Krisis ini bukan muncul di Indonesia, tapi di Thailand. Rembetan dari Thailand menuju ke sejumlah negara Asia lainnya, termasuk Indonesia telah memberikan efek yang berbeda di masing-masing negara.
Boleh dibilang, perekonomian Indonesia mendapat efek negatif paling besar di antara negara-negara lainnya. Sebab, jantung ekonomi nasional yakni perbankan mengalami kebangkrutan, sehingga berimbas pula pada sektor riil. Akibatnya, negara-negara lain sudah pulih dari krisis, Indonesia masih terkapar dan tertatih-tatih menuju kebangkitan ekonomi.
Model yang sama ditemui saat ini. Krisis lembaga finansial ini terjadi di Amerika Serikat ditandai dengan bangkrutnya sejumlah bank investasi. Masalahnya, krisis finansial di AS akan berimbas pula pada sektor finansial di Indonesia, terutama pasar saham dan valuta asing. Hal ini tidak dapat dimungkiri karena integrasi pasar keuangan dunia disertai dengan liberalisasi pasar finansial memuluskan hal tersebut terjadi.
Pun, karena orang asing merupakan penguasa modal dominan di bursa saham. Mereka sangat sensitif dengan gejolak ekonomi di AS sehingga terdorong melakukan aksi jual. Adapun pelarian kapital ke luar akan meningkatkan permintaan dolar terhadap rupiah, sehingga rupiah terdepresiasi terhadap dolar AS.
Nah, agar bangsa ini tidak ikut terperosok ke jurang krisis, hal pertama yang harus dilakukan adalah menyelamatkan sektor finansial kita. Agar krisis 1997 tidak terulang kembali, pemerintah harus menjaga sistem perbankan agar tetap berjalan sebagaimana mestinya.
Kepercayaan nasabah harus dijaga, salah satunya dengan memberikan jaminan simpanan yang lebih tinggi. Langkah ini sudah dilakukan pemerintah, yakni menaikkan level simpanan yang dijamin sampai Rp 2 miliar dari sebelumnya hanya Rp 100 juta. Dengan jaminan ini, nasabah akan tetap percaya pada bank, sebagai tempat mereka menitipkan uang.
Hanya saja, ironis bila pemerintah menaikkan suku bunga BI yang hingga kini mencapai level 9,5 persen. Alasan pemerintah, dalam hal ini BI, adalah untuk menekan inflasi 2009 agar sesuai targetnya. Namun, sektor riil lah yang menjadi korban terhadap naiknya suku bunga acuan tersebut. Selain itu, gejolak ekonomi global juga berimbas pada ekspor dan impor yang bisa menurunkan pertumbuhan.
Di sisi ekspor, semestinya terjadi kenaikan pendapatan karena harga produk domestik relatif lebih rendah di luar negeri. Akan tetapi, di masa krisis, permintaan luar negeri terhadap produk domestik pun ikut berkurang, sehingga volume ekspor turun. Langkah yang harus dilakukan adalah melakukan diversifikasi negara tujuan ekspor. Selama ini, negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, Australia, dan sejumlah negara Eropa Barat menjadi tujuan ekspor utama. Ke depan, pemerintah perlu memperluas diversifikasi tujuan ekspor terutama ke negara-negara Timur Tengah, yang saat ini kelebihan likuiditas.
Dampak lebih parah lagi dilihat di sisi impor, sebab harga yang dibayarkan terhadap produk impor relatif lebih tinggi dibanding sebelumnya. Akibatnya, produk impor khususnya yang digunakan untuk bahan baku industri menjadi lebih mahal, sehingga harga-harga barang ikut naik. Sehingga, ketergantungan pada produk impor juga harus dikurangi sedikit demi karena hal tersebut akan mengurangi cadangan devisa nasional.
Oleh karenanya, langkah antisipasi di sektor finansial terutama perbankan merupakan langkah pertama yang harus dilakukan. Sedangkan di sektor riil, pemerintah perlu menjaga surplus neraca perdagangan, dengan meningkatkan volume ekspor dan mengurangi ketergantungan pada produk impor. Sejumlah strategi inilah yang bisa menghindarkan Indonesia dari jurang krisis.
Penutup
Demikian contoh artikel opini atau contoh paragraf opini, semoga bermanfaat bagi Anda. Diatas merupakan contoh artikel opini singkat, Anda bisa mengubahnya jika diperlukan.
Untuk menemukan contoh artikel pendidikan lainnya, Anda dapat mencarinya melalui kotak pencarian atau telusuri pada kategori artikel pendidikan.
0 comments
Post a Comment