Perbedaan Fotosintesis dan Kemosintesis

Fotosintesis berasal dari bahasa Yunani yang secara definisi adalah suatu proses biokimia pembentukan zat makanan seperti karbohidrat yang dilakukan oleh tumbuhan, terutama tumbuhan yang mengandung zat hijau daun atau klorofil. Sementara itu, Kemosintesis adalah proses yang digunakan organisme tertentu untuk memperoleh energi untuk produksi pangan, mirip dengan fotosintesis, tetapi tanpa menggunakan sinar matahari.

Bakteri yang terlibat dalam proses kemosintesis merupakan cikal-bakal bentuk kehidupan di planet bumi. Jika menyinggung tentang kemosintesis dan fotosintesis, salah satu faktor penting yang membedakan kedua proses ini adalah penggunaan sinar matahari. Kemosintesis terjadi dalam keadaan gelap, seperti di dasar laut, sedangkan, fotosintesis membutuhkan energi cahaya dari matahari untuk membuat makanan.

Seperti sudah diketahui bersama, bahwa semua organisme menggunakan dua metode atau cara untuk menghasilkan energi yaitu melalui proses fotosintesis dan kemosintesis. Kedua proses ini membantu meningkatkan dan mempertahankan kehidupan di Bumi. Pada kedua proses tersebut, energi yang diciptakan kemudian digunakan untuk membuat makanan. Namun, mekanisme produksi pangan di kedua metode tidak sama. Hal ini dikarenakan sumber energi serta tempat kejadian di kedua proses berbeda.

Fotosintesis dan kemosintesis membentuk dasar organisme eksis di Bumi. Proses ini yang sejatinya merupakan serangkaian reaksi kimia, membantu memanfaatkan energi di bumi, yang sangat penting untuk mempertahankan hampir setiap bentuk kehidupan di planet ini. Dibawah ini saya uraikan lebih lanjut mengenai perbedaan kemosintesis dan fotosintesis.

Perbedaan Kemosintesis dengan Fotosintesis


1. Pelaku Organisme
Perbedaan pertama yang ditemukan pada fotosintesis dan kemosintesis ialah organisme yang melakukannya. Fotosintesis hanya dilakukan oleh kelompok organime fotoautotrof yaitu kelompok organisme yang memiliki pigmen penangkap cahaya untuk memulai reaksi kimia. Contohnya ialah kelompok tumbuhan, algae, dan beberapa bakteri. Pigmen klorofil adalah pigmen yang paling umum dimiliki oleh kelompok autotrof. Klorofil dan pigmen lainnya merupakan senyawa kimia yang mampu menyerap energi yang dipancarkan oleh cahaya dan mengubahnya menjadi senyawa kimia.

Sementara organisme pelaku kemosintesis adalah kemoautotrof yang menggunakan senyawa kimia sebagai sumber untuk mengoksidasi pembentukan makanan. Kemoautotrof adalah mikroorganisme yang dapat ditemukan pada daerah gelap seperti dasar laut, dalam tanah, lereng gurung berapi, rawa, atau mengadakan simbiosis dengan makhluk hidup lainnya.

2. Tempat Terjadi Reaksi
Fotosintesis biasanya terjadi di atas permukaan laut, tetapi juga terjadi pada tanaman yang tumbuh hingga 100 m jauh di dalam laut. Daun adalah situs utama di mana fotosintesis terjadi.

Kemosintesis terjadi ribuan meter di bawah laut; di dasar laut atau cekungan laut, biasanya di dekat ventilasi hidrotermal yang mengandung hidrogen sulfida dalam jumlah tinggi. ikatan hidrogen sulfida ini dipecah untuk mendapatkan energi. Tidak seperti fotosintesis, proses ini berlangsung dalam kondisi yang keras, pada suhu ekstrim dan tekanan air tinggi dari dasar laut.

3. Senyawa yang Terlibat
Baik fotosintesis dan kemosintesis merupakan reaksi pembentukan senyawa karbohidrat. Pada fotosintesis melibatkan senyawa karbondioksida dan air sebagai senyawa yang akan dibentuk menjadi glukosa melalui serangkaian reaksi yang berlangsung di dalam sel. Sementara itu, pada reaksi kemosintesis dapat melibatkan senyawa kimia yang bervariasi tergantung pada jenis kemosintesis yang terjadi pada organisme kemoautotrof. Senyawa kimia yang umumnya terlibat dalam kemosintesis ialah karbondioksida, oksigen, air, dan senyawa organik lainnya.

4. Peranan Ekologis
Masing-masing berperan sebagai produsen di alam, pelaku fotosintesis dan kemosintesis merupakan komponen penting dalam siklus kehidupan di bumi. Fotoautotrof merupakan produsen utama pada hampir seluruh kehidupan di darat dan perairan. Namun tidak mendukung pada wilayah – wilayah gelap di bumi seperti dasar laut, palung, lereng gunung berapi, rawa, dalam tanah, dan lainnya. Organisme kemoautotrof menyediakan energi organik dari hasil kemosintesis yang penting pada wilayah – wilayah dimana tak ada cahaya. Sehingga organisme kemoautotrof menjadi sumber “kekuatan” dalam pembentukan rantai makanan ekosistem laut dangkal yang gelap.

Selain itu, bakteri kemoautotrof juga dapat ditemukan sebagai simbion yang saling menguntungkan terhadap organisme inangnya. Kemoautotrof juga merupakan pengurai senyawa organik kompleks yang mengembalikan senyawa kimia organik menjadi senyawa anorganik ke alam. Dan sebaliknya bakteri kemoautotrof merupakan penghubung beberapa senyawa anorganik agar dapat masuk ke kehidupan organisme. Reaksi kemosintesis dan fotosintesis keduanya terlibat dalam siklus biogeokimia.

reaksi kemosintesis
Gambar pola umum reaksi kemosintesis

5. Produk Sampingan
Dalam fotosintesis, yang mana energi cahaya digunakan untuk menggabungkan air dan karbon dioksida, ia melepaskan oksigen sebagai produk sampingan. Kemosintesis , Dalam Kemosintesis, senyawa sulfur dihasilkan sebagai produk sampingan.

Meskipun Kemosintesis dan fotosintesis memperoleh energi dari sumber yang berbeda, kedua proses ini menghasilkan glukosa (gula), yang berfungsi sebagai makanan bagi tanaman maupun hewan. Selain itu, zat anorganik yang digunakan dalam kedua proses ini untuk mendapatkan energi dan menghasilkan makanan.

Baca: Cara Berkembang Biak Suplir dan Klasifikasi Suplir

Demikianlah penjelasan mengenai beberapa perbedaan antaa fotosintesis dan kemosintesis, semoga berguna dan dapat menambah pengetahuan kalian yang sedang mendalami ilmi IPA.


0 comments

Post a Comment