21 Contoh Naskah Drama Pendek & Panjang Lengkap (Terbaru 2020)

Menulis teks drama panjang maupun pendek mungkin bukan pekerjaan mudah bagi seseorang yang belum memiliki pengalaman menyusun naskah drama. Dalam teks dialog drama terdapat beberapa bagian penting, mulai ide, karakter, pesan yang ingin ditonjolkan, dan lain sebagainya. Oleh sebab itu, membuat dialog drama membutuhkan sebuah pemikiran agar bisa menuai kesuksesan saat dipentaskan.

Drama teater atau jenis pertunjukan drama lainnya merupakan salah satu bentuk pertunjukan seni yang banyak memberi dampak positif bagi kalangan remaja. Tidak heran, jika pertunjukan drama ini banyak dipertontonkan, baik itu berupa drama singkat maupun drama panjang dengan jumlah pemeran hingga lebih dari 10 orang.

Kumpulan Contoh Naskah Drama Pendek Terbaru


Untuk membantu Anda berupa masukan penting dalam membuat teks drama, berikut ini sudah saya siapkan kumpulan contoh naskah drama pendek lengkap terbaru yang dapat Anda jadikan sebagai bahan pembelajaran. Anda dapat menulis naskah drama dengan benar setelah mempelajari beberapa contoh teks dialog drama dibawah ini.

Terdapat berbagai macam tema drama yang saya ulas dibawah ini, mulai naskah drama persahabatan, naskah drama anak sekolah, naskah drama perjuangan, dan lain-lain. Selamat membaca, semoga dapat Anda jadikan sebagai referensi yang bermanfaat.

1. Contoh Naskah Drama Musikal

contoh naskah drama musikal

Judul: Bangkit

Tema: Motivasi

Pemeran:

1. Rere
2. Caca
3. Gia


Sinopsis Drama Musikal


Rere adalah seorang penulis novel. Ia telah mengawali menulis sejak di bangku Sekolah Dasar. Namun akhir-akhir ini tekadnya surut dikarenakan banyak ejekan yang dilontarkan oleh beberapa kawannya. Rere merupakan penyandang cacat. Kakinya tak seperti kebanyakan orang dengan ukuran normal, melainkan kaki Rere tidak tumbuh membesar sehingga terpaksa membuatnya kemana-mana menggunakan kursi roda. Kendati demikian, Rere tetap menulis di dalam kamarnya.

Namun omongan tetangga membuatnya tak mau lagi menulis. Para sahabatnya, Caca dan Gia mencoba membangkitkan semangat Rere dengan datang ke rumah Rere ketika liburan sekolah tiba.

Latar: Kamar Rere
Tema Lagu: Buka Semangat Baru


Caca: Hai Re, kamu tidak menulis lagi sekarang?
Rere: Tidak, Ca. Kurasa aku tak akan lagi menulis.
Gia: Lho, kenapa? Kami masih ingin membaca tulisanmu yang keren-keren itu Re. Kamu tidak boleh berhenti untuk menulis.
Rere: Iya, tapi perkataan tetangga membuatku resah untuk menulis lagi.
Gia: Memangnya apa yang dikatakan mereka? Sudahlah, kamu seharusnya tak perlu mendengarkan celoteh yang tidak berguna. Mereka pun belum tahu kehebatanmu. Dan juga mereka belum tentu bisa menjadi seperti dirimu.
Caca: Nah, Gia benar Re. Kamu harus semangat. Bukankah dulu kamu pernah bercerita kepadaku tentang Mata Pena. Bahwa Mata Pena itu harus tajam dan akan selalu tajam, Meski tak pernah diasah dia akan tajam dengan sendirinya karena kekuatan menulis itu ada pada perasaan. Masa kamu lupa?
Rere: Ya, aku memang dulu pernah berkata begitu kepada kalian. Namun mereka... mereka...
Air mata Rere sudah tak bisa dibendung lagi. Gia dan Caca pun ikut merasakan kesedihan sahabatnya itu.
Caca: Jangan menangis, Re. Kalau kamu menangis kami pun ikut merasakan tangismu itu.
Rere: Mereka bilang bahwa aku adalah anak cacat. Ya, memang semua itu benar aku memang cacat seperti yang dikatakan mereka. Dan mereka juga mengatakan bahwa anak cacat tak seharusnya mimpi setinggi langit. Apalagi ingin menjadi seorang penulis terkenal. Semua itu mustahil.
Gia: Jangan dengarkan, Re. Mereka hanya penghasut. Toh, kamu memang seorang penulis. Bukumu sudah bertengger di rak-rak toko buku di seluruh Indonesia. Mungkin mereka yang berkata demikian belum mengetahui kariermu yang sebenarnya. Juga tak tahu perjuanganmu dari awal itu seperti apa.
Caca: Iya, Re. Kamu tak boleh patah semangat. Kita ada selalu untukmu.
Rere: Terima kasih atas semangat yang kalian berikan kepadaku selama ini. Kita ke taman belakang saja dan melihat matahari terbenam.
Ketiga sahabat itu menyambung obrolan di taman belakang rumah. Taman yang asri memperlihatkan matahari di senja hari. Rere sangat menyukainya, terlebih matahari yang sedang terbenam.

Latar: Taman Belakang Rumah
Tema lagu: Best Friend Forever


Caca: Bulan ini apa yang akan kau tulis, Re?
Rere: Entahlah, Ca. Aku belum ada pikiran apa-apa. Masih takut untuk memulai. Kurasa yang paling tepat adalah mengakhirinya.
Gia: Jangannn! (berteriak kencang)
Rere: Kalian tidak tahu, kemarin itu Nova teman kelas kita membeli novelku di toko buku, dan apa yang dia katakan? Sungguh menyakiti hati. Meski aku tahu arti sebuah kritik dalam sebuah karya sastra. Nova bilang kalau novelnya jelek, tak berbobot dan kurang detail dalam pemaparannya.
Caca: Nova anak komputer itu?
Rere: Iya.
Caca: Pantas saja dia mengatakan hal itu, dia itu tidak mengerti karya sastra jadi tak heran kalau kritiknya pedas.
Gia: Haha... Nova tukang jail itu beli buku? Aneh sekali anak itu. Sudah ya Re, jangan menghiraukan bualan orang. Kamu adalah kamu, harus tegar dan harus bangkit.
Rere: Baiklah, aku akan memulainya demi kalian dan demi mimpiku sebagai novelis. Aku sangat berterima kasih pada kalian sebagai sahabatku yang terus menjadi penyokong dan sandaranku ketika aku sedih. Terima kasih teman-teman.

2. Contoh Naskah Drama Untuk 7 Orang Pemain


Contoh Naskah Drama Untuk 7 Orang Pemain

Judul Drama: Posko Banjir

Tema: Drama Sosial

Pemeran:

1. Rama
2. Teguh
3. Bram
4. Risa
5. Kinara
6. Dede
7. Wika


Rama dan keenam sahabatnya merupakan remaja yang aktif peduli lingkungan. Mereka mempunyai sebuah komunitas pecinta lingkungan yang diberi Nama Eko Club yang merupakan kepanjangan dari Klub Ekologi. Pada suatu hari, desa mereka terkena musibah banjir.

Rama dan keenam sahabatnya berencana membuat posko bantuan untuk warga desa, meski sebenarnya mereka tak punya dana untuk itu.

Naskah Drama 7 Orang


Rama: Eko Club harus mengusahakan bantuan untuk desa kita. Kita sebagai remaja aktif, tidak boleh tinggal diam dengan keadaan semacam ini. Lihatlah! Air semakin lama semakin bertambah volumenya.

Wika: Rama benar. Dari APA yang kudengar, warga mulai mengeluh dengan beberapa penyakit seperti gatal-gatal dan kekurangan air bersih.

Bram: Baiklah, aku Akan mengusahakan bantuan. Pertama yang harus dihubungi adalah Pak Lurah sebagai orang yang bertanggung jawab penuh atas desa ini.

Kinara: Tumben otakmu cerdas, Bram, hehehe... Kalau begitu, biar aku temani kau pergi ke tempat Pak Lurah. Kebetulan aku melihatnya di Balai Desa beberapa menit yang lalu.

Bram: Kalau begitu kita ke Balai Desa sekarang, Kin.

Bram dan Kinara pun pergi ke Balai Desa menemui Pak Lurah sedangkan sisanya masih asyik membahas tindakan yang Akan diperbuat selanjutnya.

Dede: Eh, Ram. Aku punya kenalan orang SAR. Mungkin kita Akan membutuhkannya.
Rama: Kebetulan sekali De, kita memang membutuhkan mereka. Tim SAR bisa membantu untuk mengevakuasi warga dari banjir. Di dusun Mekar Indah ketinggian air sudah mencapai atap rumah sehingga membuat kita sulit untuk menjangkaunya.

Dede: Oke, aku akan menelepon mereka.

Risa: Ram, kita sebaiknya buat posko bantuan untuk memasakkan makanan untuk warga desa. Apa kau tidak memikirkan nasib perut mereka selama seharian tidak makan.

Rama: Ya, aku juga sedang memikirkan hal itu, Ris. Kita tunggu Bram kembali.
Tak beberapa lama Bram dan Kinara kembali.

Bram: Beres, Ram. Pak Lurah mengiyakan rencana kita untuk mendirikan posko di Balai Desa juga tentang pengundangan tim SAR.

Rama: Syukurlah. Setidaknya aksi kita ada yang menyokong, terutama dari Pak Lurah sendiri. Oke,

Risa kamu pimpin untuk membuat posko bantuan.

Risa: Sip, kita harus bergegas.

Ketujuh remaja itu pun pergi ke Balai Desa untuk membuat posko bantuan. Beberapa saat kemudian tim SAR pun datang membawa obat-obatan dan perahu karet yang akan digunakan untuk mengevakuasi warga desa. Risa, Kinara dan Wika sibuk memasak di posko.

Risa: Apa yang kau lakukan Wik?

Wika: Seperti yang kau lihat, aku sedang memasak mie instan. Apa sekarang matamu sudah bermasalah Ris?

Risa: Enak saja, lihatlah... mie yang kau masak itu salah. Mengapa kau memasukkan gula ke dalamnya?

Wika: Apa? Ini gula, Ris? Kukira ini garam. Wah... hancur deh masakanku.

Risa: Heheh... dasar Wika. Tak apa, kita masak ulang saja.

Kinara: Seharusnya tidak menyuruh Wika untuk memasak. Dia lebih cocok untuk mengangkati barang-barang bantuan dari truk, hehe.

Rama: Kalian sedang bercanda? Waktu kita tinggal beberapa jam lagi. Kita harus mengantarkan makanan ini ke warga tepat pukul lima sore. Pak Lurah sudah menunggu di aula Balai Desa lho.

Risa: Iya, Ram. Membungkus makanan ini tak bisa cepat. Lihatlah, tangan kami Cuma ada dua. Sebaiknya kamu juga ikut membantu kami di dapur.

Rama: Aku akan memanggil Dede untuk membantu kalian. Dia lebih cocok di dapur ketimbang aku.

Dede: Apa yang kau bicarakan Ram? Aku ini lelaki sungguhan, bukan lelaki yang kerjaannya di dapur dan memasak layaknya Kinara dan Risa.

Kinara: Sudahlah De, sebaiknya kau bergegas. Kami butuh kamu agar pekerjaan ini selesai.
Dede: Baiklah, aku akan membantu kalian nona-nona. Kurang apa coba, aku ini ksatria penolong lingkungan.

Kinara: Ksatria apaan? Ksatria kesiangan ya De, hihi...

Meski disambi guyonan akhirnya proses membungkus makanan telah selesai. Di tempat lain Rama pun selesai membagikan obat-obatan untuk warga. Makanan yang selesai dibungkus segera dibagikan kepada warga yang membutuhkan. Beberapa juga diantar menggunakan perahu karet karena memang ada beberapa warga yang memilih menetap di rumah hingga air surut.

Rama: Akhirnya misi kita selesai juga.

Risa: Yup. Eko Club memang keren.

Dede: Semua itu berkat ada ksatria lingkungan Si Dede. Kalau tadi aku tidak pergi ke dapur pasti makanannya belum selesai dibungkus.

Kinara: Kamu itu ksatria kesiangan, bukan ksatria lingkungan.

Wika: Sudah, kita semua hebat. Dengan kerja sama dan saling bantu akhirnya kita bisa. Tak boleh saling menyalahkan satu sama lain agar tidak menjadikan celah di antara kita semua.

3. Contoh Naskah Drama Tentang Persahabatan


Contoh Naskah Drama Tentang Persahabatan

Tema    : Persahabatan
Judul    : Kata Maaf Sahabat
Tokoh   : 1. Salman       (introvert, sombong); 2. Wildan  (introvert); 3. Bu Erna     (galak dan tegas, bijaksana)


Sinopsis drama:


Salman dan Wildan adalah sahabat yang tidak terpisahkan. Berbeda dengan anak SMA kebanyakan yang lebih memikirkan mencari gebetan, Salman dan Wildan justru serius memikirkan cara meraih mimpi mereka menjadi seorang Park Ji Sung jilid dua. Mereka ingin menjadi pemain Asia selanjutnya yang merajai permainan sepak bola liga Inggris di Eropa. Karena itu mereka selalu giat berlatih mengejar impiannya sampai malapetaka yang mengerikan tersebut terjadi.

Ayah Wildan yang seorang CEO sebuah perusahaan besar membuat fitnah keji pada Ayah Salman yang hanya merupakan seorang karyawan bawahannya. Hingga kehidupan keluarga Salman menjadi hancur setelah Ayahnya masuk penjara. Tidak hanya keluarganya, namun impian Salman menjadi pemain sepakbola dunia hancur seketika saat kakinya terluka parah karena tertabrak mobil sewaktu Salman menjajakan koran untuk membantu menambah uang makan sehari-hari. Bukan hanya pada Ayah Wildan, Salman memendam kemarahan. Dendam terbesarnya tersimpan untuk Wildan yang tiba-tiba saja menghilang sejak kejadian fitnah keji yang disebarkan Ayah Wildan. Dua tahun kemudian mereka kembali bertemu dalam dendam dan kemarahan.

Naskah drama:


Di bawah tiang bendera saat matahari bersinar terang tepat di atas kepala, Salman dan Wildan menunduk dalam tatapan tajam dan penuh kemarahan Bu Erna. Wajah mereka berdua yang bersimbah darah, bukannya menimbulkan belas kasihan Bu Erna melainkan justru semakin meniup bara kemarahan Bu Erna.

Bu Erna (berkacak pinggang, marah)     : “Tentang apa ini?!” (Bu Erna mengangkat dagu Salman dan   Wildan bergantian)
                                                                “Cepat katakan pada Ibu!”
Salman (tersenyum sinis)                       : “Kenapa Ibu bertanya pada saya? Tanyalah siswa kebanggaan Ibu ini.”
Bu Erna (masih marah,                           : “Katakan Wildan, ada apa ini?” (setengah putus asa)
namun kali ini memandangi Wildan)       “Tidak biasanya kamu seperti ini. Berkelahi sampai babak belur seperti ini. Dan ini bukan hanya sekali, melainkan berkali-kali.  Lagi-lagi dengan Salman. Ada apa sih, sebenarnya dengan kalian?! Ada apa dengan kamu sama Salman, Wildan? Ini seperti bukan kamu, Wil.”
Salman (mendengus, sinis)                    : “Ough, sayang sekali Ibu harus melihat kenyataan ini. Siswa   kebanggaan Ibu
                                                                ternyata tidak seperti yang Ibu pikirkan. Tapi ketahuilah Ibu Erna, bahwa dia memang bermuka dua seperti ini! Seperti yang Ibu lihat hari ini!”

Kekecewaan Bu Erna pada Wildan tidak mendapatkan penjelasan yang masuk akal dari Wildan dan Salman. Beberapa pertanyaan yang seharusnya mudah dijawab Wildan justru sama sekali tidak bisa dijawabnya. Mulut Wildan seperti dikunci dan kuncinya entah dibawa siapa. Hingga terpaksa Bu Erna menghukum Salman dan Wildan berdiri di bawah tiang bendera. Tidak peduli dengan darah yang sedikit mengering dipinggiran bibir kedua anak didiknya, Bu Erna memutuskan menjemur mereka berdua hingga jam pelajaran sekolah usai sampai mereka mengakui apa yang terjadi pada mereka berdua sebenarnya.

Salman (meringis menahan sakit)          : “Sampai kapan kamu akan berdiam diri, ha?! Jangan pernah    berpikir aku hanya
                                                               Akan mengakhirinya disini. Ini baru awal. Akan ada yang lebih berat. Lebih berat dari rasa sakit yang kuderita selama ini!”
Wildan (menghela nafas, mengelap       : “Lakukan saja sesukamu. Kau yang mengawalinya jadi kau juga yang darah kering di sudut bibirnya)                 seharusnya mengakhirinya. Lakukan saja sepuasmu, Sal.”
Salman (marah besar, mencengkeram
Kerah baju Wildan) : “Apa?! Sepuasku? Sialan! (tinju kembali melayang ke wajah Wildan)

Salman dan Wildan kembali terlibat perkelahian. Tepat di bawah tiang bendera dihari yang sangat terang benderang dimana matahari memberikan cahaya yang paling menusuk. Tidak hanya menusuk bagi kulit tapi juga menusuk hati Salman dan Wildan. Kawan yang dulunya tak terpisahkan kini menjadi musuh bebuyutan.

Bu Erna (dari kejauhan arah kantor guru): “Salman!” (berlari terburu-buru) “Wildan! Berhenti!”
Perkelahian Salman dan Wildan seperti badai yang datangnya tidak bisa dibendung. Bahkan ancaman hukuman yang diberikan Bu Erna juga tidak sanggup menghentikan mereka. Salman dan Wildan telah diliputi dendam kesumat yang tidak bisa dihentikan siapapun termasuk guru yang seharusnya mereka hormati.

