2 Contoh Cerpen Remaja Singkat Terbaik

Bagi Anda yang gemar membaca cerpen, khususnya cerpen remaja, berikut ini adalah sebuah cerpen remaja singkat yang dapat saya bagikan dengan Anda dengan harapan dapat dijadikan sebagai bahan bacaan yang berguna.

Semoga cerpen remaja berikut ini dapat memberikan suatu nilai manfaat bagi Anda. Selamat membaca cerpen remaja terbaru dari saya.

Kumpulan Contoh Cerpen Remaja Singkat


Berikut ini beberapa cerpen remaja yang mungkin berguna buat Anda. Cerpen remaja dibawah ini memiliki pesan sosial yang cukup berarti bagi kita dalam kehidupan bermasyarakat.

1. Cerpen Remaja #1 - Nilai Bersosial dalam Masyarakat


Disebuah desa terpencil tinggalah seorang remaja bernama Andi. Andi adalah sosok remaja yang berbeda dengan kebanyakan remaja lainnya. Anda lebih sering menjauh dari teman-temannya, dan dia lebih memolih untuk menyendiri.

Andi tidak memilik teman, karena dia memang  tidak suka bergaul apalagi dengan orang yang baru dia kenal. Selain tidak memiliki teman, Andi juga merupakan remaja yang egois dan tidak pernah may tahu urusan orang lain.

Bagi Andi, hidupnya adalah hidupnya, dan dia tidak pernah ingin peduli dengan orang-orang disekitarnya. Andi tidak ingin diganggu oleh siapapun, dan dia hanya ingin menyendiri untuk menikmati waktunya.

Pada suatu ketika saat Andi sedang berada dipasar untuk membeli barang kebutuhannya, sewaktu ingin membayar barang yang ingin dibelinya, saat meraba sakunya ternyata tidak ada uang dikantongnya. Dia lupa membawa uang, karena uang miliknya ada disaku celana yang satunya.

Barang tersebut sangat penting bagi Andi, dan dia harus membhawanya pulang pada saat itu juga. Tapi, disisi lain dia lupa membawa uang. Akhirnya datanglah seorang remaja seusinya untuk menawarkan meminjaminya uang.

Andi berusaha untuk menolak, tapi orang tersebut terus meminta Andi agar menerima bantuan tersebut. Andi akhirnya menerima uang tersebut dan berjanji akan mengembalikan setibanya dia dirumah.

Tanpa disangka-sangka, ternyata orang yang memberikan pinjaman uang kepada Andi saat dipasar adalah tetangganya sendiri. Andi tidak mengenal orang tersebut, karena Andi memang selalu menutup diri.

Hari demi hari terus berjalan, dan remaja tetangga Andi tersebut ternyata berhasil membuat cara berpikir Andi menjadi lebih baik. Andi akhirnya menjadi pribadi yang lebih ramah, care dengan orang lain, dan tidak egois.

2. Cerpen Remaja #2 - Kebahagiaan Itu Indah


Saudara. Sebuah kata yang mengadung penuh cinta dan kasih sayang. Saudara, dimana kita bisa saling melindungi. Saudara, adalah benteng untuk dendam dan benci. Begitulah makna saudara.

Namun, itu tidak dengan pendapat Niza. Gadis berusia 17 tahun. Yang sejak kecil ditinggal mamanya. Mamanya meninggal dunia 10 tahun lalu, karena penyakit jantung. Sejak kepergian mamanya, ia hanya hidup dengan papanya, Bapak Hadi Kusuma.

Dan diusianya yang ke-16 tahun papanya memutuskan untuk menikah lagi. Ia tak pernah setuju dengan keputusan papanya. Ia tak ingin mamanya tergantikan oleh perempuan lain. Tapi papanya tetap bertekad meyakinkan Niza. Bahwa ia juga butuh kasih sayang seorang ibu. Akhirnya Niza setuju, alasannya ia tak mau dipaksa terus oleh papanya.

