Penyebab Penyakit Polio, Gejala dan Cara Mencegahnya

Kamu tentu pernah mendengar penyakit polio bukan? Ya, polio adalah salah satu virus yang banyak menyerang manusia terutama anak-anak. Virus ini juga merupakan virus yang menyerang bagian saraf pusat manusia dan dapat mengakibatkan kematian.

Polio (disebut juga poliomyelitis) adalah penyakit menular yang disebabkan virus polio. Virus ini menyerang sistem saraf pusat, menyebabkan nyeri atau merusak saraf motorik, sehingga menyebabkan kelumpuhan otot (ketidakmampuan untuk menggerakan tungkai atau bagian tubuh lain).

Pada kasus yang berat, penyakit ini sering terjadi pada kaki, walau pada kasus terparah, penyakit dapat mempengaruhi kemampuan bernapas dan menelan. Saat ini, sudah terdapat vaksin yang sangat efektif. Penyakit menular ini jarang terjadi namun tetap ada di negara berkembang.

Sejak awal tahun 2014, WHO (World Health Organization) telah menyatakan Indonesia sebagai salah satu negara yang bebas dari penyakit ini berkat program vaksinasi polio yang luas, bersama dengan negara lainnya di Asia Tenggara, Pasifik Barat, Eropa, dan Amerika. Namun, penyakit ini masih rentan di negara seperti Afganistan dan Pakistan, dan Nigeria.

Gejala Penyakit Polio


Masa inkubasi virus polio biasanya berkisar 3-35 hari. Gejala umum serangannya adalah pengidap mendadak lumpuh pada salah satu anggota gerak setelah demam selama 2-5 hari. Penyakit polio dibedakan menjadi 3 jenis. Nah ketiga jenis polio tersebut masing – masing memiliki gejala atau tanda-tandanya sendiri, yaitu :

  • Polio non-paralisis

Yang pertama adalah polio non-paralisis. Polio jenis ini dapat menyebabkan penderita mengalami demam, muntah, sakit perut, lesu, dan sensitif. Selain itu, akan terjadi kram otot pada leher dan punggung, otot terasa lembek jika disentuh.

  • Polio paralisis spinal

Yang kedua adalah Polio Paralisis Spinal. Jenis polio ini, disebabkan oleh virus strain poliovirus. Virus ini menyerang saraf tulang belakang, menghancurkan sel tanduk anterior yang mengontrol pergerakan pada batang tubuh dan otot tungkai.

Pada penderita yang tidak memiliki kekebalan atau belum divaksinasi, virus ini biasanya akan menyerang seluruh bagian batang saraf tulang belakang dan batang otak. Namun penderita yang sudah memiliki kekebalan biasanya terjadi kelumpuhan pada kaki.

  • Polio bulbar

Yang terakhir adalah polio bulbar. Polio jenis ini disebabkan oleh tidak adanya kekebalan alami sehingga batang otak ikut terserang. Batang otak mengandung syaraf motorik yang mengatur pernapasan dan saraf kranial, yang mengirim sinyal ke berbagai syaraf yang mengontrol pergerakan bola mata; saraf trigeminal dan saraf muka yang berhubungan dengan pipi, kelenjar air mata, gusi, dan otot muka; saraf auditori yang mengatur pendengaran; saraf glossofaringeal yang membantu proses menelan dan berbagai fungsi di kerongkongan; pergerakan lidah dan rasa; dan saraf yang mengirim sinyal ke jantung, usus, paru-paru, dan saraf tambahan yang mengatur pergerakan leher. Sudah bisa dibayangkan jenis polio ini menyebabkan kematian.

Diagnosis


Jika seseorang curiga telah terkena polio, maka segera periksakan diri ke dokter. Dokter akan menelusuri setiap gejala yang kamu alami dan melakukan pemeriksaan fisik, seperti memeriksa adanya kekakuan leher, ganguan refleks, atau kesulitan mengangkat kepala sambil berbaring datar.

Selain itu, pemeriksaan lab juga diperlukan terhadap sampel sekret tenggorokan, tinja, atau cairan serebrospinal. Cairan tulang belakang juga mungkin diperiksa untuk melihat apakah ada meningitis atau radang selaput otak.

Komplikasi


Komplikasi yang paling berat adalah kelumpuhan yang menetap. Kelumpuhan terjadi sebanyak kurang dari 1 dari setiap 100 kasus, tetapi yang sering ditemukan adalah kelemahan satu atau beberapa otot.

Terkadang bagian dari otak yang berfungsi mengatur pernafasan terserang polio, sehingga terjadi kelemahan atau kelumpuhan pada otot dada. Beberapa penderita mengalami komplikasi 20-30 tahun setelah terserang polio. Keadaan ini disebut sindroma post-poliomielitis, yang terdiri dari kelemahan otot yang progresif, yang seringkali menyebabkan kelumpuhan.