Di depan puskesmas, saat waktu menjelang maghrib. Salman dan Wildan masih berurusan dengan Bu Erna. Mereka harus mendapatkan luka jahitan karena perkelahian hebat yang telah mereka lakukan. Sementara Bu Erna masih di dalam puskesmas mengurus administrasi, Salman dan Wildan kembali terlibat percakapan serius.

Wildan (memandang Salman,     : “Kau baik-baik saja?”
Mengulurkan tangannya memeriksa luka Salman)
Salman                                     : (menepis tangan Wildan) “Cemaskan dirimu sendiri.”
Wildan (tersenyum)                    : “Yah, tinjumu memang cukup keras, tapi aku baik-baik saja. Ini bukan apa-apa,
                                                  dibandingkan dengan....”
Bibir Wildan kelu dan tidak bisa melanjutkan kata-katanya.
Salman (marah besar)                : “Dibandingkan apa, ha?!” (mencengkeram kerah baju Wildan) “Katakan!”
Wildan (memandangi Salman     : “Maaf. Maafkan aku, Sal...” (menunduk menangis)
dengan perasaan terluka)
salman (masih marah)                : (masih mencengkeram kerah baju Wildan) “Apa kau bilang?”
Wildan hanya menunduk dan menangis. Bahkan ketika tangan Salman yang mencengkeram kerahnya semakin kuat seperti hendak melemparnya jauh dari bumi, Wildan hanya menangis.
Salman (marah, menangis)         : “Seharusnya sejak dulu kau katakan! Sejak fitnah keji itu datang! Hingga aku tidak                                                  perlu mencarimu karena dendam! Karena kita tetap bisa berkawan.”

Salman dan Wildan sama-sama terduduk menangis menyesali jalan yang harus mereka lalui. Sementara Bu Erna terseyum melihat kedua anak didiknya berdamai dengan masa lalunya.

4. Contoh Naskah Drama 4 Orang Wanita


Contoh Naskah Drama 4 Orang Wanita

Judul: Kepedulian Seorang Sahabat
Tema: Sosial & Persahabatan
Alur: Pendek
Pemeran: 4 orang
Penokohan:
Dina: Patuh pada perintah orangtua
Winda: Sosok sahabat yang baik
Astrid: Sosok sahabat yang peduli terhadap teman
Hesti: Adik Astrid



Sinopsis Drama


Dina diminta ibunya untuk mengantarkan barang titipan tantenya. Dina meminta Winda untuk menemaninya kerumah tantenya. Ditengah perjalanan, motor Dina bannya kempes dan tidak ada bengkel disekitar jalan yang mereka lewati. Secara kebetulan, Astrid dan Hesti melihat mereka saat sedang mendorong motor. Astrid pun memberikan pertolongan kepada Winda dan Dina dengan cara mendorong motor secara bergantian hingga sampai disebuah bengkel.


Dialog Drama


Dina:
Win, besok pagi kan libur sekolah.. kamu ada waktu nggak untuk nemenin aku ke rumah tanteku?

Winda:
Besok? aku belum tahu ya.. emangnya kamu ada perlu apa kerumah tante kamu?

Dina:
Aku disuruh ibuku nganterin barang titipan tanteku.

Winda:
Emangnya barang apa?

Dina:
Aku belum tahu. Entah apa barangnya. Gimana, kamu besok bisa apa nggak?

Winda sebenarnya ada acara sendiri, namun dia sulit menolak permintaan Dina.

Winda:
Ya sudah deh, besok aku anterin kamu. Jam berapa besok? aku kerumah kamu atau kamu yang kerumahku?

Dina:
Terserah kamu deh, jam 8 atau jam 9 gitu.. kalau kamu mau mending kamu aja yang kerumah aku.

Winda:
Ya sudah, besok jam 8.30 aku kerumah kamu, terus kita langsung kerumah tante kamu.

Keesokan harinya Winda dan Dina berangkat menuju rumah tante si Dina yang jaraknya sekitar 20 km dari rumah Dina. Pas ditengah-tengah jalan moto yang dikendarai Dina bannya bocor, dan tidak ada tempat penambalan ban disekitar situ.

Dhussss... bunyi ban motor Dina

Dina:
Aduh.. gimana nih, bannya bocor? kayaknya pecah nih ban!

Winda:
Gimana ya.. nggak ada bengkel tambal ban  lagi disini.

Mereka bedua pun mendorong motor tersebut sambil keringat membasahi tubuh mereka. Setelah hampir 30 menit mendorong motor, tiba-tiba ada sebuah mobil box yang menghampiri mereka. Pengendara mobil box itu menawarkan jasa pengangkutan motor hingag ke bengkel tedekat kepada Dina.

Sopir mobil box:
Kenapa non? bannya bocor ya?

Dina:
Iya. bisa minta tolong angkutin motor aku sampai bengkel nggak?

Sopir mobil box:
bisa saja, tapi kasih ongkos 100 ribu ya?

Dina:
Kok mahal amat, bang? 50 ribu ya?

Sopir mobil box itu menolak, alhasil Dina dan Winda harus meneruskan mendorong motor mereka.

Sopir mobil box:
Murah amat non.. ya sudah kalau nggak mau.

Setelah mendorong moto selama 45 menit, tiba-tiba ada salah seorang sahabat Winda, yaitu Astrid yang kebetulan lewat di jalan itu. Astrid bersama adiknya bernama Hesti.

Astrid:
Stop.. stop, hes...

Hesti:
Kenapa kak? ada apa?

Astrid:
Itu kayknya Winda deh.. Win... Win...

Winda:
Eh itu Astrid..

Astrid:
Motor kamu bocor bannya? kasihan sekali.. kamu mau kemana nih?

Winda:
Nih aku mau nganterin Dina kerumah tantenya. Nggak tahu nih, bengkel kayaknya masih jauh.. aku udah capek banget dorong motor dari tadi.

Astrid berusaha memberi pertolongan kepada sahabatnya itu, namun dia juga tidak bisa berbuat banyak karena disekitar itu memang cukup sepi.

Astrid:
Aduh.. gimana ya.. ok, gini aja.. kalian kan sudah capek banget nih. Sekarang biar aku yang dorong moto kamu, terus kamu bawa motor aku sambil ngikutin dari belakang.

Winda:
Emang kamu nggak kecapekan entar? berat lo dorong motor ini..

Astrid:
Ya tentu saja kau bakal capek, makanya kita gantian gitu..

Motor tersebut didorong oleh mereka berempat secara bergantian hingga akhirnya mereka tiba diasalah satu bengkel tambal ban.

Pesan sosial dari drama diatas adalah tentang kepedulian seorang sahabat. Jika ada sahabat kita yang sedang dalam masalah atau kesulitan, maka kita harus menolongnya.

5. Contoh Naskah Drama 1 Babak



Contoh Naskah Drama 1 Babak

Judul: Pentingnya Pendidikan
Tema: Sosial
Durasi: Singkat
Jumlah pemeran: 4 orang
Karakter: Ima (Pemalas), Lika (Cerdas), Yuni (Tekun), Tini (Bijak)


Sinopsis


Terdapat empat sekawan dimana kesemua dari mereka terdiri dari remaja perempuan. Mereka adalah Ima, Lika, Yuni, dan Tini. Ima berbeda dengan ketiga kawannya. Ia tidak seberapa memprioritaskan pendidikannya. Ia malah sering bermalas-malasan. Ima pun mencoba bertanya kepada teman-temannya perihal dirinya yang merasa malas saat dihadapkan dengan pendidikan.

Dialog percakapan


Ima: Kenapa ya aku tuh malas banget kalau ngomongin soal pelajaran?!

Lika: Itu karena kamu nggak nganggep pelajaran itu penting!

Yuni: Bener banget. Gimana kamu nggak males orang kamunya nggak nganggep pendidikan itu penting. Entar kamu nyesel lho!

Ima: Iya juga sih.. terus aku harus gimana dong supaya aku ngerasa bahwa pendidikan itu memang penting?

Tini: Ah kamu ini, aneh banget sih jadi orang! Kamu nggak nyadar kalau pendidikan itu adalah jenjang untuk mewujudkan impian kamu dalam hidup ini? Itu artinya kamu harus belajar dengan serius, bukannya malah malas-malasan.

Berbeda dengan sebelum-sebelumnya, omongan dari teman-temannya kali ini benar-benar di renungkan oleh Ima.

Ima: Kalian emang benar. Gimana aku bisa meraih impiankau kalau belajar saja malas.

Tini: Coba kamu lihat si Lika, dia yang cerdas saja masih sangat rajin belajar. Apalagi kita yang notabene punya otak pasa-pasan.

Lika: Aah kamu, ada-ada saja. Jangan muji di depan aku dong.. jadi salah tingkah nih!
Yuni: Udah deh Im, mulai sekarang kamu harus tekun dalam belajar. Ingat, gagal dalam pendidikan itu bisa berakibat fatal terhadap masa depan kamu ntar.

Tini: Bener banget apa yang dibilang si Yuni itu.

Ima terdian sejenak, kemudian dia mengucapkan sesuatu....

Ima: pertama, aku mau ngucapin makasih banget sama kalian bertiga karena udah ngingetin aku soal pendidikan. Tanpa kalian, nggak tahu deh apa jadinya sama aku nih. Kedua, mulai sekarang aku akan mencoba menyadarkan diri aku soal pentingnya pendidikan. Dengan segala upayaku, semoga kali ini aku bisa berubah, dan tidak lagi menjadi cewek yang ogah banget sama belajar.

Mendengar ucapan Ima, teman-temannya pun kaget banget. Ternyata nasehat yang mereka berikan selama ini akhirnya dapat juga menyadarkan Ima.

Lika: Bagus banget tuh.. ini saatnya untuk kamu fokus belajar

Tini: Sip! Itu baru teman aku.

Yuni: nggak nyangka, ternyata teman kita yang satu ini akhirnya sadar juga! Semoga bukan cuman di ucapkan, tapi bener-bener kamu buktiin.

Ima: ya! Aku akan buktikan ke kalian kalau kali ini aku bener-bener serius. Pokoknya lihat saja, aku akan tunjukin ke kalian kalau kali ini aku sudah bener-bener nyadar soal pentingnya pendidikan. Dan itu semua berkat kalian. Thanks ya!

Sejak hari itu, Ima memang benar-benar berubah. Dia rajin belajar di rumah, tidak pernah bolos, selalu datang tepat waktu, dan nilainya pun jauh lebih baik dari sebelum-sebelumnya.

6. Contoh Teks Drama Tentang Korupsi


Contoh Teks Drama Tentang Korupsi

Sebagai catatan, contoh skenario drama seputar korupsi ini saya tulis secara ringkas. Jadi, apabila nantinya Anda tertarik untuk menggunakan contoh skrip drama ini silakan untuk dilakukan penyempurnaan sendiri agar nantinya benar-benar berkesan saat Anda pentaskan serta dapat memberikan pesan moral kepada para hadiri yang menyaksikan pertunjukan drama Anda.

Sinopsis


Hartono adalah seorang kepala Desa yang baru saja di lantik sekitar dua bulan silam. Hartono terpilih menjadi kepala Desa Damaiselalu berkat visi misinya saat berkampanye. Dalam proses pemilihan kepala Desa Damaiselalu, Hartono berhasil meraup 60 persen suara sehingga menjadikannya orang nomor satu di Desa tersebut.

Diusianya yang masih terbilang muda (37 tahun), Hartono memiliki sosok istri cantik yang juga dikenal ramah dan taat beribadah. Adalah Halimah, sosok wanita yang dinikahi Hartono sepuluh tahun silam. Berstatus sebagai seorang istri, Halimah tidak hanya menjadi pelayan suaminya, tapi ia juga kerap memberi masukan dan nasehat untuk suaminya, Hartono.

Dua bulan menjadi pemimpin Desa Damai Selalu, Hartono ditangkap aparat penegak hukum karena praktik korupsi yang ia lakukan. Tertangkapnya Hartono bermula dari adua masyarakat yang meyakini pemimpin muda ini menyelewengkan dana bantuan untuk rakyat miskin di Desa Damai Selalu.

Judul: Dua Bulan Berakhir Dipenjara
Tema: Sosial
Pemeran: Tiga Orang

Karakter: 1. Hartono (Kepala Desa Korup) 2. Halimah (Istri Kepala Desa Yang Sholehah) 3. Roni (Aparatur Desa Yang Jujur)

Dialog


Roni: Pak, dana bantuan untuk raskin mestinya sudah diberikan kepada yang bersangkutan?! (tanya Roni kepada Hartono alias pak Kades)

Hartono: Ah kamu ini, nggak perlu buru-buru. Nanti kan bisa diurus. Untuk saat ini saya masih sibuk soal proyek penggarapan jalan.

Roni: Tapi dana raskin ini kan sudah banyak ditanyakan oleh warga, pak?

Hartono: Ah kamu, sudah dibilangin diurus nanti kok masih saja dipanjang-panjangin. (dengan muka marah Hortono membentak Roni. Roni pun sudah tidak berani bertanya kepada Hartono lagi).

Setelah Hartono bergegas keluar meninggalkan kantor kepala Desa Roni pun keluar dari kantor tersebut untuk menuju rumahnya. Baru beranjak dari kantor tersebut, nampaklah Halimah. Ia bermaksud menemui suaminya yang dikiranya masih di kantor.

Roni: Ibu Halimah, ada perlu apa kesini? Mau nyari pak Hartono ya?

Halimah: Iya, Bapak di kantor kan?

Roni: Duh, baru saja pergi bu.

Halimah: Kamu tahu Bapak mau pergi kemana? Kok cepet banget padahak biasanya jam segini kan masih dikantor?

Roni: Aduh saya kurang tahu Bu, tapi sepertinya sih mau ninjau proyek.

Halimah: Proyek yang mana, yang di Jalan bla bla bla itu ya?

Roni: Iya Bu. Ada urusan penting sama Bapak Bu?

Halimah: Nggak sih, cuman aku mau nanya soal dana raskin soalnya Ibu dengar banyak warga yang ngelurh soal itu. Kata mereka dana tersebut mestinya sudah mereka terima.

Mendengar perkataan Halimah tersebut Roni pun terdiam sejenak seolah mulutnya terkunci.

Halimah: Kok kamu diem aneh gitu? Ada apa?

Roni: Begini Bu, sebenarnya dana tersebut sudah masuk ke Desa sebulan lalu, tapi entah kenapa Pak Hartono tidak juga memberikannya ke warga.

Halimah: Lho kok bisa begitu? Ya sudah, nanti aku coba tanya ke Bapak.

Roni: Baik Bu.

Halimah: Ya sudah, kalau gitu saya mau balik ke rumah aja.
Halimah pun pulang ke rumah, dan begitu juga si Roni.

Tiga jam kemudian, Hartono pulang. Sesampainya di rumah, Halimah langsung menanyakan perihak dana bantuan yang tidak kunjung dibagikan ke warga Desa Damaiselalu.

Halimah: Habis ninjau proyek, Pak?

Hartono: Iya bu, kok tahu?

Halimah: Tadi aku ke kantor Desa mau nemuin Bapak tapi Bapak udah keburu pergi.

Hartono: Oh gitu, emangnya ada apa bu kok tumben nyari Bapak di kantor?

Halimah: Ibu mau nanyain soal dana bantuan raskin, kenapa belum juga dikasihkan ke warga padahal dana itu kan sudah cair sejak sebulan lalu.

Mendengar pertanyaan istrinya, Hartono pun kelihatan bingung.

Halimah: Kok diam pak? Dana itu aman kan?

Hartono: Iya bu, dananya masih utuh kok cuman nunggu momen yang tepat aja untuk membagikannya.

Halimah: Momen tepat? Momen tepat bagaimana maksud Bapak, itu kan uang orang pak? Ingat pak, jangan menggunakan yang bukan hak bapak!

Hartono: saya kan nggak bilang uang itu saya gunakan bu, dan uang itu masih utuh kok.

Halimah: Terus kenapa tidak juga dibagikan? Kan kasihan warga yang sudah menunggu! Ingat pak, jangan menunda untuk memberika apa yang sudah menjadi hak orang lain.

Percakapan antar Halimah dan Hartono berlangsung selama sekitar 15 menit. Setelah itu mereka tampak masuk kamar untuk beristirahat.

Beberapa hari kemudian, warga mengadukan Hartono ke Kecamatan dengan tuduhan menggelapkan uang raskin. Dan setelah melalui proses penyelidikan, Hartono terbukti bersalah melakukan tindak pidana korupsi dana bantuan rakyat miskin yang dialokasikan untuk warga Desa Damaiselalu. Akibat perbuatannya, Hartono langsung dibawa ke kantor Polsek Damasejahtera untuk diproses secara hukum.

7. Contoh Naskah Drama Pendek Tentang Moral


Contoh Naskah Drama Pendek Tentang Moral

Sinopsis


Terdapat sebuah genk di salah satu sekolahan yang terletak dekat kawasan persawahan. Genk tersebut bisa dikatakan sangat populer di sekolahan itu. Tentu saja, anggotanya saja selalu mementingkan gaya daripada pendidikannya. Dan jika sudah terlanjur menjadi anggota, maka akan ada larangan untuk bermain dengan teman lain yang bukan bagian dari anggota genk tersebut. Kala hari masih pagi, Reny, salah seorang anggota genk tersebut tiba-tiba datang dengan wajah yang terlihat cukup kesal.

Dialog - Mulai...