Selain kehadiran mama baru, Niza juga kehadiran saudara baru. Gadis cantik, lembut, dan juga manis. Yang seumuran dengan Niza. Diana namanya. Mereka satu SMA. Tapi Niza tak pernah berbicara dengan Zizi. Bilapun mereka berbicara itu hanya sebentar dan singkat. Niza tidak suka dengan Zizi, bahkan mama Zizi. Yang kini menjadi mama Niza juga.

Pagi saat sarapan… Niza turun ke meja makan. Di sana sudah ada papa, mama, dan Zizi.
“Niza. Ayo sarapan sayang! Mama udah masakin sarapan yang enak loh”
Niza tetap diam dan meminum jusnya dengan berdiri.
“Niza! Jawab donk tawaran mama, jangan diem aja!” perintah papanya.
“Aku nggak peduli! Ingat ya pa, aku nggak pernah mau menganggap mereka. Dan dia bukan mama aku!”
“Niza! (sambil berdiri menggebrak meja). Jaga omongan kamu!”
“Kenapa pa, papa marah? Terserah, papa juga nggak peduli sama aku. Papa cuma peduli sama mereka”
“Niza, kamu jangan ngomong gitu!” ucap Zizi.
“Diam lo! Nggak usah ikut campur!”
“Niza, kenapa kamu jadi kasar gini nak?” keluh papanya.
“Papa tuh seharusnya udah tahu kenapa aku jadi kayak gini”
Niza keluar dan tidak mempedulikan mereka.

“Mas, maafin saya mas. Karena kehadiran saya dan Diana yang membuat Niza jadi kayak gini!”
“Nggak! Ini bukan salah kamu Ratna. Ini memang salah aku sendiri. Jadi aku mohon kamu dan Diana jangan merasa bersalah”

Di sekolah, SMA Bunda .....
“Eh, tuh liat si cewek preman dateng!” ucap cewek bernama Steffa, saat melihat Niza datang.
“Iya, liat gaya jalannya aja kayak anak cowok! Pantes deh jadi preman!” tambah Ania
“Preman Pasar” celetuk Angel
Mereka bertiga tertawa puas. Mereka bertiga adalah geng. Yang ada di pikiran mereka hanyalah, merekalah cewek paling cantik. Cewek paling hits. Cewek yang selalu dikejar-kejar cowok ganteng.
“Kalian nggak punya kerjaan ya selain ngatain orang?”
“Eh, siapa nama lo? Na… Niza! Gue nggak ngatain kok emang lo tuh kayak preman!”
“Ha… Ha… Ha….!” tawa mereka.
“Iya, gue preman pasar… kalian yang ngemis-ngemis di jalanan” ucap Niza lalu pergi.
“Ihh… dasar ya lo, awas aja kalo ketemu!” balas Steffa
“Iuhh, kita ngemis-ngemis di jalanan. Nggaklah yauw…” kata Angel
“Secara kita anak pengusaha dan orang kaya” sombong Ania

Saat di jalan menuju kelas… Niza tak sengaja menyenggol seseorang.
“Eh, sorry. Gue nggak sengaja” pinta Niza
“Iya. Nggak papa” balas Dika, si cowok paling keren di SMA. Dan paling banyak yang nge-gebetin. Khususnya cewek-cewek kayak gengnya Steffa.
“Lo itu si…?”
“Cewek preman!” jutek Niza
“Bukan gitu maksud gue!”
“Udahlah, terus terang aja. Nggak usah pake basa-basi!”
“Sorry! Gue Dika!” Dika mengulurkan tangannya.
Tapi tak dibalas oleh Niza. Niza malah ingin pergi.

