Pengertian Globalisasi dan Sejarahnya

Sudahkah Anda memahami apa yang dimaksud globalisasi? Jika sudah, maka itu jawaban yang bagus. Dan jika belum, maka itu artinya Anda perlu banyak membaca lagi. Dan berikut ini penjelasan tentang globalisasi beserta sejarahnya.

Pengertian Globalisasi


Kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang artinya adalah universal. Ada yang menyebut bahwa Globalisasi adalah suatu proses menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah. Globalisasi belum memiliki definisi yang mutlak, kecuali sekedar definisi kerja (working definition), sehingga bergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosial, proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia semakin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi serta budaya masyarakat.

Pandangan lain ada yang menafsirkan bahwa globalisasi sebagai sebuah proyek yang diusung oleh negara-negara adikuasa, sehingga bisa saja orang memiliki pandangan negatif atau curiga terhadapnya. Dari sudut pandang ini, globalisasi tidak lain adalah kapitalisme dalam bentuk yang paling mutakhir. Negara-negara yang kuat dan kaya praktis akan mengendalikan ekonomi dunia dan negara-negara kecil semakin tidak berdaya karena tidak mampu bersaing. Karena, globalisasi cenderung berpengaruh besar terhadap perekonomian dunia, bahkan berpengaruh terhadap bidang-bidang lain seperti budaya dan agama. Istilah globalisasi sendiri pertama kali dikemukan pada tahun 1985.

Baca juga: Pengertian Ketahanan Nasional

Menurut Jan Aart Scholte, ia melihat bahwa terdapat beberapa definisi yang dimaksudkan orang dengan globalisasi, yaitu:

  • Internasionalisasi: Globalisasi dimaknai sebagai meningkatnya hubungan internasional. Dalam hal ini masing-masing negara tetap mempertahankan identitasnya masing-masing, namun menjadi semakin tergantung satu sama lain.
  • Liberalisasi: Globalisasi juga dimaknai dengan semakin diturunkankannya batas antar negara, misalnya hambatan tarif ekspor impor, traffic devisa, maupun migrasi.
  • Universalisasi: Globalisasi digambarkan pula sebagai kian tersebarnya hal material maupun imaterial ke seluruh dunia. Pengalaman di satu lokalitas bisa menjadi pengalaman seluruh dunia.
  • Westernisasi: Westernisasi adalah salah satu bentuk dari universalisasi dengan semakin menyebarnya pikiran dan budaya barat sehingga mengglobal.
  • Hubungan transplanetari dan suprateritorialitas: Poin yang ini berbeda dengan yang lainnya. Pada sejumlah definisi pertama, masing-masing negara masih mempertahankan status ontologinya. Pada pengertian yang terakhir ini, dunia global memiliki status ontologi sendiri, tidak sekedar gabungan negara-negara.

Sejarah


Kuno

Globalisasi kuno dinilai sebagai suatu fase dalam sejarah globalisasi yang mengacu pada peristiwa dan perkembangan globalisasi sejak masa peradaban paling awal sampai kira-kira tahun 1600-an. Istilah ini digunakan untuk menyebut hubungan antara masyarakat dan negara dan cara keduanya dibentuk oleh persebaran ide dan norma sosial baik di tingkat lokal maupun regional.

Modern Awal

Globalisasi modern awal atau yang juga dikenal sebagai proto-globalisasi mencakup periode sejarah globalisasi antara 1600 dan 1800. Konsep proto-globalisasi pertama kali diperkenalkan oleh sejarawan A. G. Hopkins dan Christopher Bayly. Istilah ini berarti fase peningkatan hubungan dagang dan pertukaran budaya yang menjadi ciri khas periode sebelum munculnya globalisasi modern pada akhir abad ke-19. Fase globalisasi ini dicirikan oleh bangkitnya imperium maritim Eropa pada abad ke-16 dan 17. Imperium pertama yang muncul adalah Portugal dan Spanyol, kemudian disusul Belanda dan Britania.

Modern

Selama abad ke-19, globalisasi mulai mendekati bentuknya yang modern karena revolusi industri. Industrialisasi memungkinkan standarisasi produksi barang-barang rumah tangga menggunakan ekonomi skala, sementara pertumbuhan penduduk yang cepat membuat permintaan barang yang stabil. Pada abad ke-19, kapal uap sangat menghemat biaya transportasi internasional dan rel kereta menjadikan transportasi darat yang ekonomis. Revolusi transportasi terjadi antara 1820 dan 1850. Jumlah negara yang ikut dalam perdagangan internasional kian banyak jumlahnya. Globalisasi di masa sekarang ini sangat dipengaruhi oleh imperialisme abad ke-19 seperti yang terjadi di Afrika dan Asia.

Teori

Terkait dengan globalisasi ini, Cochrane dan Pain menegaskan bahwa dalam globalisasi terdapat tiga posisi teoretis yang dapat dikuak, yakni:

  • Para globalis percaya bahwa globalisasi adalah sebuah kenyataan yang memiliki konsekuensi jelas terhadap bagaimana orang dan lembaga di seluruh dunia berjalan. Mereka percaya bahwa negara-negara dan kebudayaan lokal akan hilang diterpa kebudayaan dan ekonomi global yang homogen. walaupun demikian, para globalis tidak memiliki pendapat yang sama mengenai konsekuensi terhadap proses tersebut.
  • Para globalis positif dan optimistis menanggapi dengan baik perkembangan semacam itu dan menyatakan bahwa globalisasi akan menghasilkan masyarakat dunia yang toleran dan penuh tanggung jawab.
  • Para globalis pesimis berpendapat bahwa globalisasi adalah sebuah fenomena negatif lantaran hal tersebut sebenarnya hal tersebut adalah bentuk penjajahan barat (terutama Amerika Serikat) yang memaksa sejumlah bentuk budaya dan konsumsi yang homogen dan terlihat sebagai sesuatu yang benar dipermukaan. Beberapa dari mereka kemudian membentuk kelompok untuk menentang globalisasi (antiglobalisasi).
  • Para tradisionalis tidak percaya bahwa globalisasi sedang terjadi. Mereka berpendapat bahwa fenomena ini adalah sebuah mitos semata atau, jika memang ada, terlalu dibesar-besarkan. Mereka merujuk bahwa kapitalisme telah menjadi sebuah fenomena internasional selama ratusan tahun. Apa yang sedang kita alami saat ini hanya merupakan fase lanjutan, atau evolusi, dari produksi dan perdagangan kapital.
  • Para transformasionalis berada di antara para globalis dan tradisionalis. Mereka setuju bahwa pengaruh globalisasi telah sangat dilebih-lebihkan oleh para globalis. Namun, mereka juga berpendapat bahwa sangat bodoh apabila kita menyangkal keberadaan konsep ini. Posisi teoretis ini berpendapat bahwa globalisasi seharusnya dipahami sebagai "seperangkat hubungan yang saling berkaitan dengan murni melalui sebuah kekuatan, yang sebagian besar tidak terjadi secara langsung". Mereka menyebut bahwa proses ini bisa dibalik, khususnya ketika hal tersebut negatif atau, setidaknya, dapat dikendalikan.
Demikian ringkasan ulasan mengenai pengertian globalisasi, beserta sejarahnya. Semoga bisa menambah wawasan Anda.


0 comments

Post a Comment