Reny            : “Aduhh. . .! Tugas apa’an sih ini?
                     gila! Banyak benget! Mana susah lagi!
                     Eh Dita, lu udah belom tugas bahasa nya?”
                     (sambil menjatuhkan buku yang dibawanya)
Dita             : “Ha? Tugas apa ren?
                    (Bingung)
Reny            : “Aduh Dita...! Lola banget sih!
                    Ini nih, tugas bahasa yang kemarin! Emang lu nggak tau?”
Lalu Ratih dan Sandra menghampiri Reny yang sedang marah-marah.
Ratih            : “Hey..hey..hey..
                     Ada apa sih rebut-ribut? Nyantai dong..
Sandra         : “Nggak taut tuh...
                     Masih pagi tau! Jangan bikin ribut napah?
Reny            : “Ini nih, ada tugas bahasa. Masalahnya gue nggak ngerti.
                     Apalagi harus dikumpulin sekarang. Ah..pusing!”.
Sandra         : “Halah..nyante aja kali.
                     Tugas begini masa lu nggak bisa?”
Ratih            : “Ih...masih pagi begini udah mikirin tugas.
                     Mending kita ke kantin deh, Yuk...!”
                     (Mengajak Reny dan Sandra ke kantin)

Ketika sedang berjalan menuju kantin, Sandra,Reny dan Ratih bertemu dengan Valencia yang nampaknya baru datang. Valencia adalah anak yang selalu menjadi ejekan karena dianggap cupu dan kuper. Padahal, Valencia adalah anak yang lebih mementingkan pendidikan daripada penampilan atau gaya.

Reny            : “Eh, liat tuh.. siapa yang dateng?? Hahaha”.
Ratih dan Sandra : “Hahahaha...”(Ikut menertawakan Valencia)
Sandra         : “Ah udah yuk ke kantin.!”
Sementara mereka ke kantin, Dita yang nampaknya masih bingung dengan tugas tersebut,menyempatkan diri untuk bertanya pada Valencia.
Dita             : “Pagi Valen..! kamu tugas bahasanya sudah belum?”.
Valencia       : “Sudah kok, Dita.”
Dita             : “Ehm...boleh nanya nggak?”
Valencia       : “Boleh kok..”
                     (sambil tersenyum)
Belum sepempat bertanya, Reny,Ratih dan Sandra datang. Mereka tidsk senang Dita mendekati anak cupu itu.
Ratih            : “Eh , Dita!
Sandra         : “Berani ya kamu deket-deket sama anak ini?”.
Reny            : “Inget dit, anak ini cupu. Ih...!?”
Dita             : “Yah, kan aku cuman mau tanya tugas ke Valen.
  Kok kalian jadi marah-marah sih?”
Sandra         : “Tugas yang mana sih say? Yang ini?
                     (sambil membaca buku yang di meja)
Dita             : “Iya. Memang kamu bisa san?”
Sandra         : “Ehmm..., kalau cuman begini ya gampang lah dit!”
Dita             : “Kamu bisa?? Coba kamu baca halaman 5.”
Sandra         : “Ehm..., ya gitu deh...
                       Ehm..., gimana ya? Gimana sih dit? hehe”.
                     (Bingung dan ragu-ragu)
Reny            : “Yah, kirain lu bisa san!”
Ratih            : Bodoh amat lah!
Yauda mending gue pindah duduk di belakang daripada sebangku sama penghianat!”
(Menyindir Dita)
          Waktu pelajaran sudah berlalu. Hingga tiba jam istirahat.
Ratih            : “San, ngga ada salahnya ya kalau kita temenan sama Valen.
                     Biarpun kuper, Valen itu pinter lho san!
Sandra         : “Ih..., ogah ah gue temenan sama anak kuper.
                     Pinter mana sama gue?”
Reny            : “Ih gila. Lu ngremehin banget.
                     Gak tau ah. Lama-lama lu nyebelin.
                     Mending gue temenan sama Valen ketimbang sama loe.”
                     (Berjalan mendekati Dita dan Valen yang sedang ngobrol)
Sandra         : “Yaudah sana! Gue gak butuh temen kaya lo! Gak penting.”
Ratih            : “San, kayaknya bener apa kata Reny.
Ya, kalau lu tetep kaya gini mending gue gabung sama mereka. Maaf , San.”
(Berjalan menyusul Reny)
Sandra         : “Oke! Minggir sana Lo! Gue gak butuh kalian!”
          Tiba saatnya hasil UAS dibagikan. Teman-teman Sandra nampak senang dengan nilai ulangan mereka yang memuaskan. Sementara Sandra, terlihat murung karena nilainya pas-pasan.
Reny            : “Yey...nilai gue 9!”
Ratih            : “Haha iya sama nilai gue juga sembilan!
                     Makasih Valen, berkat kamu ini Len!”
Dita             : “Wah, iya Valen hebat. Lihat nih len, nilaimu paling tinggi!”
Valencia       : “Aku ikut seneng deh kalau nilai kalian bagus.
                     Oya, kira-kira nilai Sandra berapa ya?”
Dita             : “Iya ya.. Coba kita samperin yuk!”
                     (Berdiri sambil menengok kea rah Sandra)
Reny dann Ratih     : “Iya yuk..”
          Mereka datang menghampiri Sandra yang nampaknya sedang murung.
Dita             : “Hey Sandra, pasti nilai kamu bagus deh.”
                     (tersenyum ramah)
Sandra         : “Apa? Ngapain kalian kesini? Penting nggak sih?”
Valen           : “Yah., kan kita cuman pengen tau nilaimu San.”
Ratih            : “Iya Sandra, maksud kita kesini itu baik.
                     Kok kamu ngomongnya gitu sih?”
                     (kecewa)
Reny            : “Sudahlah, percuma juga kita kesini.
                      Sandra sudah nggak butuh siapa-siapa disini.”
                     Yaudah yuk, kita ke kantin aja.
(kecewa)
Ratih            : “Iya yuk.. Sudah laper nih!”
                   (melirik ke arah Sandra yang masih terlihat acuh)
Dita dan Valen       : “Okelah..”
          Akhirnya mereka ke kantin, karena kecewa dengan perkataan Sandra yang angkuh. Tapi baru berjalan dua langkah, Sandra memanggil mereka.
Sandra         : “Tunggu..!!”
                   (menyesal)
Valen,Ratih,Dita,Reny      : “Iya ada apa san?”
                                        (menengok sambil menjawab bersahut-sahutan)
Sandra         : “Ehm.. maaf ya?”
Dita             : “Maaf kenapa Sandra?”
Sandra         : “Ya,, pokonya maaf.”
                     (Menyesal)
Ratih            : “Iya Sandra. Kita maafin kok kalau kamu sudah minta maaf.”
Reny            : “Nggak papa kali San. tapi asal kamu tau, Valen nggak seburuk yang kita kira. B uktinya dia mau bantu kita belajar.”
Sandra         : “Iya aku tau. Mungkin aku cuman sirik sama Valen.
                     Yah, aku sadar deh, tanpa kalian aku bukan apa-apa.
                     Maafin aku ya sahabat-sahabat ku. Kita masih sahabat kan
Valen, maafin aku ya?”
Valen           : “Nggak papa kok Sandra. Lagipula aku juga nggak mau musuhin kamu”.
Ratih            : “Iya Sandra, kita masih sahabat kok. Senyum dong?”
Sandra         : “Wah, ternyata kalian masih mau temenan sama aku. Padahal aku sudah egois. Aku nyesel sudah musuhin Valen.”
Reny,Dita     : “Iya Sandra, kita juga minta maaf ya? Soalnya kita sudah diemin kamu,San”
          (bersahut-sahutan)
Sandra         : “Makasih..kalian memang sahabatku.”
Ratih            : “Iya Sandra, aku juga ya San.”
Valen           : “Akhirnya..kita jadi temenan deh. Hehe”
Reny            : “Sudah-sudah.. jadi ke kantin gak nih? Laper tau!”
                     (menggoda teman-temannya)
Ratih,Dita,Valen,Sandra :”Hahahaha..”

Dipenghujung cerita, mereka akhirnya tidak lagi memusuhi si Valen. Mereka menyadari bahwa pendidikan itu jauh lebih penting daripada bergaya secara berlebihan. Dan yang lebih penting lagi, manusia tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan dari orang lain. Mereka pun menjadi sahabat dan melupakan sederet kesalahan yang mereka anggap sudah berlalu.

8. Contoh Drama Adik Kakak


Contoh Drama Adik Kakak

Judul: Kepedulian Terhadap Saudara
Tema: Sosial ; Motivasi
Durasi: Singkat
Pemain: 3 orang
Penokohan:1.  Budi (bijak) 2. Tini (sabar) 3. (bandel dan pemalas)

Sinopsis Drama Adik Kakak


Budi merupakan saudara tertua dari Tini dan Lia. Budi dan Tini sangat memberi perhatian terhadap Lia yang dianggapnya memiliki personaliti dan kebiasaan yang kurang baik. Apapun yang dilakukan Lia, Budi dan Tini selalu berusaha untuk menegur dan tetap sabar dalam mengingatkan adiknya itu.

Dialog Drama Adik Kakak


Budi: Lia, kamu kenapa tidak mau membantu kakakmu?
Lia: Ngapain harus dibantu segala sih mas? Kan dia sudah besar, masak begitu saja minta dibantu!
Budi: Bukan berarti karena sudah besar dan kamu masih kecil terus kamu nggak mau membantunya. Adik kakak itu kan harus saling tolong menolong.
Lia: Ah mas Budi ini belain kakak terus kenapa sih!

Karena merasa kasihan dengan adiknya, maka Budi pun membantu Tini. Tini sedang sibuk membersihkan seluruh bagian rumah yang memang terlihat sangat kotor dan tidak seperti biasanya. Maklum, karena memang habis ada angin kencang.

Budi: Tini, mas Budi bantuin ya!
Tini: Nggak usah mas Budi, biar Tini aja yang bersihkan. Mas Budi kan cowok masak cowok bersih-bersih rumah?!
Budi: Lha emang kenapa kalau cowok,, kata siapa cowok itu nggak boleh bersih-bersih rumah?
Tini: Bukannya nggak boleh sih, cuman kurang pas aja dilihatnya, apalagi di rumah ini kan ada aku sama Lia.
Budi: Iya, tadi aku juga sudah negur si Lia, tapi dianya emang bandel. Kamu yangs abar aja punya adik kayak Lia.
Tini: Iya mas.

Setelah hampir satu jam bersih-bersih, rumah mereka akhirnya tampak bersih dari debu dan daun-daun yang berguguran. Mereka kemudian mandi karena waktu memang sudah hampir menjelang adzan Maghrib.

Setelah mereka selesai sholat maghrib, Tini mengajak adiknya, Lia untuk belajar bersama. Lia selama ini memang sulit sekali kalau diajak untuk belajar. Bahkan PRnya pun sering tidak dikerjakan.

Tini: Dik (Suara Tini memanggil Lia yang sedang berada di kamar)
Lia: Iya, ada apa kak?
Tini: Udah jam belajar nih.. mari belajar sama kakak!
Lia: Ah kakak ini, baru juga jam 6.30 tapi sudah ngajakin belajar. Kan bentar lagi sudah mau waktu sholat Isya’.

Karena memang sudah menjelang waktu Isya, maka Tini pun tidak memaksa Lia untuk segera ikut belajar dengannya. Tini akan menunggu adiknya itu sampai dia selesai sholat.

Tini: Ya sudah kalau gitu, kakak tunggu sampai kamu selesai sholat ya!

Jarum jam akhirnya sampai pada angka 19.45 dan Lia belum terlihat keluar dari kamar. Tini pun kembali mendatangi adiknya tersebut.

Tini: Lia, ini kan sudah jam 19.45 kok kamu masih di dalam kamar aja. Kamu kan harus belajar!
Lia: Ah malah lah kak, Lia udah ngantuk nih. Besok besok kan masih ada waktu untuk belajar. Kan nggak harus malam ini belajarnya.

Tini mencoba membujuk adiknya itu untuk segera belajar, namun si adik juga selalu membantah dan beralasan. Sampai akhirnya Budi mendengar pembicaraan mereka hingga Budi mendatangi mereka.

Budi: Ada apa dik?
Tini: Ini si Lia diajakin belajar tapi dianya banyak alasan.
Budi: Lia, kamu itu kan sudah besar. Mestinya kamu itu semakin bisa mikir, bukannya malah susah bener dikasih tahu.

Kali ini Budi terlihat marah dengan Lia. Maklum, Lia anaknya memang sangat bandel dan susah dikasih tahu.

Budi: Kalau kamu seperti ini terus, bagaiman masa depan kamu kelak? Kamu mau jadi gembel? Mau jadi apa kamu nanti?
Lia: memangnya semalam saja nggak belajar akan membuat aku jadi gembel mas? Mas Budi ini ada-ada saja.
Tini: Wusss Lia, nggak boleh nyolot gitu!

Bukannya merasa takut, tapi Lia justru berani menjawab omelan Budi. Budi pun akhirnya tidak bicara sepatah kata lagi, kemudian dia memilih keluar rumah. Raut kekecewaan pun tampak di wajah Tini melihat sikap adiknya yang sedemikian parah.

Tini: Lia, kamu itu harus hormat sama mas Budi. Kamu masih muda, mas Budi itu kan yang paling tua. Kamu harus punya rasa sopan.
Lia: Memangnya aku nggak sopan ya kak? Memangnya aku ngapain? Kan aku cuman menjawab doang.
Tini: Iya, tapi cara kamu menjawab itu seolah-olah kamu tidak punya rasa takut dan respect sama dia. Salah itu, jangan diulang!

Tini kemudian belajar sendiri sampai jam 9.00. setelah itu dia kemudian masuk kama untuk segera tidur karena dia memang sudah merasa lelah setelah sore harinya melakukan bersih-bersih rumah.
Pagi pun telah tiba, dan Tini mendapati adiknya belum juga keluar dari kamarnya. Padahal sebentar lagi sudah waktunya pergi sekolah. Ia pun bergegas menuju kamar adiknya tersebut.

Tini: Lia, kamu ngapain aja di kamar? Ini kan sudah jam 5.45, kamu kenapa belum bangun? Bentar lagi sudah waktunya pergi sekolah lho! Ayo bangun, mandi, abis itu sarapan, terus pergi sekolah.

Dari dalam kamar, Lia sebenarnya mendengar ucapan kakaknya, namun ia enggan beranjak dari kamarnya, dan tetap asyik tidur-tiduran di kamarnya. Merasa tidak diendahkan oleh adiknya, Tini pun memanggil Budi untuk menegur si Lia.

Tini: Mas Budi, itu si Lia nggak mau bangun. Bentar lagi kan sudah mau berangkat sekolah, dianya malah asyik di dalam kamar aja.
Budi: Kelewatan adik kamu ini.

Budi langsung menuju kamarnya Lia. Kali ini Budi lebih tegas lagi dalam menghadapi sikap adiknya itu yang sungguh membuatnya lelah.

Budi: Lia, kamu mau sekolah apa mau tidur-tiduran di kamar aja? Kalau kamu mau sekolah, lekas mandi dan sarapan. Tapi kalau kamu mau terus tidur-tiduran di kamar, mulai hari ini kamu nggak boleh pake fasilitas yang ada di rumah ini.

Lia pun merasa kaget dengan sikap Budi yang tidak terdengar seperti biasanya. Kali ini dia merasa takut dengan Budi.

Lia: Kayaknya mas Budi bener-bener marah nih (bisik Lia dalam hatinya). Oh iya mas, aku mau mandi nih. Lekas berangkat sekolah.
Budi: iya, buruan nanti kamu telat!

Lia pun akhirnya pergi sekolah bersama kakanya, Tini. Tini sendiri merasa sangat lega karena adiknya itu akhirnya mau mendengarkan ucapan abangnya, Budi.

Setelah hari itu, Lia sedikit demi sedikit memperlihatkan perubahan. Meskipun sifat bandel masih saja mewakili dirinya, namun kali ini dia lebih bisa lunak dan mau mendengarkan ucapan abang serta kakaknya.

9. Contoh Naskah Drama Anak SMP


Contoh Naskah Drama Anak SMP

Tema: Persahabatan
Judul: Sahabat Untuk Salita
Durasi: Singkat


Scene 1


Ruang kelas masih sepi, Naira sudah masuk kelas. Dia sedang berbincang-bincang dengan Yusuf dan Rahmi.
Naira                : Akhir-akhir ini kulihat Salita sering datang terlambat
Rahmi               : Iya, ada apa ya? Biasanya dia terkenal paling disiplin. Kita belum datang saja dia sudah di kelas. Ini sejak dua hari yang lalu dia terlambat terus?
Naira                : Entahlah, Salita jadi aneh belakangan ini. Dia lebih suka menyendiri. Kita seharusnya sebagai sahabat yang baik mengetahui apa yang diderita Salita saat ini.
Yusuf               : (Mendekati Naira & Rahmi ) Iya, betul itu. Tidak beriman seseorang sebelum mencintai saudaranya seperti dia mencintai dirinya sendiri.
Rahmi               : Baiklah, nanti kita tanyakan saja ke Salita tentang masalah apa yang dia hadapi hingga sering terlambat sekolah
Yusuf               : Jangan, lebih baik kita cari tahu sendiri.
Naira                : Caranya ?
Yusuf               : Kebetulan kemaren sore aku lihat Salita baru keluar dari rumah Zaza. Itulah, teman kita yang sok kaya dan kecentilan itu?
Rahmi               : Hah, yang bener?
Naira                : Wah, kita harus bertindak cepat. Aku merasa ada hal yang aneh dengan mereka. Pantas saja Salita semakin akrab dengan Zaza.

