Contoh Naskah Drama 1 Babak

Baiklah sahabat drama lovers diluar sana, kali ini blog contoh naksah drama akan mengulas tentang contoh naskah drama untuk satu babak, dimana drama satu babak ini dapat dimainkan oleh 4 orang pemain, 5 pemain, atau bahkan banyak pemain. Tergantung dari skenario atau ide cerita drama-nya itu sendiri. Durasinya pun bisa panjang atau singkat. Namun, karena memang satu babak, maka idealnya berdurasi singkat.

Rekomendasi: Contoh Drama Anak Sekolah

Contoh dialog drama 1 babak ini akan menceritakan tentang pendidikan. Mungkin dapat dianggap juga sebagai naskah drama persahabatan karena isinya memang seputar persahabatan yang membahas tentang pendidikan. Adapun untuk para pemainnya, drama berikut ini adalah drama untuk pemain perempuan semua. Seperti apakah alur ceritanya? Langsung saja, silakan di simak contoh teks drama singkat tentang pendidikan berikut ini.

Naskah Drama 1 Babak


Judul: Pentingnya Pendidikan
Tema: Sosial
Durasi: Singkat
Jumlah pemeran: 4 orang
Karakter: Ima (Pemalas), Lika (Cerdas), Yuni (Tekun), Tini (Bijak)

Sinopsis


Terdapat empat sekawan dimana kesemua dari mereka terdiri dari remaja perempuan. Mereka adalah Ima, Lika, Yuni, dan Tini. Ima berbeda dengan ketiga kawannya. Ia tidak seberapa memprioritaskan pendidikannya. Ia malah sering bermalas-malasan. Ima pun mencoba bertanya kepada teman-temannya perihal dirinya yang merasa malas saat dihadapkan dengan pendidikan.

Dialog percakapan


Ima: Kenapa ya aku tuh malas banget kalau ngomongin soal pelajaran?!

Lika: Itu karena kamu nggak nganggep pelajaran itu penting!

Yuni: Bener banget. Gimana kamu nggak males orang kamunya nggak nganggep pendidikan itu penting. Entar kamu nyesel lho!

Ima: Iya juga sih.. terus aku harus gimana dong supaya aku ngerasa bahwa pendidikan itu memang penting?

Tini: Ah kamu ini, aneh banget sih jadi orang! Kamu nggak nyadar kalau pendidikan itu adalah jenjang untuk mewujudkan impian kamu dalam hidup ini? Itu artinya kamu harus belajar dengan serius, bukannya malah malas-malasan.

Berbeda dengan sebelum-sebelumnya, omongan dari teman-temannya kali ini benar-benar di renungkan oleh Ima.

Ima: Kalian emang benar. Gimana aku bisa meraih impiankau kalau belajar saja malas.

Tini: Coba kamu lihat si Lika, dia yang cerdas saja masih sangat rajin belajar. Apalagi kita yang notabene punya otak pasa-pasan.

Lika: Aah kamu, ada-ada saja. Jangan muji di depan aku dong.. jadi salah tingkah nih!

Yuni: Udah deh Im, mulai sekarang kamu harus tekun dalam belajar. Ingat, gagal dalam pendidikan itu bisa berakibat fatal terhadap masa depan kamu ntar.

Tini: Bener banget apa yang dibilang si Yuni itu.

Ima terdian sejenak, kemudian dia mengucapkan sesuatu....

Ima: pertama, aku mau ngucapin makasih banget sama kalian bertiga karena udah ngingetin aku soal pendidikan. Tanpa kalian, nggak tahu deh apa jadinya sama aku nih. Kedua, mulai sekarang aku akan mencoba menyadarkan diri aku soal pentingnya pendidikan. Dengan segala upayaku, semoga kali ini aku bisa berubah, dan tidak lagi menjadi cewek yang ogah banget sama belajar.

Mendengar ucapan Ima, teman-temannya pun kaget banget. Ternyata nasehat yang mereka berikan selama ini akhirnya dapat juga menyadarkan Ima.

Lika: Bagus banget tuh.. ini saatnya untuk kamu fokus belajar

Tini: Sip! Itu baru teman aku.

Yuni: nggak nyangka, ternyata teman kita yang satu ini akhirnya sadar juga! Semoga bukan cuman di ucapkan, tapi bener-bener kamu buktiin.

Ima: ya! Aku akan buktikan ke kalian kalau kali ini aku bener-bener serius. Pokoknya lihat saja, aku akan tunjukin ke kalian kalau kali ini aku sudah bener-bener nyadar soal pentingnya pendidikan. Dan itu semua berkat kalian. Thanks ya!

Sejak hari itu, Ima memang benar-benar berubah. Dia rajin belajar di rumah, tidak pernah bolos, selalu datang tepat waktu, dan nilainya pun jauh lebih baik dari sebelum-sebelumnya.

Selesai

contoh naskah drama 1 babak

Demikianlah contoh skenario drama pendek tentang pendidikan, semoga coretan ringkas saya pada postingan ini berguna bagi Anda, dapat menumbuhkan inpsirasi, dan dapat dijadikan sebagai referensi.


0 comments

Post a Comment