Cara Penularan Penyakit Polio Pada Manusia


Manusia dapat tertular penyakit polio karena menelan virus polio. Hal ini bisa terjadi karena menelan makanan / minuman yang terkontaminasi tinja yang mengandung virus polio atau karena berbicara dengan orang yang menderita penyakit tersebut, cara penularan ini disebut Droplet Infection Peroral. Kalau virus polio sudah masuk ke dalam mulut selanjutnya akan masuk ke dalam kelanjar getah bening kemudian menuju peredaran darah dan menyebar ke usus dan otak sehingga dapat ditemukan adanya virus polio dalam liquor dan menyebabkan kelumpuhan.

Apa yang meningkatkan risiko Seseorang Terkena polio?


Ada banyak faktor risiko untuk polio, yaitu:

  1. Bepergian ke daerah dengan virus polio atau epidemik polio
  2. Anda tinggal dengan orang yang terinfeksi virus polio
  3. Keadaan imunodefisiensi seperti HIV/AIDS
  4. Riwayat tonsilektomi
  5. Stres atau aktivitas berat lama dan terpapar virus polio, karena keduanya dapat menurunkan kekebalan kamu.

Cara Mencegah Polio


Infeksi dari virus polio sangat jelas bisa dicegah. Upaya yang bisa dilakukan sebagai pencegahan adalah sebagai berikut :

  • Mendapatkan imunisasi polio

Dalam hal ini anak-anaklah yang penting untuk memperolehnya, termasuk yang masih bayi. Perlu diketahui bahwa ada 2 jenis vaksin polio yang bisa didapatkan, yakni vaksin sabin atau vaksin polio aktif serta vaksin salk atau vaksin virus polio tak aktif. Namun waspadalah karena polio justru bisa disebabkan oleh vaksin sabin pada penderita gangguan sistem kekebalan.

  • Menjaga sanitasi

Cara mencegah yang kedua adalah dengan menjaga sanitasi, baik itu menjaga kebersihan diri maupun lingkungan, keduanya sangat penting dan sama sekali tidak boleh diabaikan. Sanitasi yang bersih dan baik akan menjauhkan kita dari segala virus dan bakteri yang mengancam kesehatan tubuh.

  • Memasak air sampai matang

Sewaktu memasak air, pastikan bahwa air yang kamu masak benar-benar mendidih sempurna supaya air yang misalnya terkontaminasi oleh virus bisa dimatikan. Suhu yang tinggi akan jauh lebih baik daripada memasak air dengan suhu yang rendah karena dengan suhu rendah virus masih hidup. Bila virus masih ada di dalam air, mengonsumsi atau terkena kontak dengan air akan menyebabkan polio.

  • Hindari mendatangi daerah yang sedang terjangkit polio

Hal ini sudah jelas karena ketika kamu dalam keadaan daya tubuh yang berkurang, kamu akan sangat gampang terkena virus polio saat di tempat di mana wabah polio tengah menyebar.

  • Hindari diet rendah protein

Mengapa harus menghindari diet rendah protein? Karena kekurangan gizi merupakan salah satu penyebab penyakit polio, jadi solusinya jelas adalah dengan menghindari diet rendah protein. Hal ini juga bukan berarti juga kamu harus melebihi kandungan protein di dalam tubuh karena ada juga bahaya kelebihan protein yang perlu dihindari. Jaga pola hidup sehat dengan memenuhi kebutuhan gizi seimbang; tidak ada yang kurang dan juga tidak ada yang lebih.

  • Tidak bergantian menggunakan alat pribadi bersama penderita polio

Penyebab polio adalah dengan berbagi atau bergantian menggunakan alat yang sama sehingga ada kontak dengan alat yang terkontaminasi. Jadi, usahakan untuk menghindari virus polio dengan cara tersebut bila di rumah ada yang tengah menderitanya.

  • Menghindari stres

Stres berlebihan pun bisa menjadikan daya tahan tubuh berkurang, maka ada baiknya untuk selalu mencoba mengurangi stres. Lakukan kegiatan positif dan selalu berpikiran positif untuk mencegah stres datang secara berlebihan.

Cara Mengatasi Polio


Penyebab Penyakit Polio, Gejala dan Cara Mencegahnya

Pada dasarnya, untuk penyakit polio tidak ada obatnya dan adanya cara mengatasi seperti yang akan diulas di bawah ini adalah dengan tujuan supaya efek dari penyakit bisa terkelola dengan baik. Ada sejumlah terapi yang dipercaya baik untuk penderita polio sehingga sangat direkomendasikan.

  1. Fisioterapi.
  2. Obat peringan kejang otot.
  3. Analgetik atau obat penghilang rasa sakit.
  4. Antibiotik yang digunakan untuk infeksi sekunder.
  5. Ventilator portable yang bertujuan untuk mendukung pernapasan supaya lebih lega.
  6. Olahraga atau latihan yang berada pada level ringan sampai sedang.
  7. Istirahat total.
  8. Diet bernutrisi.


0 comments

Post a Comment