Scene 2


Salita membereskan kamar Zaza yang berserakan. Dia punguti sampah dan kertas bekas bungkus makanan di kamar Zaza kemudian Zaza masuk bersama Ayudya.
Zaza                 : Eh, ada pembantu baru di rumah ini!
Ayudya            : hahahaha, kerja ya Bu? Kasihan amat…
Salita               : (Diam , memunguti sampah di kamar Zaza)
Zaza                 : (mendekat) Hei, kau tuli? Disapa malah diam! Jarang-jarang kita sapa pembokat seperti kamu. (menarik kerudung Salita) Hai, kamu! Kalau ada orang yang ajak bicara ya tatap dong? Daim saja. Bisu apa?
Ayudya            : kita buka saja jilbabnya si Salita itu. Kita gunduli rambutnya. Bagaimana, Zaza?
Salita               : Ampun, jangan lakukan itu. Jangan..
Zaza                 : Ampun? Hahaha.. sepertinya ide kamu bagus juga Ayudya. Kamu pegagngi dia.
Ayudya            : ( mendekat dan memgangi tangan Salita)
Salita               : Tolong, jangan lakukan itu. Tolong.. Rambut itu mahkota wanita, Allah tidak menyukai wanita yang mempunyai rambut pendek. Aku tidak mau itu. Jadi tolong, jangan lakukan..
Zaza                 : Sudah, diam! Kamu mau dibayar berapa untuk rambut gundul nanti? Uang bagiku tak masalah.
Salita               : (meronta) Tidak! Aku tidak butuh uang.
Ayudya            : Huuuh, sudah miskin saja sombong
Salita               : Tolong, jangan lakukan itu padaku
Zaza                 : Kamu pegangi yang kuat. Aku ambil gunting dulu
Ayudya            : siip..
Salita               : ( berusaha melepaskan diri dari pegangan Ayudya namun tak mampu)
Zaza     : (mendatangi Salita, emnggunting rambut Salita )
Hahaha, rasakan kamu Salita.
Salita               : Tolong, jangan lakukan ini (Menangis)

Scene 3


Yusuf, Naira dan Rahmi berdiri di depan rumah Zaza. Mereka mendengar suara Salita yang menjerit meminta pertolongan.
Salita               : ( keluar dari rumah dan lari)
Naira                : Salita, tunggu!! (mengejar Salita kemudian diikuti Yusuf dan Rahmi)
Rahmi               : Salita!!!


Scene 4


Sebuah mobil menabarak Salita yang sedang lari di tepi jalan. Salita tergeletak tak berdaya. Naira, Yusuf, dan Rahmi mengejar Salita yang sudah tergeletak tak berdaya.
Naira                : Salitaaaaaaaaaaaaaaaa!!! ( mendekap Salita)
Rahmi               : Salita, bangun! Bangun Salita!
Salita               : (tergeletak tak berdaya namun masih bernafas) Maafkan aku sahabat, akuu..
Naira                : Sudahlah, jangan bicara lagi. Kita bawa ke rumah sakit terdekat.
Rahmi               : Yusuf, bantu kami membawa Salita ke Rumah sakit
Yusuf               : Ba. Ba. Ba. Baiiik..

Scene 5


Salita berbaring di ranjang, tak berdaya. Naira dan Rahmi mendampingi Salita.
Naira                : Bagaimana keadaanmu, Salita?
Rahmi               : Iya, bagaimana kamu? Tidak apa-apa, kan?
Salita               : Alhamdulillah, hanya sedikit lecet.
Yusuf               : Memangnya kamu kenapa?
Salita               : Zaza dan Ayudya memotong rambutku. Mereka menggunduliku.
Naira                : Innalillah.. jahat sekali mereka!
Salita               : Sudahlah, aku tidak apa-apa. Aku sudah memaafkan mereka. Di bulan Ramadhan ini kita tak boleh marah, itu mengurangi pahal puasa kita. Tidak baik, bisa-bisqa pahala kita berkurang.
Rahmi               : Tapi perbuatan mereka melewati batas. Kami tidak terima!
Salita               : Sudah.. jangan diperpanjang.
Yusuf               : (mendekati Salita) maaf, memangnya kamu di rumah Zaza sedang apa?
Salita               : Aku kerja di rumah Zaza
Naira                : Hah, kerja? Untuk apa?
Salita               : Kebetulan uang jatah bulananku habis. Aku belum mendapat kiriman uang dari Ayah di kampong
Naira                : Mengapa kamu tidak jujur dengan kami?
Salita               : Maaf, aku tidak mau merepotkan teman-teman
Naira                : Setidaknya kami bisa meminjamimu uang.
Rahmi               : Iya, kami bisa bantu kamu Salita
Yusuf               : Sahabat itu lebih indah. Harusnya kamu jujur kepada kami. Di bulan Ramadhan ini akan dilipatgandakan pahala kebaikannya, dan akan dimaafkan segala kesalahan kita.
Salita               : Baiklah, aku minta maaf atas kesalahanku
Naira                : Sudahlah, yang penting kamu jangan seperti itu lagi.
Salita               : Iya, aku janji.
Rahmi               : Alhamdulillah…

10. Contoh Naskah Drama Remaja


Contoh Naskah Drama Remaja

Judul: Pasti Bisa

Tema: Kekuatan

Pemeran: 3 Orang Pemain
             
1. Ibu
2. Fika
3. Bu Guru

Sinopsis drama remaja


Fika adalah anak yang berprestasi di sekolahnya. Ia tak pernah absen dalam mendapatkan peringkat pertama. Namun akhir-akhir ini ia merosot menjadi peringkat kedua. Sang guru pun meneliti apa yang sedang dialami muridnya itu. Ibu Fika kini tengah sakit TBC dan tak bisa bekerja seperti biasanya sehingga Fikalah yang menjadi tulang punggung keluarga untuk beberapa saat. Meski demikian, Fika tak pernah lelah berdoa dan berusaha.

Naskah Dialog Drama


Di suatu pagi yang cerah, matahari bermandikan cahaya dan terdengar kokok ayam yang merdu. Fika bangun dari tidurnya dan bergegas berangkat sekolah. Sebelum itu Fika menyiapkan sarapan untuk dirinya dan ibunya yang tengah berbaring di ranjang.

Fika: Bu, Fika mau berangkat sekolah dulu. Hari ini Fika tinggal ibu sebentar tidak apa-apa, kan? Fika sudah memasak makanan untuk ibu. Kira-kira Fika akan pulang jam satu siang.

Ibu: Iya, Nduk. Berangkat saja, memang kewajibanmu adalah belajar. Bukan menjadi tulang punggung keluarga. Memang ibu yang salah terhadapmu.

Fika: Ibu tidak boleh menyalahkan takdir. Hidup ini sudah ada yang mengatur, jadi kita harus kuat menghadapinya. Tak perlu berburuk sangka dengan Tuhan ataupun berputusasa.

Ibu: Ibu sangat bangga kepadamu, Fik. Mempunyai anak sepertimu merupakan anugerah terindah bagi ibu.

Fika: Kalau begitu, Fika berangkat dulu, Bu. Ibu hati-hati di rumah.

Fika pun berangkat ke sekolah dengan berjalan kaki. Tanpa membawa uang saku karena ia berpikir jarak sekolahnya dengan rumah sangat dekat. Setibanya di sekolah....

Bu Guru: Fik, sini sebentar. Ibu mau ngobrol denganmu.

Fika: Iya, Bu ada apa?

Bu Guru: Akhir-akhir ini prestasimu kerap menurun. Sebenarnya ada apa? Apakah kamu sudah malas belajar, atau memang ada kendala lain?

Fika: Oh masalah itu Fika minta maaf ya Bu. Fika sedang merawat ibu yang sedang sakit. Ibu Fika mengidap TBC dan tengah terbaring di rumah. Sehingga Fika tak ada waktu untuk belajar. Waktu yang Fika miliki Fika pergunakan untuk menjaga ibu dan mengurus rumah. Selain itu Fika pun membantu ibu bekerja.

Bu Guru: Bekerja apa, Fik? Kamu tak seharusnya bekerja. Kamu masih SMA.

Fika: Ya, Fika tahu. Tapi keadaanlah yang menuntut Fika bertindak demikian, Bu. Saya tak bisa berdiam diri saja. Lalu makan dan kebutuhan sekolah yang harus dibayarkan didapatkan dari mana?

Bu Guru: Lalu kamu bekerja apa?

Fika: Apa saja asalkan halal. Fika membantu ibu menjahit pakaian. Beberapa tetangga biasanya mempermak celananya ke ibu saya. Juga terkadang berdagang kue keliling, atau membantu Bi Sumi tetangga saya untuk memetik teh di kebun.

Bu Guru: Sungguh mulia yang telah kamu perbuat, Fik. Ibu sebagai guru kamu justru bangga tak terkira kepadamu. Kamu murid yang patut dicontoh oleh semuanya. Kalau kamu merasa sulit ibu bisa bantu. Apa saja... kamu harus bilang ke ibu.

Fika: Terima kasih, Bu. Fika juga sangat bangga menjadi murid ibu. Jarang sekali ada guru yang perhatiannya lebih kepada muridnya.

Bu Guru: Ya, kamu terlalu berlebih. Namun ibu hanya menyarankan, bagaimanapun kamu harus mengutamakan sekolah. Tugas seorang murid adalah belajar maka dari itu kamu harus belajar.

Prestasi yang telah kamu raih itu harus dipertahankan. Kamu harus berbangga dengan keadaan apapun karena semuanya sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa. Kita sebagai manusia hanya menjalankan kewajiban kita. Dan senantiasa berusaha dalam setiap masalah yang mendera.

Fika: Iya, Fika sangat paham dengan hal itu, Bu Guru. Semoga Fika menjadi anak yang lebih kuat dari sebelumnya setelah mendengar petuah yang ibu katakan baru saja. Fika akan belajar meski hanya sepuluh sampai dua puluh menit. Juga akan mengerjakan PR apabila ada. Dan tak lupa selalu berdoa.

Fika pun mendengar bunyi bel sekolah. Ia bergegas untuk memulai pelajaran. Juga sebuah nasihat di pagi hari tadi membuka pikirannya agar pantang menyerah dalam setiap masalah. Mungkin kali ini Ibunya menjadi media ujiannya dari Tuhan. Mungkin juga satu minggu, bahkan di masa yang akan datang akan datang badai yang lebih besar dalam kehidupannya. Dan ia cukup tahu dan kuat dalam mengatasinya. Tak ada yang mustahil di dunia ini jika kita mau berusaha dan tentunya diiringi dengan doa. Meski usianya yang masih remaja, Fika memiliki pikiran yang dewasa.

11. Contoh Naskah Drama Guru Untuk 6 Orang



contoh naskah drama guru

Sinopsis Drama


Bel berbunyi, para siswa masuk dengan berbagai karakter seperti benzul, tomboy, preman, dan centil.

Guru galak menuju ke kelas.

Guru Galak: Assalamualaikum (tidak ada yang menjawab) 2x (memukul meja) Assalamualaikum!!!
Siswa: Waalaikumsalam
Guru Galak: Selamat pagi nak-anak
Siswa: pagi buuuuuuuu!!!

Tiba-tiba seorang anak perempuan tomboy masuk terlambat.

Mimin: waaaa,woy bu!!
Guru galak :Sudah, duduk !Sebelum pelajaran dimulai seperti biasa ,ibu mau Tanya sama kalian,ada yang tahu hal yang paling bersejarah di dunia ?
Mimin:saya bu !
Guru galak : ya!kamu !
Mimin : rumah mantan bu
Siswa : (tertawa)
Guru galak: Sudah-sudah ,kamu ini ada-saja ,ngawur aja ngomongnya.trus yang lain ?
Puput: saya saya bu
Guru galak : ya  kamu
Puput : hemmmm…….kata-kata sleepwell,gnite ,good morning cinta ,selamat malam cinta
Guru galak : hush us hush us ,,,kamu lagi ngawur aja ,kamu kira disini tempat curhatan
Bagas: trus jawabannya apa ibu (dengan gaya benzul)
Guru galak : hal yang paling bersejarah adalah jasa bapak dan ibu guru kalian .
Siswa: oooooooooo itu toh…..
Guru galak: sekarang kalian kumpulkan pr kalian !

Tiga Orang Siswa Kebingungan Karena Tidak Mengerjakan Pr

Guru galak : Vicky,Ambar ,zul! Kalian tidak mengerjakan tugas ?
Bertiga:  iya bu
Guru galak : maju ke depan ( marah ) sekarang kalian berdiri angkat kaki kalian dan pegang telinga teman kalian .SEGERA ! kalian Nakal nakal nakal ,selalu kalian yang tidak mengerjakan kalian ,mau kalian ibu laporkan ke BP biar kalian dilaporkan ke orang tua kalian ?
Zul: addduuuhh ibu jangan bu ,,,,,,aduuhhh ampun bu ampun
Vicky: iya bu ,,,kami kapok bu kapok .
Guru galak: diam ,,,dan tetap berdiri .Sekarang kita masuk ke materi baru,tentang antonim ,lawan kata ,ib berikan contoh ,kalau ibu bilang satu kata kalian harus menjwab dengan lawan katanya .
Siswa: iya ibu
Ambar: ibu ,,,,ikut L
Gurugalak : iya sudah ,,,sekarang kalian duduk dan jangan ulangi lagi kesalahan kalian .
Bertiga : yes yes yes ,,,oke bu
Guru galak: oke kita mulai .siap ?
Siswa: siap bu
Guru galak : Pandai –bodoh ,tinggi-rendah,besar –kecil ,jauh –dekat  percaya-menang ,eh salah itu –eh benar itu –bodoh-pandai- bukan-iya,oh tuhan- ya hamba,dengerin ini-bicara itu ,diam-ribut,itu bukan pertanyaannya bodoh-ini adalah jawabannya pandai-aduh mati aku-aduh hidup kami,saya rotan baru tahu rasa nanti-kita akar lama tak tahu rasa ,malas ibu ngajarin kalian –rajin kami belajar bu guru,kalian gila semua-kamiwaras sebagian,cukup cukup- kurang kurang  ,sudah sudah-belum-belum-oh melawan yah-oh mengalah tidak,berdiri –duduk.
Guru galak: sudah sudah !! ibu capek ngajarin kalian ibu keluar saja dari kelas ini ,dasar anak-anak nakal.
Siswa: daaaaaa,,, ibu hahahahahaha

Beberapa Menit Kemudian Ibu Ainun Masuk Kelas

Guru: Assalamualaikum anak –anak(tidak ada yang menjawab)
Assalamualaikum anak-anak.
Mimin: woy bu ,,,waalaikumsalam ibu
Guru: apa yang sedang kalian kerjakan anak-anak
Puput : nunggu bel pulang bu ,,,abissss lama banget ,saya mau pergi salon bu ,mau ke ol juga
Siswa: huuuuuuu( menyoraki )
Guru: tenang tenang tenang anak-anak J puput kami tetap akan terlihat cantik nak walaupun kamu tidak kesalon atau menghambur hamburkan uang ke mol.
Puput : heheheheh terima kasih bu
Guru :baik anak-anak sekarang keuarkan buku kalian ! (menulis di papan)
SISWA MULAI RIBUT  DI KELAS
Guru: (membalik ) jangan rebut anak-anak .kalian ingan main-main disini tempat belajar bukan tempat untuk man-main .ada waktu kalian serius dan ada waktu kalian bermain disini.
Bagas: trus gue harus bilang woow !?
Puput: kalau gak sekarang kapan kita man-mainnya bu ?kalau diluar jam sekolah kan kita ke mol ,ke salon
Mimin: ( marah ) bias gak loh gak nyebutin mol atau salon peak loh itu
Puput: terserah aku donk ,,,memang apa urusannya sama kamu
Mimin: berani loh sama gue
Puput: berani,,,,aku gak takut sama kamu
Bagas: ke salo eke aja jeng ,meni pedi diskon deh 45.000,murah bo …
Mimin : loh lagi …
Bagas : ahhhhhhh atut …
Guru : tenang anak-anak tenang
Akbar : ibu daripada belajar mending kita happy-happy ibu kita nyanyi-nyanyi ibu . (rocker juga manusia..)
Guru:  Diam!! ( nada agak marah) tolong hargai saya sebagai guru kalian disini .apa yang bisa kalian dapatkan jika kalian seperti ini,mau jadi apa kalian ?( menghelas nafas) ibu sudah cukup sabar menghadapi kalian ,tidak adakah sedikit saja untuk menghargai  jasa-jasa bapak dan ibu guru kalian ?,bahkan itu adalah kewajiban kalian  untuk menghormati bapak ibu guru.kami tidak meminta uang ,meminta imbalan dari apa yang telah kami berikan selama ini ,kami hanya ingin melihat kalian menjadi orang yang sukses ,orang yang mampu mengangkat harkat dan martabat Negara ini.Sudah ,,,sekarang kalian renungkan apa yang ibu sampaikan untuk hari ini ibu tidak akan melanjutkan pelajaran .ib pamit keluar.
Puput: bu bu … aduuhh gimana ini ibu jadi kecewa kan sama kita ,padahal ib ainun sudah baik banget sama kita.

Di rumah  (instrumen sedih)suami ainun membaca koran dan ibu ainun memasuki ruangan tersebut.

