Contoh Naskah Drama Tentang Korupsi

Contoh naskah drama yang akan saya ulas pada kesempatan kali ini adalah naskah drama tentang korupsi. Jika ada diantara kalian yang bertanya “mengapa topiknya tentang korupsi?” jabannya adalah karena kasus “korupsi” hampir setiap hari kita dengar, baik melalui media televisi, media cetak, maupun media elektronik. Ya, korupsi memang salah satu penyakit utama para pejabat di negeri tercinta ini.

Naskah Drama Tentang Korupsi


Sebagai catatan, contoh skenario drama seputar korupsi ini saya tulis secara ringkas. Jadi, apabila nantinya Anda tertarik untuk menggunakan contoh skrip drama ini silakan untuk dilakukan penyempurnaan sendiri agar nantinya benar-benar berkesan saat Anda pentaskan serta dapat memberikan pesan moral kepada para hadiri yang menyaksikan pertunjukan drama Anda.

Sinopsis


Hartono adalah seorang kepala Desa yang baru saja di lantik sekitar dua bulan silam. Hartono terpilih menjadi kepala Desa Damaiselalu berkat visi misinya saat berkampanye. Dalam proses pemilihan kepala Desa Damaiselalu, Hartono berhasil meraup 60 persen suara sehingga menjadikannya orang nomor satu di Desa tersebut.

Diusianya yang masih terbilang muda (37 tahun), Hartono memiliki sosok istri cantik yang juga dikenal ramah dan taat beribadah. Adalah Halimah, sosok wanita yang dinikahi Hartono sepuluh tahun silam. Berstatus sebagai seorang istri, Halimah tidak hanya menjadi pelayan suaminya, tapi ia juga kerap memberi masukan dan nasehat untuk suaminya, Hartono.

Dua bulan menjadi pemimpin Desa Damai Selalu, Hartono ditangkap aparat penegak hukum karena praktik korupsi yang ia lakukan. Tertangkapnya Hartono bermula dari adua masyarakat yang meyakini pemimpin muda ini menyelewengkan dana bantuan untuk rakyat miskin di Desa Damai Selalu.

Judul: Dua Bulan Berakhir Dipenjara
Tema: Sosial
Pemeran: Tiga Orang

Karakter: 1. Hartono (Kepala Desa Korup) 2. Halimah (Istri Kepala Desa Yang Sholehah) 3. Roni (Aparatur Desa Yang Jujur)

Dialog


Roni: Pak, dana bantuan untuk raskin mestinya sudah diberikan kepada yang bersangkutan?! (tanya Roni kepada Hartono alias pak Kades)

Hartono: Ah kamu ini, nggak perlu buru-buru. Nanti kan bisa diurus. Untuk saat ini saya masih sibuk soal proyek penggarapan jalan.

Roni: Tapi dana raskin ini kan sudah banyak ditanyakan oleh warga, pak?

Hartono: Ah kamu, sudah dibilangin diurus nanti kok masih saja dipanjang-panjangin. (dengan muka marah Hortono membentak Roni. Roni pun sudah tidak berani bertanya kepada Hartono lagi).

Setelah Hartono bergegas keluar meninggalkan kantor kepala Desa Roni pun keluar dari kantor tersebut untuk menuju rumahnya. Baru beranjak dari kantor tersebut, nampaklah Halimah. Ia bermaksud menemui suaminya yang dikiranya masih di kantor.

Roni: Ibu Halimah, ada perlu apa kesini? Mau nyari pak Hartono ya?

Halimah: Iya, Bapak di kantor kan?

Roni: Duh, baru saja pergi bu.

Halimah: Kamu tahu Bapak mau pergi kemana? Kok cepet banget padahak biasanya jam segini kan masih dikantor?

Roni: Aduh saya kurang tahu Bu, tapi sepertinya sih mau ninjau proyek.

Halimah: Proyek yang mana, yang di Jalan bla bla bla itu ya?