“Eh tunggu” Dika menghadang Niza.
“Apaan sih lo?” sambil mendorong Dika.
“Jadi cewek jangan kasar gitu donk!”
“Mau lo apa?”
“Cuma pengen tau nama lo aja!”
“Niza!”
“Niza siapa?”
“Niza ya Niza!” bentak Niza
“Nama lengkap!”
“Huh… ganggu aja, JeNiza Affandar!”
“Namanya sama kayak gue!”
“Nama lo kan AfDika Arnawarman! Ya jelas nggak samalah!”
“Lo tau nama gue?”
“Udahlah, sana!”
Niza segera pergi dari Dika.

Pulang sekolah….
Diana berjalan menuju parkir depan. Tidak sengaja ia bertemu gengnya Steffa.
“Eh… ada Diana nih. Lo tau nggak lo tuh beda banget sama saudara tiri lo itu!” kata Angel.
“Lo itu ya, cantik, lembut, manis, lugu, sopan” ucap Steffa
“Iya, betul itu. Kalo dibandingin sama siapa tuh… preman pasar. Ya beda jauhlah!” tambah Aina
“Maksud kalian, Niza?”
“Kalo bukan dia… siapa lagi!”
“Kalian jangan keterlaluan menghina Niza. Dia itu nggak seperti yang kalian pikirin!”
“Maksudnya? Dia lembut, manis, cantik gitu? Ya nggak mungkinlah”
“Kita nggak bakal percaya!”
“Bye dulu ya… Zizi!”
Mereka pun pergi.

“Kenapa sih semua menganggap Niza itu anak yang kasar?” tanya Diana pada dirinya sendiri.
“Nggak kok! Nggak semua orang beranggapan gitu. Aku menganggap kalo Niza itu orang baik!”
Diana langsung berbalik.
“Bener? Kamu menganggap Niza baik?”
“Iya. Aku dulu waktu SMP pernah sekelas sama Niza. Dan aku pikir Niza anak yang baik, suka nolong orang lain, dan sering berbagi!”
“Apa? Kamu temen SMPnya Niza?”
“Iya. Aku Yogi!”
“Zizi!”

Saat di taman belakang sekolah. Tepatnya setelah semua siswa sudah pulang. Niza duduk sendiri di bangku taman. Menyendiri dalam keheningan.
“Niza! Ini untuk kamu!”
“Apaan sih lo Zizi? Buat apa coba, ngasih kotak… hadiah… nggak berguna kayak gini!”
“Aku ngasihnya tulus sama kamu Niza! Karna pagi tadi aku merasa bersalah sama kamu!”
“Tulus? Lo udah hancurin hidup gue, bisa-bisanya lo ngasih gue hadiah. Gila ya lo!”
“Niza! Lo jangan ngomong sembarangan. Ini saudara lo!” tiba-tiba Yogi datang bersama Dika. Sejak pertama masuk SMA Yogi dan Dika sudah bersahabat.
“Ngapain lo ikut campur!”
“Di sini gue mau nyadarin lo kalo bukan Diana yang buat hidup lo hancur. Tapi justru lo sendiri penyebabnya!” ucap Yogi.
“Lo tuh tau apa sih? Lo nggak tau apa-apa”
“Niza, maafin aku!”
“Maaf-maaf, bisanya cuma ngomong doank. Udah nggak nyadar diri, nggak punya malu, suka hancurin hidup orang. Seandainya gue nggak pernah ketemu lo. Gue bakal seneng banget, Zizi! Dan gue jadi orang paling beruntung sedunia.”
“Niza!” Diana mulai meneteskan air mata.
“Udahlah, No… Niza biar gue yang urusin!” bisik Dika ke Yogi.
“Ayo, Diana kita pergi!”
“Tapi Yogi, Niza gimana?”
“Udahlah!”
“Baguslah kalo lo pergi” kata Niza.
Diana dan Yogi telah pergi.

“Niza, (Dika duduk di samping Niza). Menurut lo, apa arti bahagia?”
“Nggak ada artinya”
“Coba deh pikirin lagi. Tapi antara pikiran dan hati lo jadi satu!”