Suami :kau kenapa bu ?
Ainun: anak-anak pak
Suami: anak- anak kenapa ?
Ainun:anak-anak sekarang semakin nakal ,makin sulit diatur
Suami: begitulah anak zaman sekarang bu ,semakin lama semakin terbawa perkembangan zaman ,mereka semakin ngelunjak ,semaunya melakukan sesuatu
Ainun: lalu bagaimana pak ?
Suami: bagaimana apanya?  kau sudahmenjadi guru  selama 25 tahun ,aku rasa itu cukup,dari pada tiap hari kau mengeluh tentang karakter buruk  mereka yang semakin hari semakin menjadi jadi ,padahal kau sangat sabar mengajari mereka .bahkan aku bosan memndengar keluhan mu tiap hari .lebih baik kau berhenti saja menjadi guru dan ikut berdagang bersamaku  di pasar .disana kau tak perlu resah karna tak dapat mengajari mereka untuk berkarakter baik .
Ainun: tapi pak ,aku seorang guru,aku tak ingin hanya dengan kenakalan mereka lalu aku harus berhenti mengabdi untuk Negara ini ,jika kita semua berpikir seperti itu lalu siapa yang akan mengajari mereka ?siapa yang akan membantu kita untuk membangun Negara ini.siapa lagi jika bukan mereka yang sangat membutuhkan guru.
Suami : hmmmmm…. aku bosan setiap hari mendengar itu dari mulutmu.kau seakan bimbang sehingga tidur mu pun tak lelap karna hal itu .
Ainun: mas . aku akan lebih bimbang jika aku berputtus asa bahkan berhenti untuk mengajarkan mereka yang sebenarnya sangat membutuhkan pendidikan.
Suami: lalu apa yang kau inginkan saat ini ?sepulang sekolah kau murung ,gelisah buat apa kau pertahankan suami itu (marah)
Ainun:  pak,,,saya tahu bapak khawatir dengan keadaan saya tapi saat ini saya membutuhkan semangat dari mu sebagai seorang suami untuk membantu ku bangkit dan tidak berputus asa ,bukan malah menyuruhkuh untuk meninggalkan dunia pendidikan dalam sekejap mata.ini tidak semudah kita membalikkan telapak tangan pak.
Suami : ( berpikir) hmmmmm sudah lah ..bapak minta maaf ,seharusnya  aku sebagai suami mu tidak boleh seperti ini aku hanya terbawa  emosi ,maafkan aku bu .(mendekati ainun)
Ainun: iya pak,,,ibu paham apa maksudnya bapak  ,ibu juga minta maaf karna sudah membuat bapak khawatir.sekarang sudah waktunya solat pak .
Suami: astagfirullah ,,,mari bu kita solat dan kita doakan yang terbaik buat mereka dan Negara ini.

Bel berbunyi siswa masuk kelas

Guru: assalamualiakum anak-anak.
Siswa: waalaikum salam warahmatullah
Guru: hari ini ibu sudah izin ke kepala sekolah untuk mengajak kalian survey lapangan jadi hari ini kita tidak belajar dikelas .
Mimin:Woy teman-teman kalian dengar gak? Hari ini kita gak belajar .hahah ibu memang kren .endeeesss
Puput: weeesss,,,jalan-jalan,kita jalan jalan ke mol iya
Siswa: hore hore hore .
Guru: tenang-tenang nak ,sekarang kalian ambil tas kalian dan ikuti ibu !
 Bagas: ihhhh seru bo,,,kemana bu
Guru: ikuti saja ibu !
Bagas: oke bu

(Pemulung ,Pengemis,Pedagang Asongan ,Preman  Masuk)

Puput: ibu kenapa ibu bawa kita kesini ,disini kotor bu .ihhh jorok.
Mimin: ibu ngaco’ ya ,,,ngapain ngajak kami kesini ibu ,,kaya gak da kerjaan aja .
Guru: sekarang coba kalian perhatikan mereka ,mereka seperti itu karna mereka tidak memiliki pendidikan.
Bagas: maksudnya ibu apa ?
Guru: iya,,, kalian tidak lihat, mereka yang tidak punya kesempatan dan biaya buat sekolah terpaksa harus belajr dipinggir jalan, dari buku-buku bekas orang, dari ligkungan, kalian ga malu ? kalian diberi kesempatan dan waktu banyak buat belajar, tapi ,malah kalian sia-siakan. Menghargai guru dan orang tua, sangat penting, apalagi menghargai waktu dan ilmu. Kalo kalian terus-terusan nakal kayak gini, mereka jauh lebih pantas berada di sekolah daripada kalian, mengerti ?
Zul: maaf kan kami bu ,,,saya baru sadar bu kalau guru adalah orang yang sangat harus kami hormati.
Puput: iya bu maaf kan kami ,,,kami janji ,kami gak kan nakal lagi ,kami akan belajar dengan rajin sesuai dengan keinginan mu bu .
Guru: terima kasih anak- anak ,,,,kalian pasti bisa menjadi penerus generasi generasi pembangun bangsa ini ,ibu ykin itu . sekarang sudah mau magrib sekarang kalian pulang dan belajar.
Siswa: (mencium tangan gurunya dan keluar panggung)

Ibu rita masuk dan mengeluh pada ibu ainun tentang kelakuan kelakuan nakal anak muridnya.

Ibu  rita: bu ,,,ibu ainun .kok ibu disini ,ib sedang apa ?
Ainun: anak-anak baru saja pulang ,aku mengajak mereka kesini untuk melihat bukti bahwa pengemis, pemulung, dan pedagang asongan yang mempunyai cita-cita dan keinginan, saya ingin mereka punya semangat yang sama, bahkan harus lebih baik daripada mereka yang berada di jalanan.
Rita: adduuuuhhhh ibu ,,,,jangan terlalu manjakan mereka nanti mereka makin ngelunjak bu ,,,mereka anak-anak nakal .diberitahu ini itu tak sedikitpun mereka dengarkan, saya keraskan saja mereka masih ngelunjak.
Ainun: bu ,,,,tidak semua hal bisa diselesaikan dengan kekerasan. kita sebgai guru mereka harus sabar dan jangan mudah putus asa ,saya yakin bahwa suatu saat nanti mereka akan menjadi orang yang berhasil.
Ibu rita: ibu yakin dengan mereka seperti itu ,mereka akan sukses
Ainun: saya yakin bu ,,,,dengan doa kita dan usahamereka ,saya yakin bahwa mereka akan membanggakan kita yang mengajrkan mereka
Ibu rita: iya sudah lah bu ,,,saya doakan saja lah yang terbaik buat mereka
Ainun : iya bu ,,,,harus mulai gelapmari kita pulang bu.

Instrument 10 tahunkemudian reuni sman 1 taliwang angkatan 1998 semua siswa sudah menjadi orang yang sukses dengan profesi masing-masing .ainun masuk  dan diikuti oleh siswanya dan memanggilnya dengan penuh bangga.

Guru : alhamdulillah ,,,kalian semua adalah murid ibu yang paling luar biasa ,dan satu pesan ibu ke kalian tetaplah hargai siapa saja yang mengajrkan kalian jangan pandang dia siapa tapi lihatlah apa yang diajarkan.
Ibu Rita : ini angkatan ke berapa bu ?
Ibu ainun : 98 bu
Ibu Rita : ini akbar bu ? yang sering angkat kaki. Ini mimin ? yang sering telat itu ?
Ibu ainun : ya bu, ini akbar, sekarang sudah jadi kapten angkatan laut, dan ini mimin sudah jadi fotografer terkenal dengan loyalitas waktu dengan para modelnya
Bagas : Assalaaaaaaamualaikum
Puput : iiih bagas. Sekarang udah jadi ustad yaaa
Bagas : alhamdulillah
Ibu rita : bu, itu bagas bu ? yakin bu ? ga salah ? (pingsaan)
Bagas: penonton. Jamaaaaah.. ooo.. jamaaah! Alhamdulillah..

12. Contoh Naskah Drama 9 Orang 


Contoh Naskah Drama 9 Orang

Pemeran:


1. Ilham
2. Munir
3. Jaya
4. Amin
5. Andri
6. Deni
7. Anam
8. Toni
9. Ahsan

Sinopsis


Ilham, munir dan ketujuh dari mereka adalah sembilan orang bersahabat. Mereka sudah lama bersahabat sejak mereka keci. Pada suatu hari mereka bertiga sedang membicarakan sesuatu dengan mimik yang sangat serius.

Ilham :
Menutrut kamu sepenting apa sih kepribadian baik itu?

Munir :
Ya tentunya penting bangat dong. Dengan memiliki kepribadian baik kan manusia akan melakukan hal-hal yang mengarah pada kebaikan.

Jaya :
Benar, kalau kalian cenderung melakukan kesalahan, maka itu indikasi bahwa kalian tidak berkepribadian baik, padahal itu sangat penting.

Amin :
Apa yang dibilang Munir dan Jaya itu memang benar sekali. Setiap orang dituntut untuk memliki kepribadian yang baik demi kehidupan masig-masing yang tentunya untuk hal-hal yang positif.

Andri :
Aku sepakat sama kalian semua. Sebisa mungkin kita harus berusaha untuk membentuk sebuah kepribadian yang baik agar kehidupan kita juga bisa tertolong olehnya.
Deni :
Nah kalau pandangan kamu gimana Anam? Kalau aku sih secara keseluruhan tidak jauh berbeda dengan Andri dan Jaya.

Anam :
Iya, aku sepakat dengan mereka semua. Hidup ini memang harus disikapi dengan hal-hal positif fan untuk itu kita harus memiliki kepribadian yang baik pula.

Toni :
Memiliki kepribadian baik itu memang penting, tapi setiap manusia kan berbeda-beda.

Ahsan :
Berbeda-beda gimana maksud kamu Toni?

Toni :
Ya kita tidak selalu bisa menjadi orang yang baik mungkin. Karena pada dasarnya untuk menjadi orang baik itu banyak hal yang harus kita lakukan.

Anam :
Ya tentu saja memang demikian, tapi kamu kan bisa berusaha dan membangun kepribadian kamu agar terus menjadi lebih baik.

Deni :
Benar, bagaimanapun juga kita haru selalu berusha untuk menjadi lebih baik lagi dari waktu ke waktu.

Andri :
Tentu, kalau kamu berpikiran demikian itu menurut aku sih tidak tepat Toni. Kita harus berusaha agar bisa menjadi orang yang berkepribadian baik.

Amin :
Bener banget, aku setuju sama kalian. Sesulit apapun untuk memiliki kepribadian baik, kita harus berusaha mengasahnya.

Jaya :
Iya, kita harus melatih diri kita. Jika kita serius dan mau berushaa dengan bersungguh-sungguh pasti akan ada perubahan dari tabi’at kita.

Munir :
Ya, terkadang untuk menjadi orang yang baik itu memang cenderung sulit, namun kita pasti akan menjadi lebih baik lagi jika kita mau berpikir secara jernih.

Ilham :
Apa yang mereka katakan itu benar adanya Toni. Sebagai manusia yang bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan memiliki kepekaan sosial kita harus bisa membina kepribadian kita agar bisa menjadi baik.

Toni pun akhirnya menganggukkan kepalanya dan lantas menerima opini teman-temannya tersebut berkaitan dengan konsekuensi individual dan sosial.

13. Contoh Naskah Drama 10 Orang


Contoh Naskah Drama 10 Orang


Tema: Pendidikan

Judul: Jangan Membully

Karakter / Penokohan: 

1. Elsa (pemimpin Genk)
2. Cici ( Anggota Genk)
3. Erna ( Anggota Genk)
4. Terry (Anak Baru)
5. Kepala sekolah
6. Guru BK
7. Wali Kelas
8. Vivi (Saksi Mata)
9. Rere (Saksi Mata)
10. Tia (Ketua kelas,Saksi Mata)

SINOPSIS DRAMA


Elsa, Cici dan Erna adalah anak kelas 3 di sebuah SMP. Ketiganya membentuk genk di sekolah dan seringkali membuat onar dengan memalak dan membully siswa lain. Suatu hari datang siswa baru yang kemudian dibullynya. Mereka baru sadar ketika guru, wali kelas, dan kepala sekolah menggelar sidah untuk mereka bertiga.

NASKAH DRAMA


Terlihat koridor sekolah yang ramai, adaElsa, Cici, Dan Erna berjalan santai. Hari ini mereka melakukan yang biasa mereka lakukan, yaitu memalak, memarahi dan membully siswa lain.

Erna : “Eh, Sa,Ci. Gue denger hari ini kita bakal dapet anak pindahan di kelas kita!”
Elsa : “Trus Apa masalahnya ama gue?”
Erna : “Ya engga , gue kan Cuma ngasih tau loe! Kali aja loe kudet gitu!”
Cici : “Iya gue juga denger, katanya sih namanya Terry”
Elsa : “Hah, siapa?Terry? nama kok kayak ikan teri sih. Hahaha, oke untuk hari ini kita bakal ngasih dia pelajaran berharga buat dia biar gak bisa macem-macem ama kita kedepannya.“

Elsa dan temannya pun menyusun rencananya untuk memberikan pelajaran tersebut kepada anak baru itu.

Bel tanda masuk pun dimulai, semua anak berjalan cepat menuju kelas mereka. Semuanya kecuali anggota genk terkenal ini mereka berjalan lambat menuju kelasnya yang lumayan jauh.
Didalam kelas para siswa duduk dengan rapi dan mengambil buku pelajaran sebelum dimulai pelajaran.

Brakkk…

Terdengar suara pintu terbanting, semua siswa melihat ke asal suara.
Ya! Tak lain adalah Elsa, Cici dan Erna. Mereka dengan santai nya memasuki kelas, dan bagaikan tak menghiraukan tatapan siswa kelasnya.
Tia sang ketua kelas yang merasa kesal bangkit dari duduknya dan menghampiri mereka.

Tia : “Hei! Elsa,Cici, Erna udah aku peringatin beberapa kali bukan. Kalo buka pintu tuh biasa aja, gak usah dibanting segala. Kalo pintunya rusak mau gantiin?“
Elsa : “Oh,Hei! pasti soal properti sekolah yaa.. maaf maaf gue gak kan ngulangin kejadian banting pintu lagi deh“

Perkataan Elsa diiringi dengan tawa ejekkan dari Cici dan Erna.

Tia : “Terserah deh! aku ngasih tau serius, bukan bercanda!“
Cici : “OH! YAUDAH! PERMISI!”

Setelah itu guru pun masuk yang dibelakangnya terdapat seorang siswa.

Ibu Guru: “Yap! Anak-anakseperti yang sudah kalian ketahui kita memiliki seorang siswa baru! Tolong sedikit perhatiannya saat ia memperkenalkan diri“
Terry : “Assalamuaikum wr.wb. perkenalkan nama saya Terry pindahan dari SMP Negeri 5. Mohon bantuannya agar saya bisa meyesuaikan diri di lingkungan sekolah ini.”

Setelah pelajaran selesai, jam istirahat membuat semua siswa bebas dari pelajaran dan tugas dan bebas untuk makan dan minum dikantin.

Erna :“Mau kekantin nggak ?“
Elsa dan Cici : “Engga ah, gak nafsu makan gue“

Setelah itu, mereka melihat Terry yang sedang berdiri sendirian dan mereka teringat rencana mereka yang baru tadi pagi mereka rumuskan. Dan setelah itu mereka menghampiri Terry.

Elsa, Cici dan Erna : “Hai...”
Terry : “......”

Erna :“Heh, kita sapa baik baik juga bukanya di bales! susah banget sih ngejawab doang!”.

Terry yang terdiam, langsung berjalan melewati mereka bertiga.

Elsa : “ Heh, main pergi aja! sok banget jadi siswa baru, merasa bangga ya !”

Elsa menarik lengan Terry kasar.

Vivi yang melihat dan mendengar Terry dibentak, langsung pergi menghampiri Mereka berempat.

Vivi :“Eh, ada apa ini ?”.
Cici : “Bukan masalah lo ya! Jadi diem !”
Vivi : “Tapi kalian gak bisa gitu dong. Ngebentak dia seenaknya, dia kan masih baru jadi ...”
Elsa : “Iya iya gue tau, udah gak usah di lanjutin ceramahnya! cape gue dengernya.”


Setelah hari itu berlaluElsa, Cici dan Erna pun masih terus membully Terry dari masalah yang biasa hingga benar-benar sepele. Tak banyak memang orang yang melihat pembullyan itu secara langsung. Tetapi tak sedikit juga laporan tentang pembullyan ini. Guru guru dan kepala sekolah membahas kejadian ini, dan memutuskan bahwa sidang akan dilakukan besok dengan tersembunyi.

Tiba Guru BK hari ini memutuskan untuk menghampiri mereka –tersangka pembully-an.

Guru BK : “Kalian yang namanya Elsa,Cici dan Erna.Betul ?“
Guru BK : “Nanti Setelah selesai Sekolah datanglah ke aula sekolah“.
Erna : “Memangnya ada apa Bu?”
Guru BK : “Pokoknya datang saja” (dan pergi)

Bel tanda berakhirnya pelajaran dan juga bel tanda pulang sekolah telah berbunyi, sekarang waktunya para siswa untuk pulang ke rumahnya masing masing. Terkecuali Elsa, Cici dan Erna mereka harus datang ke aula sekolah.
Saat tinggal beberapa meter lagi sampai aula sekolah mereka bertiga sekilas melihat Kepala sekolah, Guru BK dan Wali kelas mereka. Perasaan mereka seketika campur aduk antara takut, gugup, gemetar dan heran. Firasat buruk pun seperti menambah kesan menakutkan, mereka sibuk dalam pikiran masing masing. Tapi,satu kata sama yang terlintas dipikiran mereka adalah ‘apa yang akan terjadi selanjutnya?’.

Elsa,Cici dan Erna : “Assalamualaikum”.
Semua orang dalam aula : “Walaikumsalam”
Kepala sekolah : “Akhirnya kalian datang, silakan duduk”.

Sekarang mereka bertiga bisa dengan jelas melihat bahwa orang yang ada dalam aula itu tak hanya Kepala sekolah, Guru BK dan Wali Kelas mereka tetapi ada Vivi, Rere, Tia dan Terry. Mereka pun duduk dikursi yang sudah di persiapkan, kursinya benar benar berada di tengah aula samping kiri terdapat teman sekelasnya dan samping kanannya terdapat para guru.

