Nilai-nilai Hikayat: Contoh dan Macam-macam Nilai Dalam Hikayat

Hikayat memiliki banyak nilai kehidupan. Nilai kehidupan yang dimaksudkan adalah kejadian yang biasa terjadi dalam keseharian yang kemudian berfungsi sebagai bahan pembelajaran bagi pembacanya. Nilai-nilai kehidupan tersebut bisa berupa nilai religius, moral, budaya, sosial, edukasi, dan estetika atau keindahan.

Artikel ini akan menjawab pertanyaan sahabat pembaca yang mungkin saja belum bisa memberikan jawaban untuk pertanyaan "apa saja macam-macam nilai hikayat?", "apa saja contoh nilai-nilai hikayat?", dan "apa nilai-nilai yang terkandung dalam cerita hikayat?". Silakan disimak ulasan lengkapnya dibawah ini.

Macam-macam Nilai Hikayat dan Contohnya

Dilihat dari asal-usulnya, hikayat dapat dikategorikan menjadi 4 macam, yaitu melayu asli, pengaruh Jawa, Pengaruh Hindu (India), dan Pengaruh Arab-Persia. Berikut pembagian dan juga contohnya:

Hikayat Melayu Asli

  1. Hikayat Malim Deman
  2. Hikayat Si Miskin (mengandung unsur Islam)
  3. Hikayat Indera Bangsawan
  4. Hikayat Hang Tuah (mengandung unsur Islam)

Hikayat Pengaruh Jawa

  1. Hikayat Indera Jaya (dari cerita Anglingdarma)
  2. Hikayat Cekel Waneng Pati
  3. Hikayat Panji Semirang

Hikayat Pengaruh Hindu (India)

  1. Hikayat Bayam Budiman
  2. Hikayat Sang Boma (dari Mahabrata)
  3. Hikayat Perang Pandawa (dari Mahabrata)
  4. Hikayat Sri Rama (dari Ramayana)

Hikayat Pengaruh Arab-Persia

  1. Hikayat Amir Hamzah (Pahlawan Islam)
  2. Hikayat Seribu Satu Malam
  3. Hikayat Bachtiar

Nilai-Nilai yang Terkandung dalam Hikayat

Selanjutnya mari kita belajar mengidentifikasi nilai-nilai dalam Hikayat.. Setelah membaca cerita Hikayat pembaca tentu dapat memetik berbagai nilai-nilai kehidupan. Nilai-nilai kehidupan tersebut dapat berupa nilai religius (agama), moral, sosial, budaya, edukasi (pendidikan), dan estetika (keindahan).

1. Nilai Agama

Dalam Hikayat Indera Bangsawan ditemukan penggalan kalimat "Maka pada suatu hari, ia pun menyuruh orang membaca doa qunut dan sedekah kepada fakir dan miskin". Pesan agamanya adalah  Memohonlah kepada Allah dengan berdoa dan bersedekah agar dimudahkan segala urusan.

Selanjutnya penggalan kalimat "Maka ia pun menyerahkan dirinya kepada Allah Subhanahuwata’ala dan berjalan dengan sekuat-kuatnya" mengisyaratkan pesan untuk pasrah kepada Allah setelah berikhtiar dan berusaha.

2. Nilai Sosial

Dalam Hikayat Indera Bangsawan ditemukan penggalan kalimat "Si Kembar menolak dengan mengatakan bahwa dia adalah hamba yang hina. Tetapi, tuan puteri menerimanya dengan senang hati". Pesan sosialnya adalah dalam kehidupan bermasyarakat kita tidak boleh melihat perbedaan status sosial. Artinya, mesti saling menghargai dan menghormati.

Kemudian di penggalan lain "Dengan segera Syah Peri mengeluarkan dayang-dayang itu. Tatkala Garuda itu datang, Garuda itu dibunuhnya". Pesannya adalah dalam kehidupan mestinya kita tidak segan-segan untuk membantu orang-orang yang berada dalam posisi kesulitan. Si kuat membantu yang lemah, si kaya membantu si miskin, dsb.

3. Nilai Budaya

Dalam Hikayat Indera Bangsawan juga ditemukan penggalan kalimat "Maka baginda pun bimbanglah, tidak tahu siapa yang patut dirayakan dalam negeri karena anaknya kedua orang itu sama-sama gagah. Jikalau baginda pun mencari muslihat; ia menceritakan kepada kedua anaknya bahwa ia bermimpi bertemu dengan seorang pemuda yang berkata kepadanya: barang siapa yang dapat mencari buluh perindu yang dipegangnya, ialah yang patut menjadi raja di dalam negeri". Pesan budaya-nya adalah Raja ditunjuk berdasarkan keturunan dan raja yang memiliki putra lebih dari satu selalu mencari tahu siapa yang paling gagah dan pantas menjadi penggantinya.

Penggalan berikutnya - Adapun Raja Kabir itu takluk kepada Buraksa dan akan menyerahkan putrinya, Puteri Kemala Sari sebagai upeti. Kalau tiada demikian, negeri itu akan dibinasakan oleh Buraksa. Ditambahkannya bahwa Raja Kabir sudah mencanangkan bahwa barang siapa yang dapat membunuh Buraksa itu akan dinikahkan dengan anak perempuannya yang terlalu elok parasnya itu.
“Barang siapa yang dapat susu harimau beranak muda, ialah yang akan menjadi suami tuan puteri.”

Dari segi budaya, raja-raja dahulu biasanya melakukan sayembara untuk mencarikan suami terbaik untuk putri-putrinya. Dalam hikayat Indera Bangsawan juga terdapat hal serupa.

4. Nilai Moral

Dalam Hikayat Indera Bangsawan terdapat penggalan "Hatta datanglah kesembilan orang anak raja meminta susu kambing yang disangkanya susu harimau beranak muda itu". Pesan moralnya adalah dalam kehidupan ini ada saja orang-orang yang mau memperoleh hasil tetapi tidak mau berusaha. Jika dipersingkat, ini adalah sindiran agar orang-orang mau berusaha.

Penggalan berikutnya "Indera Bangsawan berkata susu itu tidak akan dijual dan hanya akan diberikan kepada orang yang menyediakan pahanya diselit besi hangat". Pesannya adalah orang yang tidak mau berusaha perlu diberi teguran, sindiran, atau nasehat agar ia mau berubah.

5. Nilai Pendidikan (Edukasi)

Terakhir, dalam Hikayat Indera Bangsawan, terdapat penggalan "Maka anakanda baginda yang dua orang itu pun sampailah usia tujuh tahun dan dititahkan pergi mengaji kepada Mualim Sufian. Sesudah tahu mengaji, mereka dititah pula mengaji kitab usul, fikih, hingga saraf, tafsir sekaliannya diketahuinya." Pesan edukasinya adalah belajarlah ilmu agama sejak kecil agar jika telah besar dapat lebih bijak mengarungi kehidupan yang fana.

Nah demikian tadi penjebaran secara ringkas mengenai pengertian nilai-nilai hikayat, contoh, dan macam-macam nilai hikayat. Semoga artikel ini berguna bagi sahabat pembaca.


1 comments:

  1. Akan ada kemanisan dalam setiap kesabaran...
    Maka bersabarlah dalam taat...

    ReplyDelete