Roni: Iya Bu. Ada urusan penting sama Bapak Bu?

Halimah: Nggak sih, cuman aku mau nanya soal dana raskin soalnya Ibu dengar banyak warga yang ngelurh soal itu. Kata mereka dana tersebut mestinya sudah mereka terima.

Mendengar perkataan Halimah tersebut Roni pun terdiam sejenak seolah mulutnya terkunci.

Halimah: Kok kamu diem aneh gitu? Ada apa?

Roni: Begini Bu, sebenarnya dana tersebut sudah masuk ke Desa sebulan lalu, tapi entah kenapa Pak Hartono tidak juga memberikannya ke warga.

Halimah: Lho kok bisa begitu? Ya sudah, nanti aku coba tanya ke Bapak.

Roni: Baik Bu.

Halimah: Ya sudah, kalau gitu saya mau balik ke rumah aja.

Halimah pun pulang ke rumah, dan begitu juga si Roni.

Tiga jam kemudian, Hartono pulang. Sesampainya di rumah, Halimah langsung menanyakan perihak dana bantuan yang tidak kunjung dibagikan ke warga Desa Damaiselalu.

Halimah: Habis ninjau proyek, Pak?

Hartono: Iya bu, kok tahu?

Halimah: Tadi aku ke kantor Desa mau nemuin Bapak tapi Bapak udah keburu pergi.

Hartono: Oh gitu, emangnya ada apa bu kok tumben nyari Bapak di kantor?

Halimah: Ibu mau nanyain soal dana bantuan raskin, kenapa belum juga dikasihkan ke warga padahal dana itu kan sudah cair sejak sebulan lalu.

Mendengar pertanyaan istrinya, Hartono pun kelihatan bingung.

Halimah: Kok diam pak? Dana itu aman kan?

Hartono: Iya bu, dananya masih utuh kok cuman nunggu momen yang tepat aja untuk membagikannya.

Halimah: Momen tepat? Momen tepat bagaimana maksud Bapak, itu kan uang orang pak? Ingat pak, jangan menggunakan yang bukan hak bapak!

Hartono: saya kan nggak bilang uang itu saya gunakan bu, dan uang itu masih utuh kok.

Halimah: Terus kenapa tidak juga dibagikan? Kan kasihan warga yang sudah menunggu! Ingat pak, jangan menunda untuk memberika apa yang sudah menjadi hak orang lain.

Percakapan antar Halimah dan Hartono berlangsung selama sekitar 15 menit. Setelah itu mereka tampak masuk kamar untuk beristirahat.

Beberapa hari kemudian, warga mengadukan Hartono ke Kecamatan dengan tuduhan menggelapkan uang raskin. Dan setelah melalui proses penyelidikan, Hartono terbukti bersalah melakukan tindak pidana korupsi dana bantuan rakyat miskin yang dialokasikan untuk warga Desa Damaiselalu. Akibat perbuatannya, Hartono langsung dibawa ke kantor Polsek Damasejahtera untuk diproses secara hukum.

SELESAI

Contoh Naskah Drama Tentang Korupsi

Pesan Moral


Naskah drama diatas sejatinya mengandung beberapa pesan moral yang cukup penting untuk dijadikan pelajaran, diantaranya:

  1. Jadilah pemimpin yang jujur
  2. Jangan menunda untuk memberikan hak orang lain
  3. Korupsi adalah sebuah kejahatan yang tidak hanya merugikan orang lain, tapi juga pelaku korupsi itu sendiri.

Demikianlah contoh naskah drama singkat satu orang perempuan dan dua orang pria yang mengusung topik seputar korupsi. Semoga contoh naskah drama singkat ini bermanfaat bagi sahabat pembaca yang sedang mencari naskah drama tema korupsi. Akhir kata, sukses selalu untuk pertunjukan drama kalian.


0 comments

Post a Comment