Guru BK : “Kita mulai saja ke pertanyaan pertama, tapi sebeloemnya saya harap kamu bisa menjawabnya dengan jujur dan tak ada kebohongan.”
Elsa : “Iya bu saya akan menjawab dengan sejujurnya.”
Kepala sekolah : “Apakah benar kalian membully Terry? Kenapa?”
Elsa,Cici dan Erna : “.....“ (terdiam.)
Guru BK : “Kenapa kau membully Terry karena ia mempunyai masalah denganmu? atau apa?”
Erna : “Ya! Saat kami menyapanya ia tak menyapa kami kembali“
Wali Kelas : “Apakah hanya itu pembelaan kalian ?“

Elsa, Cici dan Erna mengganguk.
Kepala sekolah : “Bagaimana dengan Terry kenapa engkau tak membalas sapaan mereka?”
Terry : “Aku hanya merasa gugup saat mereka menyapaku, aku minta maaf karena kesalahanku sewaktu itu dan membuat kalian marah padaku. Maaf kan aku”.
Elsa :“Iya maaf kan kami karena sudah kasar padamu, setelah kejadian ini aku harap aku dan teman temanku bisa berteman baik dengan semua orang dan tidak mementingkan siapa dia dan apa statusnya.”

Setelah kejadian itu, Elsa, Cici dan Erna berteman dengan Terry. Mereka bertiga belajar bahwa belajar bahwa tak baik membeda bedakan orang dan membullynya.

14. Contoh Naskah Drama Untuk 2 Orang



Contoh Naskah Drama Untuk 2 Orang


Nama Pemeran drama:

1. Demine Anifa sebagai Minda
2. Kartika Ilmi sebagai Yuanda

- The Diary -

Sampai sekarang ini keluarga Yuanda belum juga sampai dirumah, padasesuatu hari sudah tampak kian senja. Yuanda duduk diteras rumahnya sambil menulis sesuatu di sebuah buku hariannya. Tampaknya dia sedang dibawah peasaaan kegundahan. Tiba-tiba Minda datang dan membuat Yuanda merasa sangat kaget.

Minda :
Hello girl.. (memukul pundak Yuanda)

Yuanda :
Hanya diam dan merunduk sedih

Minda :
Kamu ada apa? Apa kamu mempunyai masalah?

Yuanda :
Tak, saya tak apa-apa.

Minda :
Jangan bohong, kamu tak dapat bohong dengan matamu. cerita saja sama saya.  Mungkin saya dapat menolong.

Yuanda  :
Sudahlah, tak ada yang perlu dijelaskan.

Minda :
Mengambil buku diari yang di pegang Yuanda, lalu Ini apa? Pasti kamu menyimpan rahasia disini.

Yuanda :
Tak! Kembalikan buku itu. Kamu tak bakalan mengerti dengan perasaanku. saya sudah bosan hidup di dunia ini. Lebih baik saya mati saja. (mencoba bunuh diri dengan menggores silet di tangannya

Minda :
Hentikan Yuanda! Ini sesuatu tolol yang kamu lsayakan. Kau pikir dengan cara bunuh diri masalahmu akan selesai. Tak! Mungkin ini akan menambah masalah saja.
Yuanda :
Menangis

Minda :
Mencoba menenangkan Yuanda. Tolong, ceritalah kepada saya. Kamu harus percaya sama saya. Saya yakin kita dapat menyelesaikan masalah ini. Saya juga ikut sedih melihat kamu seperti ini.

Yuanda :
Saya ini seorang anak yang tak diharapkan. Saya selalu dibeda-bedakan dengan saudarsaya yang lain. Saya seperti pembantu dirumah ini.

Minda :
Ada apa kau mengatakan begitu? Padasesuatu orangtuamu sangat baik sama kamu.

Yuanda :
Ya, memang dihadapan oranglain dia seperti tampak baik. Padasesuatu itu hanya rekayasa belaka. Kamu tak pernah merasakan apa yang saya rasakan - Mungkin jika kamu berada diposisiku kamu akan lelah bertahan hidup. Tiap hari saya disiksa, disuruh ini, disuruh itu. Semua pekerjaan rumah saya yang kerja. Mereka tak peduli dengan saya.

Minda :
Kamu yang sabar ya Yuanda. Tapi kamu itu masih beruntung. Kamu masih dapat merasakan yang namanya sekolah dan dapat tinggal dirumah yang semewah ini. Masih banyak kok orang yang lebih menderita di luar sana.

Yuanda :
Tapi saya sudah tak dapat bersabar dengan ulah mereka.

Minda :
Heehhhh.. Yuanda ngak boleh gitu. Kamu harus dapat tegar. Mungkin cobaan ini hanya sesaat. Kamu harus yakin suatu saat nanti hidupmu akan lebih baik. Saya akan menolong kamu untuk menyelesaikan masalah ini. Saya yakin orangtuamu itu punya hati yang baik.

Yuanda :
Hmmm (tersenyum) makasih ya kamu sudah memberiku semangat hidup. Saya akan tetap tegar menghadapi semua ini.

Minda :
Demikianlah peranan penting seorang sahabat, senantiasa setia untuk menolong sahabatnya ketika sedang dirundung masalah.

Kumpulan Contoh Naskah Drama Panjang Terbaru


Berikut ini kumpulan contoh teks drama panjang terbaru yang mungkin sesuai dengan tema yang Anda pilih. Contoh dialog drama panjang yang pertama adalah naskah drama tentang Abu Nawas yang merupakan salah satu teks drama yang paling banyak dicari.

1. Contoh Naskah Drama Abu Nawas


Contoh Naskah Drama Abu Nawas

Judul Drama:
Penyakit Aneh Baginda Raja


Narator : Dikawasan timur tengah, berdiri sebuah kerajaan besar nan kuat. Tanahnya subur hasilnya cukup  berlimpah ruah. Mampu menjadikan rakyatnya hidup dengan rukun dan sejahterah. Terlebih lagi kerjaan tersebut dipimpin oleh seorang raja yang gagah berani nan bijaksana, menjadikan negeri itu selalu dalam keadaan aman, damai dan sejahtera.

Adegan Drama I

Baginda : (Dengan meletakan sendoknya dalam piring lalu menarik nafas panjang dengan tatapan matanya terlihat sayup dan memperhatikan hidangan yang disajikan). Permaisuriku….!

Permaisuri : ”Ada apa bagindaku….?

Baginda : “Permaisuriku, perutku terasa kering dan mual-mual, rasanya mau muntah membuatku kehilangan selera makan”.

Permaisuri : “Ma’af bagindaku, mungkin masakannya yang kurang enak, apa benar bagindaku?”

Baginda : “Bukan permaisuriku, makanannya sudah enak, dan aromanya sebenarnya juga sangat menggoda.”

Pemaisuri : (Permaisuri tidak putus asa, kemudian memanggil dayangnya). “Dayang…. Dayang..., kemarilah….!

Dayang : (Dengan tergesah-gesah sambil membungkukkan badan). “Apakah Permaisuri memanggil hamba….?”

Pemaisuri : “Iya, tolong ambilkan masan jamur untuk baginda”

Dayang : “ Baik permaisuri, hamba segera melaksanakan tittah paduka.” (sambil membawa makanan), “Permaisuri, ini makanan untuk paduka!”

Permaisuri : “Kembalilah danyangku. Paduka, cobalah makan yang ini, mungkin bisa mengembalikan selera makan baginda yang hilang.”

Baginda :(Baginda lantas mengambil satu sendok nasi lalu mencicipinya…..kemudian)”lap.. lap.. lap...” (muntah)

Permaisuri : (Sambil tergesah-gesah). “dayang…..dayang…, cepat tolong panggilkan tabib kerajaan!”

Dayang : “Baik permaisuri (dengan tergesah-gesah dayang keluar dari ruangan itu dan bergegas memanggilkan tabib. Lalu dalam hitungan beberapa menit, dayang kembali dengan seorang tabib kerajaan).

Tabib : “ Ampun permaisuri, apakah ada yang bisa hamba bantu….?”

Permaisuri : “Iya, begini tabib, hampir sebulan ini selera makan baginda terganggu, kira-kira ada apa tabib?”

Tabib : “Mohon ampun baginda, ijinkan hamba memeriksa keadaan baginda terlebih dahulu. (tabib mendekati baginda kemudian langsung memeriksa kondisi baginda).

Permaisuri : “Bagaimana keadaannya baginda, tabib?”

Tabib : “Ampun paduka, hamba tidak dapat menemukan penyakit yang diderita baginda, sekali lagi hamba memohon ma’af dan ampun, permaisuri.”

Permaisuri : (Menggeleng-gelengkan kepalanya), “bagaimana ini tabib, apakah tidak ada cara lain untuk mengetahui apa penyakit baginda?

Tabib : “Ampun permaisuri, hamba sarankan kalau bisa memanggil Abunawas. Dia mungkin bisa menyembuhkan penyakit yang diderita oleh baginda raja.

Narator : Tabib itu kemudian pergi untuk menemui Abunawas. Tabib itu menceritakan tentang penyakit aneh sang baginda raja. Apakah baginda raja dapat disembuhkan…? Apakah Abunawas bisa menyembuhkan penyakit baginda raja?

Adegan Drama II

Tabib : “ Abunawas” (dengan menundukkan kepala). “salam baginda raja...”

Baginda : Apakah Kau yang bernama Abunawas itu?

Abunawas : “Ampun baginda, benar, hambalah yang bernama Abunawas”

Baginda : “Abunawas, apakah Kau bisa mengobati penyakitku?

Abunawas : “ Ampun baginda raja, hamba sudah mendengar semuanya dari tabib kerajaan tentang apa yang paduka rasakan.”

Baginda : “ Menurutmu, apakah ada obat yang bisa menyembuhkan penyakitku ini?”

Abunawas : “Ya, Ada paduka.”

Baginda : (Sambil berdiri dengan wajah penuh harapan). “Apakah itu Abunawas?

Abunawas : “ Hamba punya saran, dihutan tutupan ada kijang berbulu putih yang dagingnya sagat enak.”

Baginda : “ Terus, apa yang harus dilakukan?”

Abunawas : “ Syaratnya…. Baginda harus menangkap sendiri kijang berbuluh putih tersebut. Mohon ampun baginda, apakah baginda sanggup melakukannya?”

Baginda : “ Baiklah Abunawas, saya bersedia, dan besok pagi kita akan berangkat.”.

Narator : Kemudian Abunawas pulang ke rumahnya yang letaknya tidak jauh dari singgasana kerajaan. Abunawas pulang untuk mempersiapkan semua kebutuhan dan peralatan yang akan dibawa. Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Baginda, Abunawas dan prajurit kerajaan sudah bersiap diri didepan singgasana untuk melakukan perjalanan.

Adegan Drama III

Baginda : “ Abunawas, apakah perlengkapan yang kita butuhkan sudah disiapkan semua?”

Abunawas : “ Bagaimana prajurit, apakah perlengkapan dari singgasana sudah disiapkan?”

Prajurit 1,10 : “Ampun baginda, semuanya sudah disiapkan.”

Baginda : “Baiklah, mari kita berangkat sekarang.”

Narator : Rombongan paduka berangkat dengan membawa perlengkapan berburu, dan Abunawas sengaja membawa nasi putih, air putih, garam, dan asam. Perjalanan yang panjang dan sangat melelahkan, namun demi mencapai tujuan, mereka semua sangat bersemangat untuk melanjutkan perjalanan itu. Kemudian mereka tiba ditegah-tegah hutan.

Adegan Drama IV

Baginda : “ Abunawas, selama perjalanan sampai tiba ditengah hutan ini, tidak ada satupun binatang yang kita temukan.”

Abunawas : “Iya, betul paduka yang mulia, disini ada semak-semak duri.”

Baginda : “ Kalau disini hanya semak-semak duri, lalu dimanakah kijang berbulu putih itu berada?”

Abunawas : (Abunawas diam sejenak sambil tersenyum). “Begini baginda raja, sesuai dengan yang saya dengar, katanya kijang berbulu putih itu akan muncul dengan sendirinya.”

Baginda : (Sambil mengusap keringat dan menghela napas panjang). Ooohh… begitukah Abunawas?

Abunawas : “Benar, baginda raja. Kalau begitu, kita istirahat dulu sambil mencari sumber air.”

Baginda : “Ya, baiklah Abunawas.”

Prajurit 1 : “ Mohon ampun paduka, tidak jauh dari sini ada sumber mata air.”

Abunawas : “ Ooohh…benar paduka. Lebih baik kita segera ke sana.”

Narrator : Lalu dengan langkah pasti, paduka bersama Abunawas, dan prajurit-prajuritnya bergegas menuju sumber mata air dan tidak lama kemudian mereka tiba di sumber mata air tersebut.

Adegan Drama V

Baginda : (Menghela napas panjang). “ Ooohh….indah sekali Abunawas keadaan ala mini, airnya sangat jernih yang membuatku tidak tahan lagi untuk meminumnya. Dengan air ini, benar-benar menghilangkan dahagaku.”

Abunawas : “Betul paduka, air sangat jernih.”

Prajurit 1,10 : “Mohon ampun paduka, ijinkan hamba memita paduka untuk beristirahat di sini (menunjukkan tempat yang disediakan).”

Baginda : “Terimah kasih prajuritku.” (berjalan memnuju tempat istirahat)

Abunawas : “Ampun baginda, ijinkan hamba untuk mencari ikan di muara itu. (sambil menuju ke arah muara yang tidak jauh dari peristirahatan mereka).”

Baginda : “Ooohh…silakan Abunawas, kebetulan perutku sudah lapar.”

Abunawas : “mohon ampun baginda, hamba dan prajurit segera mencari ikan di sana.”

Narrator : Lalu Abunawas bersama prajurit menuju ke muara. Saksikan apakah mereka benar-benar menemukan ikan di muara….?

Adegan VI

Prajurit 10 : “Abunawas, lihatlah ternyata di muara ini banyak sekali ikannya dan sungguh menakjutkan.”

Abunawas : “Ooohh….betul sekali prajurit.jika kita bisa menangkapnya maka kita akan menikmatinya sampai puas. (sambil menanjapkan sebilah bambu yang sudah diruncing ke arah ikan-ikan di muara).”

Narrator : Berkali-kali Abunawas menancapkan bambu ke arah ikan, sehingga ia mendapat beberapa ikan yang sangat besar. Lalu Abunawas bersama prajurit bergegas menuju ke tempat baginda beristirahat, sambil membawa ikan hasil tangkapan mereka.

Prajurit 1 : “Mohon ampun baginda, Abunawas dan prajurit sudah dating dan membawa bebberapa ikan hasil tangkapan.”

Baginda : “Ooohh…ikannya besar sekali, rupanya mereka pandai menangkap ikan.”

Abunawas dan prajurit: (dengan wajah tersenyum, tibalah mereka di tempat peristirahatan baginda raja).

Abunawas : “Mohon ampun baginda raja, imilah ikan tangkapan kami.”

Baginda : “kalau begitu bakarlah ikan-ikan itu.”

Abunawas : “Baiklah baginda, hamba akan melakukan perintah.” (sambil tersenyum).

Narator : Bergegaslah Abunawas membakar ikan hasil tangkapan mereka dengan hati gembira, abumawas mengkipas bara api sehingga aroma ikan-ikan itu tercium hidung baginda raja. Setelah ikan-ikan itu matang, Abunawas membuka bungkusan bekal yang dibawanya.

Adegan Drama VII

Abunawas : (Sambil menyungguhkan ikan baker yang lezat itu kehadapan baginda raja ). “ampun baginda, ijinkan hamba mempersilakan paduka menikmati ikan-ikan bakar ini.”

Baginda : “Terimah kasih Abunawas.”

Narrator : Ternyata baginda raja sangat menikmati masakan-masakan yang sudah disiapkan Abunawas bersama prajuritnya.

Adegan Drama VIII

Baginda : “Abunawas, ikannya enak sekali seperti makanan ini akan saya habiskan.”

Abunawas : “Ampun baginda raja, dengan makanan ini apaka selera makan baginda sudah pulih kembali?”

Baginda : “Ya, rasanya selera makanku sudah pulih. Kalau begitu lanjutkan perjalanan mencari kijang berbulu putih itu.”

Abunawas : “Ampun baginda raja, sebenarnya kijang berbulu putih itu tidak ada.”

Baginda : “lalu, bagaimana kita harus mendapatkan obat unttuk penyakitku ini?”

Abunawas : “Ampun baginda, baginda tidak perlu lagi mencari obat, karena selera makan baginda sudah pulih kembali.”

Baginda : “Kau benar-benar Abunawas, penyakit anehku sudah sembuh. Bagaimana ini bisa terjadi?”

Abunawas : “Kalau menurut hamba, sebenarnya baginda tidaklah menderita penyakit apapun, dikarenakan selama ini saat makan, perut baginda belum terasa lapar apa lagi baginda tidak banyak bergerak.”

Baginda : “Kau benar-benar pintar Abunawas, kalau begitu kapan-kapan kita akan berburu lagi.”

Abunawas : (Sambil bergelak tawa) “Haa...Haa...Haa...Haa…”

2. Contoh Naskah Drama 3 Orang


Contoh Naskah Drama 3 Orang


Tema drama : Friendship (Persahabatan)
Alur drama : Kisah friendship yang rusak akibat hasutan

Liliana : Gadis berusia 14 tahun, berjibab, kecil, baik hati, sabar, jujur dan suka menolong.

Gandin : Gadis berusia 14 tahun, berjilbab, baik hati, tidak Pilih-pilih, mudah percaya, dan suka merendahkan.

Melana : Gadis berusia 14 tahun, berjibab, baik hati, tidah pilih-pilih, dan mudah percaya kepada orang lain.

Alansia: Laki-laki berusia 14 tahun, gemuk, rambut keriting, suka Memfitnah, iri hati, sukamerendahkan orang lain.

Sinopsis [..]

Kisah ini terjadi disebuah sekolah yang sangat terkenal bernama SMPN 1 Tunas Bangsa.
Disana ada suatu friendship yang sangat erat yang bisa mereka sebut dengan 3BG.
Di ruangan kelas yang terdapat berbagai kursi dan meja yang tertata rapi terjadi suatu
keributan, yang disebabkan salah satu anggota 3BG.