Beberapa saat kemudian…
“Bahagia itu sederhana, dengan melihat orang yang kita sayang bahagia. Itulah kebahagiaan. Ketika kita melihat orang lain tersenyum bahkan tertawa, itulah bahagia. Disaat kita berani berkorban untuk orang lain, itulah bahagia”
“Jadi…?”
“Jadi, apa?”
“Lo bilangkan, kalo bahagia itu ketika melihat orang lain tersenyum, tertawa, senang. Tadi lo lihat Diana tersenyum nggak setelah lo bentak-bentak?”
Niza menggeleng.
“Coba lo pikir lagi, berapa kali lo bentak Zizi?”
Niza terdiam.
“Banyak kan? Setelah lo bentak dia, apakah lo bahagia? Apakah lo puas?Lo nggak melihat dia sengsara! Ataukah lo malah melihat dia tersenyum?”
“Saat papa lo sama mamanya Diana menikah, lo lihat papa lo bahagia?”
“Iya! Bahkan sangat bahagia!”
“Papa lo adalah orang yang paling lo sayang. Dan papa lo bahagia saat menikah dengan mamanya Zizi. Apa lo nggak bahagia melihat papa lo, orang yang paling lo sayang bahagia?”
“Gue… cuma… nggak ikhlas aja, papa mmenemukan pengganti mama kandung gue!”
“Apakah dengan menikah sama mamanya Zizi… papa lo melupakan mama kandung lo? Enggak Niza, papa lo sayang banget sama mama lo. Saking sayangnya, papa lo mencari pengganti mama lo, cuma buat bahagiain lo. Kalo lo bahagia, almarhum mama lo pasti bahagia. Papa lo pengen, lo merasakan kasih sayang seorang ibu lewat mamanya Zizi”
“Tapi kenapa gue tetep benci sama Diana dan mamanya?”
“Karena lo… belum buka isi hati lo!”
Beberapa saat, keheningan di antara mereka.

Niza menatap Dika.
“Makasih Dika!”
Niza bangkit dan pergi meninggalkan Dika.
“Sama-sama…. Niza!” sambil tersenyum.

Saat di rumah, Niza berjalan melewati pintu menuju ruang tengah. Di sana ada papa dan mama Niza sedang minum kopi.
“Niza, kamu udah pulang?” senang Zizi.
“Papa. Ma… mama… dan Zizi. Aku sadar, semua yang aku lakuin selama ini salah. Aku egois. Aku cuma mikirin diri aku sendiri. Aku nggak pernah mikirin kebahagiaan orang lain. Dan aku nggak pernah mau nerima kalian di rumah ini. Aku nggak pernah bersikap baik sama kalian. Kalian mau maafin aku!”
“Niza, kamu serius bilang gitu!” tanya papa Niza, yang kaget.
“Niza!” ucap mama Diana sambil menangis memeluk Niza. Sedangkan Diana tersenyum bahagia di samping papanya.

Hari-hari Niza lewati bersama Zizi. Berangkat bareng. Pulang bareng. Main bareng. Ketawa bareng-bareng.
“Niza, kamu janji nggak akan ninggalin aku sendiri?”
“Iya, aku janji… Zizi. Aku akan buat kamu selalu bahagia! Itulah tandanya saudara.”

Tiba-tiba…
“Nah, gitu donk! Kalo baikan jadi enak ngeliatnya!” ucap Yogi yang datang bersama Dika.
“Makasih Dika, kamu udah nyadarin aku tentang kebahagiaan!” ucap Niza.
“Iya Niza, sama-sama!” tersenyum pada Niza.
Lalu Diana dan Yogi berdehem bebarengan.
“Apaan sih kalian?” jengkel Dika.
“Tau, tuh!” tambah Niza.
Diana dan Yogi langsung tertawa. Niza dan Dika pun ikut tertawa.

Contoh Cerpen Remaja Singkat Terbaik

Baca juga cerpen berikut :


Demikian cerpen remaja singkat yang diharapkan bisa memberikan suntikan energi positif bagi sahabat pembaca pecinta cerpen.


0 comments

Post a Comment