Alansia: Kenapa ya...., friendship 3BG kok sangat erat ? aku ingin friendship mereka jadi

putus, tapi bagaimana caranya ? (diam sambil memikir sesuatu)

Alansia: Ah…., aku curi aja dompetnya Gandin, dan setelah itu aku Taruh aja di tasnya Liliana,

Gandin dan Melana pasti bakal Bakal menuduh Liliana.” Tampak anggota 3BG masuk kedalam kelas tertawa-tawa.

Gandin : ( sambil membuka tasnya dan tampak sedang mencari sesuatu dan wajahnya sangat gelisah )

Melana : Ada apa Din, kok kayaknya gelisah banget ?

Gandin : Aduh gimana nih, dompetku hilang.

Liliana : Kok bias hilang, mungkin ada di rumah kamu.

Gandin : Nggak mungkin, tadi aku inget kok dompetku sudah Ku masukkan kedalam tasku.

(Tiba-tiba Alansiamemotong pembicaraan mereka dengan lagak sok tahu)

Alansia: Aku tahu siapa yang mencuri dompet kamu.

Gandin : Emangnya siapa Al ?

Alansia: Dia adalah sahabatmu sendiri yang bernama Liliana.

Melana : Nggak mungkinlah dia yang mencuri dompetku, kamu kok sok tahu banget sih.

Alansia: Ya sudah kalau kamu nggak percaya, kamu geledah tasnya Liliana.

Gandin : Maafkan aku Lia, aku harus menggeledah tasmu untuk Membuktikan omong
kosongnya Alliandi.

Liliana : Ya sudahlah nggak apa ?”

Gandin dan Melana menggeledah tasnya Liliana dan beberapa lama kemudian dompet Gandin ditemukan ditasnya Liliana.

Alansia: Tuhkan bener kataku, Liliana si miskin itu yang mencurinya.

Gandin : Kamu kok tega sih Liliana, kalau kamu butuh uang kamu tinggal bilang sama kami,

bukan begini caranya, selama kami selalu membantu kamu, tapi kamu kok tega banget.

Liliana : Tapi bukan aku yang mencurinya.

Alansia: Terus kamu tuduh aku yang mencurinya, jelas dompet Gandin ada ditas kamukan?

Melana : Dasar, sudah dikasih hati malah minta jantung.

Gandin : Mulai saat ini kamu tidak bakal jadi sahabat kamu lagi.

Melana : Dasar kau anak miskin. ( sambil menampar pipi Liliana )

Mereka kemudian duduk ditempat mereka masing-masing

Liliana : Ya Allah, cobaan apa yang kau berikan pada friendship Kami, apa salah kam sehingga kau memberi cobaan ini, Ya Allah kembalikan friendship kami seperti dulu lagi.

Beberapa lama kemudian bel pulang berbunyi, Gandin dan Melana pulang bersama tanpa Liliana.
Diperjalanan pulang Gandin menerima telpon dari Papanya yang berada diluar negeri.

Kring………kring…..kring….

Gandin : Hallo assalamu alaikum, ada apa Pa, kok tumben telpon aku.

Papa : Waalaikum salam, Din Papa mau kasih kabar ke kamu, sebelumnya maafkan Papa, perusahaan Papa Disini bangkrut.

Gandin : Apa Pa, bangkrut kok bias begitu ?

Papa : proyek yang Papa Buat mengelami rugi yang sangat besar, Jadi Papa harus menjual perusahaan Papa untuk membayar ganti rugi.

Gandin : Jadi kita jatuh miskin Pa?

Papa : Begitulah, besok Papa dan Mama bakal pulang ke Indonesia, dan kita harus cari
kontrbakal rumah, karena rumah kita bakal di segel oleh bank.

Tiba-tiba Gandin memutuskan telpon dengan rasa tidak percaya.

Gandin : Ini nggak mungkin. ( sambil membanting HP nya)

Melana : Ada apa Din ?

Gandin : Perusahaan Papaku bangkrut dan sekarang aku jatuh miskin.

Melana : Sabar ya.. Din, ini pasti bias kamu lewati kok.

Gandin : Melana kamu adalah sahabat aku yang paling setia tinggalkan aku.

Melana : Ya… nggak mungkinlah aku ninggalin kamu, tidak seperti Liliana yang menghianati sahabatnya sendiri.

Gandin : Terima kasih Melana.

Tiba-tiba ada motor yang melaju kencang hingga menambrak Melana, untungnya aja Liliana menolong Melana.

Liliana : Awas Melana.( sambil berteriak dan mendorong Melana )

Melana : Kamu nggak apbakal Liliana.

Liliana : Nggak aku nggak apa kok.

( Pengendara motor itu kemudian turun dari mobil )

Alansia: Kamu nggak apa kan Liliana.

Liliana, Gandin, Melana : Alliandi…..denganku, tolong jangan

Alansia: Maafkan aku yaaa, aku nggak sengaja.

Melana : Mbakalya kalau naik motor itu jangan kencang-kencang.

Alansia: Ya.. maafkan aku.

Gandin : Ya.... sudahlah nggak apa.

Alansia: Din aku mau ngomong sesuatu sama kamu, tentang masalah tadi di kelas.

Gandin : Emangnya ada apa Al.

Alansia: Sebenarnya yang mencuri dompet kamu itu bukan Liliana, melainkan aku.

Gandin : Apa Alliandi.

Alansia: Aku iri dengan friendship kalian yang sangat erat, mbakalya itu aku mencoba untuk merusak friendship kalian, sekali lagi maafkan aku.

Gandin : Jadi bukan Liliana yang mencurinya ?

Melana : Jadi friendship kita bersatu lagi dong.

Gandin : Bersahabatan kita bakal selalu abadi sepanjang masa.

Liliana : Sampai akhir hayat menjemput kita, friendship ini Bakal tetap bersatu... bersatu.

Gandin : 3BG.

Melana : Three.

Liliana : Beautiful.

Gandin : Girl.

( Sambil menujukkan tanda friendship mereka yang berupa cincin )

Alansia: Oke deh.

( Sambil mengacungkan ibu jarinya )

Akhirnya friendship mereka berhasil disatukan kembali, dan tidak ada yang membuat mereka menjadi terpisah sampai maut menjemput.

3. Contoh Naskah Drama Religi Untuk 5 Orang


Contoh Naskah Drama Religi Untuk 5 Orang


Judul: Kewajiban Menjalankan Ibadah Pusa di Bulan Ramadhan

Tema: Religi

Durasi: Pendek

Pemeran: 3 orang

Penokohan & Karakter:

Ilham: Sahabat karib Mahmud yang selalu menasehati Mahmud ketika temannya itu berbuat salah.

Mahmud: Sosok remaja yang kurang taat dalam menjaalankan perintah agama

Efendi: Sosok remaja yang relegius dan mau mengingatkan orang lain


Sinopsisi Drama



Ilham adalah sahabat karib Mahmud semenjak kecil. Ilham selalu mengingatkan Mahmud ketika sahabatnya tersebut melakukan kesalahan ataupun hal-hal yang dinilainya salah. Sementara itu, Efendi adalah sosok remaja yang sangat agamis yang juga memiliki kepedulian terhadap sesama.


Ilham:

Seneng banget ya menjalankan ibadah puasa dihari pertama kemarin.


Mahmud mengangguk aneh..


Ilham:

Kok kamu diem saja, Mud? Kamu puasa kan kemarin?


Mahmud menjawab dengan santai


Mahmud:

Nggak, aku nggak puasa.


Ilham menanyakan alasan Mahmud kenapa dia tidak berpuasa.


Ilham:

Kok nggak puasa? Emangnya kamu kenapa? Kamu kan nggak lagi sakit.


Mahmud menjawab dengan santainya..


Mahmud:

Aku emang nggak sakit, tapi perut aku yang sakit kalau aku nggak minum-makan seharian.


Ilham mencoba menyadarkan Mahmud.


Ilham:

Kamu itu jangan alasa saja kerjaannya. Puasa itu wajib, dan kalau kamu nggak puasa padahal kamu tidak ada halangan, maka kamu berdosa besar.


Mahmud tidak menghiraukan ucapan Ilham.


Mahmud:

Ah, sudahlah kamu nggak usah nasehatin aku. Dosa aku kan aku sendiri yang nanggung.


Ilham semakin dibuat heran dengan Mahmud.


Ilham:

Aku heran sama kamu. Kok nyantai aja, padahal kamu kan sudah melakukan dosa besar.


Ilham berusaha menasehati Mahmud.


Ilham:

Mulai besok kamu harus berpuasa. Jangan alasan sakit kalau nggak makan seharian lah... ini lah.. itulah.. kamu harus melatih diri.


Mahmud Cuma terdiam..


Ilham:

Kok kamu diem aja, Mud? Janji ya, kamu besok mulai puasa.


Mahmud terdiem kemudian bilang, “nggak tahu deh”


Mahmud:

Nggak tahu, lihat besok.


Tidak lama kemudian datanglah Efendi. Efendi ikut menasehati Mahmud supaya mau berpuasa di bulan Ramadhan.


Eefendi:

Eh,, ada apa ini? Pada lagi ngebahas apa?


Ilham menjawab..


Ilham:

Nggak ada kok.. ini lho, si Mahmud masa dia nggak mau puasa.


Efendi:

Apa bener, Mud? Apa iya kamu nggak puasa?


Mahmud:

Iya, aku nggak puas soalnya nggak kuat nahan haus.


Efendi:

Nggak boleh begitu, Mud. Sebagai kaum Muslim, kita diwajibkan berpusa di bulan Ramadhan ini. Haus dan lapar itu cuman godaan syaitan. Kalau iman kamu kuat kamu pasti bisa melaluinya.


Ilham:

Nah, dengerin apa yang dikatakan Efendi itu.


Mahmud mencoba berargumentasi


Mahmud:

Tapi aku ti bener-bener nggak kuat. Emang salah kalau aku nggak puasa kalau aku emang nggak kuat. Kan kalau aku paksakan nanti malah jatuh sakit?


Efendi:

Kata siapa puasa itu menyebabkan orang sakit. Justru dengan puasalah kita akan memiliki jasamani dan rohani yang sehat.


Mahmud terlihat tidak sepaham dengan ucapan Efendi.


Mahmud:

Ah.. yang benar aja kamu ini. Orang lapar kok dibilang bisa sehat.


Efendi:

Iya, kamu buktikan saja dulu dalam sebulan. Kamu pasti bisa merasakannya. Itu kan sudah nyata.


Ilham:

Iya, kamu tu sudah dirasuki syaitan, makanya kamu harus berpikri lebih jernih, dan perbanyak amal ibadah. Jangan meninggalkan puasa lagi.


Efendi:

Iya, benar sekali. Kamu harus berpuasa, dan perbanyak amal ibadah supaya hati kami bisa bersih dari noda-noda hitam.


Mahmud pun sadar diri, dan berjanji akan berpuasa


Mahmud:

Iya, ya.. puasa itu kan bisa mensucikan diri.


Ilham:

Benar sekali itu.  Ya sudah, mulai besok kamu harus berpuasa. Tapi ingat, puasa itu niat akrena Allah, bukan karena manusia.


Mahmud:

Ya iyalah.. masak aku puasa karena kalian. Tentu saja aku niat berpuasa karena Allah. Tapi, terimakasih ya.. kalian sudah menyadarkan aku.


Efendi:

Sama-sama.


Ilham:

Yup.


SELSAI

4. Contoh Naskah Drama Bahasa Inggris dan Artinya



Contoh Naskah Drama Bahasa Inggris dan Artinya


Judul : Akan Ku Gunakan Untuk Apa Jika Aku Punya Uang Banyak
Tema : Sosial
Durasi: Pendek
Jumlah pemeran : 2 orang
Karakter : 1. Ratih (Bijak) 2. Lenggar (Orang yang menerima masukan).

Sinopsis Drama


Ratih dan Lenggar adalah dua bersahabat yang sudah berteman sejak mereka kecil. Ratih dan Lenggar selama ini selalu besikap terbuka antara satu sama lain dalam banyak hal. Pada suatu hari mereka sedang membicarakan sesuatu. Ratih coba menanyakan apa yang ingin dibeli oleh temannya tersebut jika nantinya temannya itu memiliki banyak uang.

Lenggar punya ide sendiri untuk mempergunakan uangnya, namun setelah mendengarkan gagasan dari Ratih, Lenggar pun akhirnya sepaham dengan gagasan Ratih.

Dialog Drama


Ratih:
If you have lot of money, what do you want to do with it?
Jika kamu punya banyak uang, apa yang akan kamu lakukan dengan uang tersebut?

Lenggar:
Wow.. if I have lots money I will buy a new car. So, do you like car?
Wow.. jika aku punya uang banyak, aku akan menggunakannya untuk membeli mobil baru. Kamu suka mobil?

Ratih:
I guess everyone loves car. Why the only thing on your mind is to buy a car when you have lot of money?

Lenggar:
Oh no, I’m not only to by a car. It just one of the priority thing for me to by if I have much money.
Oh, tidak. Membeli mobil hanya salah satu dari barang prioritas yang ingin saya beli jika saya memiliki banyak uang.

Ratih:
So, it just one of the priority thing to buy? And then, what else you wish to buy?
Jadi, membeli mobil hanya salah satu dari barang perioritas yang ingin kamu beli? Lalu apa lagi yang ingin kamu beli?

Lenggar:
I wanna buy a diamond.
Aku ingin membeli sebuah berlian.
Ratih:
Aha? Is that true?
Oya? Benarkah?

Lenggar :
Yup, that’s right. Why you look surprised?
Ya, benar. Kenapa kamu terlihat terkejut?

Ratih :
Oh.. nothing.
Oh, nggak kok.

Lenggar:
So, what about you? What do you want to buy if you have much money? Wanna buy a car just like me?
Lalu, apa yang ingin kamu beli jika kamu punya banyak duit? Mau beli mobil seperti keinginanku juga?

Ratih:
No, I will use the money to build a business. By using the money to start a business I could double the money.
Nggak, aku akan memakai uang itu untuk membangun bisnis. Dengan mengalokasikan uang tersebut untuk memulai bisnis aku bisa menggandakan uang itu.

Lenggar:
That’s cool. I like your idea, it look smart thinking.
Itu keren. Aku suka dengan ide kamu, sebuah pemikiran yang cerdas.

Ratih :
Of courser. We have to allocate our money for something better for our feature.
Tentu. Kita harus menggunakan uang kita untuk sesuatu yang lebih baik untuk masa depan kita kelak.

Lenggar :
Yea.. I agree with you.
Ya, aku setuku dengan kamu.

Ratih :
Okay, I hope when someday you have lot of money you wouldn't use the money to buy a car or other unnecessary thing till you have done building your business. I hope you remember this.

Ok, aku berharap jika suatu hari nanti kamu punya banyak uang kamu tidak akan menggunakannya untuk membeli mobil atau untuk membeli barang lainnya yang kurang penting sebelum kamu bisa membangun bisnis kamu.

Lenggar:
Sure, I’ll do it and I’ll always remember your suggestion.
Tentu, aku akan melakukannya dan aku akan selalu mengingat nasihat kamu.

Itulah contoh teks dialog drama bahasa Inggris dan artinya yang dapat saya share dengan teman-teman Anda. Jika masih terlalu singkat, silakan ditambahkan sendiri.

5. Contoh Naskah Drama Komedi 5 Orang


Contoh Naskah Drama Komedi 5 Orang

Siang itu lima sekawan yakni Danu, Dina, Dita, Didi, dan Dadang sepakat untuk mengerjakan tugas sepulang sekolah bersama.

Dita : Nanti kita kerjakan tugas di tempat biasa ya teman-teman.

Didi : Di balai desa atau di rumah Danu?

Dita : Di balai desa saja.

Dina : Baiklah teman-teman, kalau begitu saya pulang ganti baju dan makan dulu baru saya ke balai desa.
Setelah mereka semua pulang ke rumah masing-masing dan jam menunjukkan pukul empat sore, Dina, Dita, dan Didi segera berangkat menuju balai desa. Hanya Danu yang tidak berangkat karena sepulang sekolah ia tertidur pulas dan lupa jika sudah sepakat mengerjakan tugas.

*Di balai desa*

Didi : Danu mana ya? Sudah hampir jam lima dia tak kunjung datang.

Dina : Jangan-jangan dia lupa jika sekarang kita akan mengerjakan tugas?

Dita : Atau mungkin dia mengira kalau kita akan mengerjakan tugas di rumahnya. Sebaiknya kita ke rumahnya mungkin dia sudah menunggu kita.

Dadang: Mungkin dia ada urusan tetapi lupa memberitahu kita. Kita tunggu saja disini sembari menyelesaikan separuh tugas.

Mereka berempat mengerjakan tugas bersama terlebih dahulu sembari menunggu kedatangan Danu. Setelah jam tangan Dadang menunjukkan angka pukul 5:30 sore, terlihat dari jauh anak laki-laki terengah-engah berlari membawa tas.

Didi : Tuh kan, Danu baru kemari.

Dina : Eh.. iya. Tetapi kenapa dia berlari seperti dikejar hantu dan memakai seragam sekolah?

Danu : Teman-teman? Sedang apa kalian sepagi ini di balai desa? Apa kalian tidak takut terlambat kesekolah?

Seketika Dita, Dina, Didi dan Dadang tertawa terbahak-bahak.

Dita : Ini masih sore, Danu. Pasti kamu baru bangun tidur kan?

Dina : Makanya Dan, kita dilarang tidur sampai hampir petang.

Wajah Danu memerah disertai rasa malu dan menyesal.

6. Contoh Naskah Drama Bahasa Jawa


Contoh Naskah Drama Bahasa Jawa

Judul: Budaya Adalah Harta Warisan Bangsa
Tema: Sosial
Pemain: 5 Orang

  1. Jono
  2. Hariono
  3. Jarwo
  4. Karso
  5. Yono

Gekbengine ngono Jono arep ngajak Hariono ngdelok wayang nang alun-alun, tapi Hariono ora ono. Pas ketemu kare Hariono, Jono banjur takon karo Hariono.

Jono:
Jange awakmu mambengi kui nondi to, Har?

Hariono:
Nyaopo kok takon aku mambengi kondi? emange lapo, Jon?

Jarwo:
Awakmu kui arep di jak nonton wayang nang alun-alun karo Jono.

Tau semalam ada wayang. Karso merasa kaget karena dia tidak mendengar beritanya.

Karso:
Lho.. emange mambengi ono wayang toh nang alun-alun? awakmu jare sop? aku kok gak krungu yo?

Jono:
Iyo, ono.

Karso:
Waduh.. geton tenak aku cah gak nonton mambengi. Yo opo kon iki kok gak ono seng ngandani aku?

Tiba-tiba Yono bilang sesuatu...

Yono:
Lha kue arep ndelok wayang barang kuri nyapo toh jane? wong wayang wae kok arep kon delok, palok ndelok tv tok omah.

Karso:
Lho.. lho.. lho.. piye toh jane awakmu iki? wong ono wayang kok anok ndelok tv tok imah iku. Kui ngerti ora nek wayang kui salah sijini budoyo wong Jowo?

Jarwo:
Pancene! Wayang iku salah sijini budoyo wong Jowo sing kudu dilestarekno.

Hariono:
Iyo, bener kui. Ojo sampe wayang kui ogak awak dewe lestarekno soale kui wasisan bangsa lho.. ngawur wae awakmu iku, Yon!

Yono malah ngeyel dan dia bilang bahwa wayang itu nggak berguna.

Yono:
Walah.. wayang wae kok digawe ribut. Lak palang ndelok liyane. Emange wayang kui tontonan opo toh.. gak ono menarik'e blas kui!!

Teman-teman Yono kian berang karena ucapan Yono.

Jono:
Wah.. awakmu iki pancen payah tenan. tak antem misan kue.. mosok wong urip kok gak ngerti warisan budoyo.

Karso:
Iyo, tenan Yono iki.. payah kok iki, Yon!

Hariono:
Piye toh Yon, wong kui budoyomu dewe kok malah kon enyek?!

Jarwo:
Yo ngono kui, wong nek wes lakone wae ora jejek yo ngono kui. Wong budoyo kui identitas bangsa kok malak di inyek.

Dari keempat teman Yono, akhirnya Jono berhasil menyadarkan Yono terkait pentingnya mencintai budaya bangsa.

Jono:
Yon, aku arep takon kare awakmu..

Yono:
Takon opo? ndang takon

Jono:
Awakmu karo Sinta (pacarnya Yono) maune seneng opo ora?

Yono:
Ora.

Jono:
Lha terus opo sing nggarahi kon seneng?

Yono:
Lha aku maune ngangget nek Sinta iku ora wong wedok apik kok. lhadak'e cae ndueni sifat-sifat sing terpuji. Akhire aku ya mbes seneng.

Jono:
Budoyo yo ngono kui.. awakmu ora seneng kare wayang kui yo mergo awakmu ora ngerti sejarahe. Jajal awakmu ngerti sejarahe lak kue iso seneng.

Yono pun merenung diri.. kemudian dia bilang..

Yono:
Wah iyo yo.. ketok'e bener sing kon omongno kui.

Video Contoh Pertunjukan Drama


Jika contoh teks saja masih dirasa kurang, Anda dapat menonton video contoh drama berikut ini. Sebuah adegan drama dengan durasi lebih dari 10 menit yang berguna bagi Anda sebagai bahan masukan untuk membuat skrip drama.



7. Contoh Naskah Drama Teater



Contoh Naskah Drama Teater


Tema : Persahabatan, Sekolah, Kehidupan
Aliran : Bahasa Indonesia
Jumlah Karakter : 7 Orang (Tra, Lala, Tri, Lili, Pak Darmo, Kepala Sekolah, Fauzia)

Pagi hari di sekolah didalam kelas ada 3 orang anak murid yang sedang berbincang-bincang. Anak-anak ini mempunyai geng yang bernama tralalatrilili yang anggotanya ada 4 orang. Yaitu Tra, Lala, Tri, Lili. Maka dari itu mereka menamakan gengnya itu “Tralalatrilili”

Tra       :      (Ceria) ”Pagi Sobat….!!”
Lala      :       , Tri : “Pagi Tra…”
Tra        : “Ngomong-ngomong kayanya ada yang kurang deh !”
Lala      : “Iya, yah…”
Tri        : “ya, iyalah ada yang kurang. Orang Lili belum datang.”
Tra       : “Oh… Iya Lili. Pantas saja sepi banget biasanyakan dia yang paling bawel …!”

Tiba-tiba Lili datang, dengan wajah termenung tanpa senyum. Sedikitpun Langsung duduk ditempat duduknya.

Lala      : “Tumben banget nona bawel baru datang ?”
Tri        : “ Iya nih kesiangan ya ?”
Lili        : “Iya… (sambil termenung)”
Tra       : “Kamu kenapa Li ? Gak biasanya kamu seperti ini ? biasanya kamu pagi-pagi udah buat kita bertiga ketawa.”
Lala      : “Iya nih ! kamu sakit Li, kayanya kamu lesu banget.”
Tri        : “Tau nih ditanya aku aja jawabannya singkat banget.”
Lili        : “Gak kok…. Teman aku gak kenapa-napa cuma lagi malas ngomong aja….”
Tra        : “Ya udah Li kalau memang kamu gak kenapa-napa kita Cuma takut auja kalau kamu lagi ada masalah atau kamu sedang sakit tapi gak mau cerita.”
Lili         : “Ya… pokoknya aku gak kenapa-napa. Kalian gak usah takut.

(Bel masuk pun berbunyi)
Pak Darmo pun masuk ke dalam kelas karena pada hari ini jam mengajar Pak Darmo dikelas ini. Ia ini salah satu guru yang aneh di sekolah.

Pak Darmo : “Pagi…. anak-anak ?”
Anak-anak : (Menjawab Serentak) “PAGI…”
Pak Darmo : “Baik pada hari ini kita akan melanjutkan materi yang minggu lalu Bapak berikan, sebelumnya kumpulkan tugas kalian !!”
Anak-anak : “IYA PAK”
Lili : “Pak buku tugas saya tertinggal dirumah !”
Pak Darmo : “ TERTINGGAL… ? kamu tidak membawa tugasnya, apa tidak membuatnya ?”
Lili : “Saya tidak membawanya pak. Sungguh, saya tidak berbohong.”
Pak Darmo : “Ya sudah kalau begitu kamu tidak dapat nilai seperti teman-teman kamu…!”
Tri : (berbisik-bisik) Li… kamu gak bawa tugasnya ? Gak biasanya kamu kaya gini…..
Lili : “Iya tri aku lupa. Semalam aku tidur malam banget !!! Jadi aku lupa memasukan kedalam tasku.”
Pak Darmo : Bapak akan berikan selembaran kertas yang isiunya materi-materi penting untuk kalian pelajari..”

Pak Darmo membagikan kertas lembaran itu, anak-anak pun membacanya dan memahaminya. Lalu ia memeriksa tugas yang dikumpulkan tadi.
Tiba-tiba bapak kepala sekolah datang dan masuk kedalam kelas.

Kepala Sekolah : “Permisi Pak Darmo… Saya minta waktu sebentar.”
Pak Darmo : “Silahkan bapak kepala sekolah !!! Memang jam mengajar saya juga sudah habis.”
Kepala Sekolah : “Anak-anak maaf bapak mengganggu kalian belajar. Sebentar, bapak kesini mau memanggil anak yang bernama Lili. Yang bernama Lili acungkan tangan.”
Lili : (Mengancungkan Tangan) “SAYA PAK !”
Kepala Sekolah : “Ikut keruang bapak sebentar ada y7ang bapak mau bicarakan !”
Lili : “Baik Pak.”
Sampainya diruang Bapak Kepala Sekolah, Lili duduk tegang di handapan bapak kepala sekolah.
Lili : “ Ada apa ya pak sampaui saya di panggil keruang bapak ?”
Kepala Sekolah : “Begini, apa benar kamu sudah menunggak SPP 3 bulan ?”
Lili : “Iya pak memang saya belum membayar uang spp selama 3 bulan.”
Kepala Sekolah : “Kenapa ? kamu sampai menunggak 3 bulan apa sebenarnya kamu di kasih uangnya sama orang tua kamu cuma pakai ?”
Lili : “Tidak pak memang saya belum dikasih uangnnya sama orang tua saya karna orang tua saya belum punya uang.”
Kepala Sekolah : “Ya sudah, kalau begitu…. bapak sarankan kekamu secepatnya kamu lunasi karena sebentar lagi kamu akan UAN.
Lili : “Baik pak. Secepatnya saya akan melunasinya.”
Kepala Sekolah : “Iya… Kembalilah kekelasmu!”
Lili : “Terima kasih pak. Permisi !”
Akhirnya Lili kembali kekelas. Didalam kelas, Tra, Lala, dan Tri sedang asik mengobrol.
Lala : “Li, Bapak Kepala Sekolah ngomong apa sam kamu ? ada masalah ya ?
Lili terpaksa berbohong dengan sahabat-sahabatnya karena dia tidak mau sahabtanya jadi tahu masalah dia dan ikut kedalam masalahnya.
Lili : “Gak kok ! Gak ada masalah apa-apa cumangobrol masalah perpisahan aja….. aku kan ketua panitia.”
Lala : “Oh… dikira kau kenapa ?”
Tra : “Teman, tar pulang sekolah antar aku ya ke toko buku ? Soalnya aku mau beli novel-novel terbaru sekalian kita shopping.
Lala,Tri : “IYAA !!”
Tra : “Li kok kamu diam, apa kamu gak mau ikut ?”
Lili : “Iya Tra kayanya aku gak ikut soalnyakan kamu tahu sendiri ayahku lagi sakit. Belum Sembuh, jadi aku harus membantu ibu menjaga ayah.”
Tra : “Ya… sudah kalau begitu !
Bel Istirahat berbunyi
Tra : “Sudah istirahat, kita kekantin yuk.. Laper nih !!”
Lala, Tri : “Yuk…. kita juga laper!”
Lili : “Teman, aku gak ikut ya soalnya aku gak laper dan lagi males kekantin. Kalian saja ya…. ?”
Tra, Lala, Tri : “Ya sudah kalau kamu gak mau ikut. Kita ke kantin dulu ya ?”

Lili Terpaksa harus berbohong lagi padahal dia bukan tidak lapar tapi tidak mempunyai uang dan tiba-tiba tersirat di pikiran Lili untuk mengambil uang Tra yang ada didalam tas. Uang itu akan digunakan Tra untuk membeli Novel dan Shopping nanti sepulang sekolah.

Lili : “Aku bingung nih harus membayar SPP tapi gak punya uang. Minta sama ibu kan ibu lagi gak punya habis untuk ayah kerumah sakit. Apa aku ambil saja uang Tra yang katanya mau dibeluikan novel dan shopping pasti uangnya cukup ! Tapi kan dia sahabat aku sendiri. Maafin aku ya Tra. Gak ada jalan lain … Karena aku harus secepatnya melunasi uang SPP.”

Tanpa Lili Sadari ada yang melihat kelakuannnya itu yaitu Fauzia dia ank kelas itu juga. Fauzia tidak sengaja mengintip Luili di pintu kelas.

Fauzia : “Apa yang dilakukan Lili itu kan tasnya Tra kok dia mengambil uangnya ?”

Fauzia pun langsung kedalam kelas dan pura-pira tidak tahu. Bel Masuk kelas pun berbunyi . Tra, Lala, dan Tri masuk kedalam kelas.

Tri : “Sedang apa kamu Li ?”
Lili : “Aku lagi baca buku saja.”
Lala : “kamu istirahat Cuma dikelas aja ? gak bosen Li ?”
Lili : “Gak, aku kan sudah bilang aku males.”
Tra : “Udah… kok jadi dipermasalahin sih.. ?!”

Tra belum menyadari kalau uangnnya hilang. Setelah dia membuka tasnya dan melihat dompetnya terbuka dia langsung kaget karena uangnya hilang…..

Tra : “Teman, uang aku hilang semua !”
Lala, Tri : “HILANG ?!?”
Tri : “Kamu lupa kali Tra. Coba cari Lagi.”
Tra : “Aku gak lupa tadi aku simpan disini uangnya. Kemana ya ?”
Lala : “Apa ada yang MENCURI uang kamu Tra !!?”
Tra : “Bisa jadi, kalau tidak ada yang mencuri gak mungkin uang aku hilang.”
Tri : “Siapa yang mencuri ya kok tega banget sih !!?”
Tra : “LI… ! Kok kamu diam saja sih ? Bantuan aku donk ! uang aku hilang nih !!
Lili : “Bukan Aku Tra yang mencuri !!”
Tra : “Siapa yang bilang kamu yang mencuri. Aku kan Cuma minta dibantuin cari.”
Tri : “Li…. kok kamu ngomong gitu ? bukannya aku nuduh kamu ya dari tadikan Cuma kamu yang ada dikelas ini sampai istirahat selesai.”
Lili : “Tapi bukan aku Tri yang ngambil uang Tra. Benar bukan. Aku kan sahabat Tra dan Kalian.”
Lala : (Jutek) “Biarpun kamu sahabat kita mungkin ajakan. Ya udah biar kita gak salah nuduh kita periksa tas kamu, Cuma membuktikan saja.”
Lili : “Jangan kumohon JANGAN !! Bukan aku yang ambil.”

Tiba-tiba Fauzia bicara dengan mereka.

Fauzia : “Hei… Sebelumnya aku minta maaf kalau aku ikut campur urusan kalian. Aku Cuma mau bilang tadi aku lihat Lili membuka tas kamu Tra dan mengambil sesuatu sepertinya ya…. UANG.”
Tra : “Kamu gak bohong kan Fauzia ?”
Fauzia : “Iya aku gak bohong aku lihat dengan mata kepalaku sendiri. Maafin aku Li, aku gak mau menutupi kejahatan. Jadi, aku ngomong apa yang aku lihat tadi.”
Lili : ”Fauzia…. aku sama sekali gak tau kalau tadi kamu melihat apa yang aku lakukan. Tra, memang aku yang mengambil uang kamu. Fauzia benar. Tapi aku terpaksa Tra !!! Aku bukan bermaksud Jahat.”
Tra : “Jadi… kamu Li yang ambil uang aku ! Ya ampun Li…. Aku gak nyangka banget !!! Kamu terpaksa kenapa ???”
Lili : “Aku terpaksa karna aku belum bayar uang SPP 3 bulan. Orang tua ku gak punya uang kan kamu tahu sendiri ayahku sedang sakit.”
Tra : “Tapi kamu gak harus seperti ini Li….”
Lala : “Iya Li kenapa kamu gak jujur ada sama kita. Kalau kamu jujur kita pasti akan bantu kamu.
Tri : “Bener banget !!! Jadi kamu dari tadi pagi sudah berbohong kamu bilang kamu lagi males aja ternyata kamu ada masalah ?”
Lili : “Tra, Lala, Lili aku menyesal udah gak jujur sama kalian. Aku seperti ini karna aku gak mau menyusahkan kalian terus. Aku minta maaf sama kalian. Terutama Tra.”
Tra : “Aku maafin kamu Li. Karena aku tahu kamu dalam keadaan terdesak melakukan semua ini.”
Lili : “Kamu memang sahabat aku yang paling baik Tra, aku sangat menyesal sekali.”
Lala : “Bagaimanapun seseorang sahabat dia tetap menjadi seorang sahabat !
Tri : “Kamu salah La… diralat ya ? Bagaimanapun kesalahan seorang sahabat kita harus memaafkannya karena manusia pasti membuat kesalahan dan tidak selalu benar. Jadi kita harus tetqap jadi sahabat sejati.”
Lili : “Makasih ya sahabat-sahabat ku kalian memang sahabat yang paling baik dan yang paling aku sayang . Makasih kalian sudah mau maafin aku dan masih mau jadi sahabat aku .
Tra, Lala, Tri : “IYA DONK HARUS !!!”
Tra : “ya udah Li Uangku untuk kamu saja karena aku tahu kamu sangat m embutuhkannnya daripada aku.”
Lili : “Benar Tra ? Makasih sekali lagi aki ucapkan untuk kamu sampai kapan pun juga aku gak akan melupakan kebaikan kamu.”
Tra : “Iya…. Li. Kamu makasih juga donk sama fauzia karena dia sudah buat kejujuran untuk kamu.”
Lili : “Fauzia, terima kasih ya… ? Atas kejujuran kamu !”
Fauzia : “Iya Li sama-sama.”
Tra : “Ya sudah kalau seperti ini kan jadinya enak. Tralalatrilili tidak hancur. Tra…”
Lala : “lala…..”
Tri : “Tri…..”
Lili : “lili…..”
Tralalatrilili : “yeeeeeeeeeeeeeee…….”

Download Contoh Naskah Drama Teater Lainnya (Format Doc)

Penutup


Demikianlah 21 contoh naskah drama pendek dan panjang lengkap terbaru. Semoga kumpulan contoh naskah drama diatas dapat memberikan masukan yang berguna bagi Anda.

Seperti dalam contoh diatas, sebenarnya menyusun teks skenario drama itu tidaklah sesulit yang dibayangkan. Intinya, Anda perlu memilih tema, tentukan alur ceritanya, tetapkan untuk berapa orang, dan selanjutnya Anda bisa menulis naskahnya dengan mudah.


0 comments

Post a Comment